Anjuran Mengawali dengan Cumbu Rayu

Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Janganlah salah seorang dari kamu menyetubuhi istrinya seperti seekor binatang.

Hendaklah di antara keduanya ada pendahuluan.” “Apakah pendahuluan itu, ya Rosul?” tanya salah seorang sahabat. Rosululloh Saw bersabda, “Cumbu rayu.” (HR. Abu Mansur Ad Dailami)

Keterangan: Perasaan seorang wanita lebih peka dibandingkan dengan perasaan kaum laki-laki.

Apalagi terhadap perilaku suaminya sendiri. Itulah sebabnya, seorang istri dapat merasakan antara “belaian”

suaminya yang penuh nafsu dengan “belaian” penuh kasih sayang. Ia juga dapat membedakan,

antara “gerakan” suaminya demi kesenangan diri sendiri dan “gerakan” suami untuk menyenangkannya.

Dalam hal ini penulis hanya dapat menyarankan: Sayangilah ia sebagaimana kita menyayangi diri kita sendiri.

• Perlakukanlah ia sebagaimana perlakuan yang kita inginkan.• Penuhilah kebutuhannya sebagaimana kebutuhan kita in-

• gin dipenuhi. Untuk itu, haruslah didahului dengan cumbu rayu sampai ia benar-benar “siap”.

Tujuannya, agar ia tidak merasa terpaksa dan tersiksa. Bukankah saudara juga merasa tersiksa jika melakukannya secara terpaksa?