Waktu-waktu Sholat (2)

Sulaiman bin Buroidah ra. mendengar cerita dari bapaknya bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw tentang waktu-waktu sholat.“Sholatlah bersama-sama dengan kami dalam dua hari ini,” pinta Muhammad Rosululloh Saw.

Maka ketika matahari telah tergelincir, beliau meminta Bilal untuk adzan kemudian iqomat untuk sholat Dzuhur. Beberapa waktu kemudian disuruhnya Bilal iqomat untuk sholat Ashar, ketika itu matahari masih tinggi dan sinarnya masih terang.

Agak lama kemudian, disuruhnya Bilal iqomat untuk sholat Maghrib, saat matahari telah terbenam. Lalu disuruhnya pula Bilal iqomat untuk sholat Isya’, yaitu sewaktu mega merah telah hilang.

Lantas disuruhnya juga Bilal iqomat untuk sholat Subuh, sewaktu terbit fajar. Pada hari kedua, disuruhnya Bilal adzan dan iqomat untuk sholat Dzuhur agak telat dari hari kemarin, sehingga udara panas agak reda.

Setelah panas reda, barulah beliau sholat berjama’ah. Kemudian beliau sholat Ashar ketika matahari masih tinggi, tetapi agak terlambat dari kemarin.

Dan beliau sholat Maghrib sebehrib sebeib sebelum hilang mega merah. Lalu sholat Isya’ setelah lewat sepertiga malam. Dan sholat Subuh setelah langit agak bercahaya.

Lalu Muhammad Rosululloh Saw bersabda kepada para sahabat, “Ke manakah orang yang bertanya tentang waktu sholat?”

“Aku, ya Rosululloh,” jawab seorang laki-laki. “Waktu-waktu sholat adalah seperti yang telah engkau saksikan itu,” jelas Muhammad Rosululloh Saw. (HR. Muslim)

Keterangan: Hadits tersebut menyiratkan beberapa hal. Adakalanya mengajar seseorang itu tidak cukup hanya teori,

• tetapi harus disertai dengan praktik agar mudah mengingatpraktik agar mudah mengingat agar mudah mengingatnya.

Muhammad Rosululloh Saw pada hari kedua sengaja menun-• da waktu sholat, semata-mata untuk pengajaran.

Jadi, jika kita mengalami halangan yang tidak mungkin kita selesaikan, kita masih bisa memundurkan waktu sholat.

Jika sebelum sholat Isya’ kita sudah tidak dapat menahan kan-• tuk lagi, maka sebaiknya kita tidur dahulu.

Karena sholat Isya’ itu bisa dilakukan lewat tengah malam. Mungkin dengan istirahat dahulu

pikiran kita lebih segar, dan hati kita lebih tenang ketika menghadap Alloh SWT.