Pemimpin yang Wajib Dipatuhi (2)

Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Dengarkan dan taatilah sekalipun orang yang memimpin kamu itu seorang hamba keturunan Habsyi,

selama ia melaksanakan Kitabulloh (Al-Qur’an) ‘Azza wa Jalla di tengah-tengah kamu.” (HR. Jama’ah, kecuali Bukhori dan Abu Dawud)

Keterangan: Hadits tersebut menegaskan bahwa siapa pun yang diangkat menjadi pemimpin selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits,

maka wajib kita patuhi. Jadi, kita dilarang untuk membangkang kepada seorang pemimpin

hanya karena orang yang terpilih menjadi pemimpin itu bukan dari golongan kita, atau bukan orang yang kita jagokan.

Pengertian patuh di sini berarti kita: Menerima peraturan yang ia tetapkan. • Menyetujui program-program yang ia canangkan,

dan bila • perlu memberikan koreksi atau kritik yang membangun. Memberikan dukungan dan mau bekerja sama

demi terealisasinya program-program tersebut. Tentu saja selama dalam pelaksanaannya program-pogram tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Ironisnya, yang terjadi dalam masyarakat kita selama ini sebaliknya.

Yakni, jika yang menjadi pemimpin bukan orang yang kita jagokan, kita berusaha merongrongnya.

Bila perlu mencari strategi untuk segera menggulingkannya. Sungguh perilaku tersebut tidak terpuji.

Terkecuali bila pemimpin yang terpilih itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik atau tidak adil,

sehingga malah menimbulkan mudhorot bagi masyarakat luas, maka kita wajib segera menggantinya.