Orang yang Berutang Wajib Membayar

Abdulloh bin Ka’ab bin Malik mendengar cerita dari bapaknya bahwa pada zaman Muhammad Rosululloh Saw, dia menagih utang kepada Ibnu Hadrod di dalam masjid.

Keduanya bersuara keras sehingga kedengaran oleh Nabi Saw yang ketika itu masih di dalam rumah. Lalu beliau keluar menemui keduanya. “Hai Ka’ab,” panggil beliau.

“Hamba ya Rosululloh,” jawab Ka’ab. Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya kepada Ka’ab supaya dia mengurangi piutangnya seperdua.

“Aku laksanakan, ya Rosululloh,” jawab Ka’ab. Lalu Rosululloh Saw bersabda kepada Hadrod, “Berdirilah, bayar utangmu kepadanya.” (HR. Muslim)

Keterangan: Hadits tersebut menyiratkan dua hal: Orang yang berpiutang (memberi utang) berhak menagih • kapan pun dan di mana pun.

Terkecuali jika di antara orang yang berutang dan berpiutang itu sudah ada kesepakatan jatuh tempo pembayaran utang.

Sebaiknya orang yang berpiutang memberikan kelonggaran • kepada orang yang berutang.

Misalnya, dengan memotong jumlah utangnya atau memberikan perpanjangan waktu pembayaran utang.

Orang yang berutang harus segera melunasi utangnya. Apabila ada kesepakatan jatuh tempo, harus berusaha melunasin ya tepat waktu.