Boleh Menikah pada Hari Apa Saja

Nabi Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Tidak ada hari naRosululloh Saw bersabda, “Tidak ada hari na Saw bersabda,

“Tidak ada hari nahas (sial), tetapi keberuntungan itu kadang-kadang ada pada tiga hal. Yaitu: pada istri; pada kendaraan; dan pada rumah.” (HR. Ibnu Majah)

Keterangan: Ada dua hal yang ditegaskan dalam hadits tersebut:

a. Tidak ada hari yang nahas atau membawa sial. Jadi, saudara bebas menentukan hari pernikahan.

Dengan demikian, apabila setelah menikah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan hari pernikahan. Perlu penulis ingatkan,

jangan sekali-kali beranggapan bahwa ada hari tertentu yang membawa sial.

Sebab, itu berarti memberi peluang bagi setan untuk mewujudkan anggapan saudara.

Tujuan setan agar kita semakin memercayai tahayul-tahayul yang akhirnya dapat menggiring pada kemusyrikan.

b. Istri, kendaraan, atau rumah, kadang membawa keberuntungan bagi orang tertentu.

Karena itu, kita boleh mengatakan, misalnya, “sejak menikah, Alhamdulillah rejeki saya mengucur terus.

Insya Alloh istri saya membawa keberuntungan”, “Sejak menempati rumah ini, Alhamdulillah rezeki saya jadi membaik”,

“Sejak membeli kendaraan ini, Alhamdulillah uang terasa terus mengalir”.

Jadi, jika menceritakan segala kebaikan dan kenikmatan sertailah dengan ucapan bersyukur kepada Alloh SWT.

Sebab, segala kebaikan dan kenikmatan itu berasal dari-Nya.

Jika kita menyebut kebaikan tanpa menyertai dengan puji syukur kepada-Nya bisa musyrik.

Misalnya, “Sejak menempati rumah ini, rezeki saya jadi membaik.” Tanpa ucapan Alhamdulillah,

seakan rumah itulah yang mendatangkan rezeki bagi kita. Padahal,

segala sesuatu bisa mendatangkan kebaikan semata-mata atas kehendak Alloh SWT.