Istri Boleh Serahkan Jatah Giliran kepada Madunya

‘Aisyah ra. menceritakan bahwa tidak seorang pun yang ia sukai menjadi contoh teladan baginya selain Saudah binti Zam’ah, seorang wanita yang berpikiran tajam.

Sewaktu Saudah berangsur tua, kata ‘Aisyah, ia memberikan hari gilirannya di samping Rosu‘Aisyah, ia memberikan hari gilirannya di samping Rosu, ia memberikan hari gilirannya di samping RosuRosululloh Saw kepada ‘Aisyah.

“Ya Rosululloh,” kata Saudah. “Hari giliranku bersama engkau kuberikan kepada ‘Aisyah.” Oleh sebab itulah, hari giliran ‘Aisyah bersama Rosululloh Saw menjadi dua hari. Satu hari ialah gilirannya sendiri, sedangkan yang satu hari lagi gilirannya Saudah. (HR. Muslim)

Keterangan: Sebagai manusia adakalanya seorang istri merasa bosan pada suaminya.

Saat didera perasaan jenuh, biasanya ia tidak ingin diganggu. Dalam keadaan demikian,

ia boleh menyerahkan jatah gilirannya kepada madunya. Menanggapi penolakan istri semaMenanggapi penolakan istri semacam ini,

si suami harus bersikap dewasa. Jangan menganggapnya sebagai penolakan. Dan, jangan berprasangka buruk.

Misalnya, barangkali si istri sudah tidak cinta lagi. Atau bertanya-tanya: mungkinkah karena ada orang ketiga?

Ingat, prasangka buruk itu datangnya dari setan. Dan, jika diikuti bisa berkembang menjadi pertikaian.