Sholat Istisqo’ (Meminta Hujan) (2)

Ibnu Abbas ra. menerangkan, “Rosululloh Saw keluar dengan pakaian yang sederhana, sikap yang rendah diri, dan bertadhorru’ sampai ia mendatangi tempat sholat.

Lalu beliau menaiki mimbar tetapi tidak berkhotbah seperti khotbah kalian, melainkan hanya terus-menerus berdoa, bertadhorru’, dan bertakbir. Kemudian ia sholat dua rokaat sebagaimana sholatnya pada hari raya.” (HR. Ash-habus Sunan)

Keterangan: Syarat-syarat mengerjakan sholat Istisqo’: Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya

• bertobat dengan berpuasa dan meninggalkan segala macam kedzoliman serta menganjurkan beramal saleh.

Sebab, menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rezeki dan datangnya murka Alloh.

“Apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu Kami perbanyak orang-orang yang fasik,

disebabkan kefasikannyalah mereka disiksa. Lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya.” (QS. 17/Al-Isroo’: 16)

Pada hari keempat semua penduduk, termasuk orang yang • lemah dianjurkan pergi ke lapangan dengan pakaian sederhana

dan tanpa wangi-wangian untuk sholat Istisqo’. Usai sholat, diadakan khotbah dua kali.

Pada khotbah pertama hendaknya membaca istighfar 9x. Dan, pada khotbah kedua 7x.

Pelaksanaan khotbah Istisqo’ berbeda dengan khotbah lainnya, yakni: Khotib disunnahkan memakai selendang.

• Isi khotbah menganjurkan banyak beristighfar, dan berkeyak-• inan bahwa Alloh SWT akan mengabulkan permintaan mereka.

Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan setinggi-tinggi-• nya.

Saat berdoa pada khotbah kedua, khotib hendaknya meng-• hadap kiblat membelakangi makmumnya.