Nabi Saw Memunyai Sembilan Istri

Ibnu Abbas ra. menuturkan, “Sewaktu Nabi Saw wafat, beliau meninggalkan sembilan orang istri.” (HR. Imam Nasa’i)

Keterangan: Kesembilan istri Nabi Muhammad Rosululloh Saw tersebut adalah: Siti ‘Aisyah ra., putri Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Dialah satu-• satunya wanita yang masih berstatus gadis ketika dinikahi oleh Nabi Saw. Ia terkenal cerdas dan kuat hafalannya.

Maka tidaklah mengherankan jika banyak sahabat yang menanyakan hukum-hukum Islam kepadanya.

Sedemikian hebat hafalan ‘Aisyah, hingga Nabi Saw pernah bersabda, “Ambillah sebagian dari (ilmu) agamamu

dari si wanita merah (panggilan sayang Nabi untuk ‘Aisyah).” Ia mendapat julukan wanita merah,

karena kulitnya kemerah-merahan. Siti Hafshoh ra. atau dikenal dengan nama Hafshoh binti • Umar bin Khotthob.

Ia seorang janda dari Khonis bin Hudzaifah Al-Anshory yang meninggal dalam perang Badar.

Muhammad Rosululloh Saw menikahinya: a) Karena rasa tanggung jawab, untuk melindungi dan menghiburnya setelah kehilangan suami

yang telah syahid ketika membela agama Alloh SWT. b) Karena kecintaan beliau pada Umar bin Khotthob, ayah Hafshoh.

Siti Saudah ra. atau dikenal dengan nama Saudah binti Zam’ah, • seorang janda dari Sukron bin Amr bin Abdi Syams.

Setelah memeluk Islam, Sukron turut berhijrah ke Habsyah, dan meninggal dunia ketika kembali ke Mekkah.

Sejak menjanda, ia hidup sebatang kara. Andai ia kembali kepada keluarganya, pastilah dipaksa kembali menjadi kair.

Itulah sebabnya, Nabi Saw menyelamatkan Saudah dengan menikahinya. Ketika dinikahi Nabi Saw, usia Saudah sudah 55 tahun

. Siti Shoiyyah ra. atau dikenal dengan nama Shoiyyah binti • Huyay bin Akhthob, seorang janda

dari Kinanah Ar-Robi’ bin Abi‘i Haqiq yang terbunuh dalam perang Khoibar. Ia teri Haqiq yang terbunuh dalam perang Khoibar.

Ia terHaqiq yang terbunuh dalam perang Khoibar. Ia termasuk tawanan orang muslim.

Kemudian Nabi Saw berjanji menikahinya jika ia masuk Islam. Shoiyah menerima tawaran tersebut,

dan Rosululloh Saw menepati janjinya. Siti Maimunah ra. atau dikenal dengan nama Maimunah binti • Al-Harits Al-Hilaliyah.

Istri terakhir Rosululloh Saw ini adalah seorang janda dari Aba Rohim bin Abdi ‘i ‘Izzi.

Nabi Saw menikahinya sebagai penghormatan bagi keluarganya yang telah saling tolong-menolong dengan beliau.

Siti Romlah ra. atau dikenal dengan nama Ummu Habibah • Romlah binti Abu Sufyan.



Ia seorang janda dari Ubaidillah binti Jahsyi bin Khuzaimah yang turut berhijrah ke Habsyah.

Hindun ra. atau dikenal dengan nama Ummu Salamah Hin-• dun binti Abi Umayyah,

seorang janda dari Abu Salamah bin Abdi ‘i Asad yang meninggal dalam perang Uhud.

Ia termasi Asad yang meninggal dalam perang Uhud. Ia termasAsad yang meninggal dalam perang Uhud.

Ia termasuk orang yang paling kuat iman dan jihadnya. Ketika Nabi Saw melamarnya,

ia berkata, “Aku wanita tua yang miskin, yang harus dinafkahi. Dan aku wanita yang sangat pencemburu.”

Lalu Nabi Saw bersabda, “Aku lebih tua darimu. Masalah nafkah kita serahkan kepada Alloh SWT.

Tentang kecemburuan aku berdoa kepada Alloh agar dihilangkan darimu.” Zainab ra.

atau dikenal dengan nama Zainab binti Jahsyi, se-• orang janda dari Zaid bin Haritsah.

Mereka bercerai karena suasana kehidupan rumah tangga yang semakin hari semakin memburuk.

Zainab memang keturunan orang-orang terhormat, sedangkan Zaid adalah seorang hamba sahaya

yang kemudian diangkat anak oleh Nabi sehingga memperoleh julukan Zaid bin Muhammad.

Juwariyah binti Al-Harits bin Abi Dhiror. Muhammad RosuRosu-• lulloh Saw menikahinya untuk melunakkan hati kaumnya

ke Saw menikahinya untuk melunakkan hati kaumnya kepada Islam. Sebab, Al-Harits bin Abi Dhiror adalah pemimpin Bani Mushtholik

yang pernah bersatu untuk membunuh Nabi Saw, namun kemudian berhasil ditaklukkan.

Dilihat dari latar belakang para istri Nabi Saw tersebut, menunjukkan bahwa pernikahan beliau semata-mata untuk dakwah Islam,

dan melunakkan hati kaum-kaum yang memusuhi Islam. Sebelum menikah dengan mereka,

Nabi Saw menikah dengan Siti Khodijah ra. dan melahirkan empat orang anak. Saat beristrikan Siti Khodijah,

beliau tidak pernah menikahi wanita lainnya sampai ia wafat. Setelah Siti Khodijah wafat,

Nabi Saw menikahi Siti Zainab yang dijuluki sebagai Ummul Masaakin (ibu orang-orang miskin).

Julukan tersebut diperolehnya karena perhatiannya yang sedemikian besar kepada orang-orang miskin.

Siti Zainab meninggal dunia dan meninggalkan seorang budak wanita berasal dari Mesir bernama Mariyah Al-Qibtiyah.

Pernikahan Rosululloh Saw dengan Mariyah Qibtiyyah dikarunia seorang anak bernama Ibrohim.