Orang Miskin Selalu Diremehkan

Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy ra. menceritakan, ada seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi Saw dan sahabatnya. Setelah orang itu berlalu, beliau bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki yang baru melintas itu?”

“Orang itu dari golongan bangsawan,” komentar sahabat. “Demi Alloh, orang itu sangat pantas diterima jika meminang. Apabila ia meminta sesuatu untuk orang lain pasti berhasil.” Muhammad Rosululloh Saw diam.

Tidak lama kemudian, lewatlah seorang laki-laki di hadapan mereka. Lalu beliau kembali bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki yang baru melintas itu?”

“Wahai Rosululloh, orang itu dari golongan umat Islam yang fakir,” komentar sahabat tersebut. “Apabila meminang, pantasnya ditolak. Jika meminta sesuatu untuk orang lain, pasti tidak berhasil.

Dan kalau bicara tidak akan didengar.” Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Orang (yang baru lewat) itu lebih baik dari sepenuh bumi orang yang pertama lewat tadi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Keterangan: Hampir setiap orang selalu menilai orang lain dari penampilan lahiriyahnya.

Jika ada orang yang secara lahiriyahnya tampan atau cantik, kulitnya putih bersih,

dan berpakaian mengesankan, sering kali kita nilai pasti orang yang baik. Akibatnya,

sering kali kita selalu memercayai omongannya, padahal semua yang dikatakannya kadang-kadang menjelek-jelekkan orang lain,

prasangka buruk belaka, atau bahkan adu domba. Sebaliknya, jika kita melihat orang yang kurus, kulitnya kusut,

rambutnya tidak tertata rapi, dan berbusana tidak layak, seketika meremehkannya.

Bahkan, tidak jarang kita langsung mencurigainya akan berbuat yang bukan-bukan.

Padahal, apa yang diucapkan oleh mereka adalah kejujuran dari hati yang dalam.

Lebih dari itu, tidak sedikit dari mereka yang mengutarakan untaian kalimat hikmah yang bertujuan sebagai pembelajaran.

Oleh karena itu, hendaklah jangan mudah tertipu oleh penampilan lahiriyah seseorang.

Meskipun orang yang kita hadapi adalah orang kaya, jika yang dikatakannya hanya prasangka atau aib orang lain, jauhilah.