Menyerukan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ قَبْلَ أَنْ تَدْعُوا فَلَا يُسْتَجَابَ لَكُمْ

3251-4075. Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Serukanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian berdoa hingga menjadikan doa kalian tidak dikabulkan."

Hasan: At-Ta'liq Ar-Raghib (3/172), Ar-Rad 'Ala Baliq (321).

عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ قَالَ قَامَ أَبُو بَكْرٍ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تَقْرَءُونَ هَذِهِ الْآيَةَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ } وَإِنَّا سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الْمُنْكَرَ لَا يُغَيِّرُونَهُ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمْ اللَّهُ بِعِقَابِهِ قَالَ أَبُو أُسَامَةَ مَرَّةً أُخْرَى فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

3252-4076. Dari Qais bin Abu Hazim, ia berkata, "Abu Bakar RA berdiri, lalu ia bertahmid dan memuji Allah, seraya berkata, 'Wahai manusia sekalian, sesungguhnya kalian pernah membaca firman Allah,

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu jika kamu telah mendapat petunjuk." (Qs. Al Maa'idah [5]: 105) Dan sesungguhnya kami

pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia jika melihat kemungkaran kemudian mereka tidak merubahnya, maka Allah nyaris akan meratai mereka dengan adzab-Nya'."

Shahih: Al Misykah (5142), Takhrij Ahadits Al Mukhtarah (54-58), Ash-Shahihah(1564).

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ خَطِيبًا فَكَانَ فِيمَا قَالَ أَلَا لَا يَمْنَعَنَّ رَجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُولَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ قَالَ فَبَكَى أَبُو سَعِيدٍ وَقَالَ قَدْ وَاللَّهِ رَأَيْنَا أَشْيَاءَ فَهِبْنَا

3253-4079. Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW pernah berkhutbah, dan dalam khutbahnya beliau bersabda, "Ingat! Janganlah kewenangan manusia itu mencegah seseorang

untuk mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya." Perawi berkata, "Abu Sa'id menangis, seraya berkata, 'Demi Allah, sungguh kami telah melihat banyak hal, (namun) kami takut'."

Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir (1001), Ash-Shahihah (168).

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي هُمْ أَعَزُّ مِنْهُمْ وَأَمْنَعُ لَا يُغَيِّرُونَ إِلَّا عَمَّهُمْ اللَّهُ بِعِقَابٍ

3254-4081. Dari Jarir, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah sebuah kaum yang memberlakukan (aturan mu'amalah) di antara mereka dengan cara maksiat —sedang mereka sangat berkuasa

dan berwenang dari kaum itu— melainkan Allah akan meratai mereka dengan adzab." Hasan At-Ta'liq Ar-Raghib (3/170).

عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَمَّا رَجَعَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُهَاجِرَةُ الْبَحْرِ قَالَ أَلَا تُحَدِّثُونِي بِأَعَاجِيبِ مَا رَأَيْتُمْ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ قَالَ فِتْيَةٌ مِنْهُمْ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ بَيْنَا نَحْنُ جُلُوسٌ مَرَّتْ بِنَا عَجُوزٌ مِنْ عَجَائِزِ رَهَابِينِهِمْ تَحْمِلُ عَلَى رَأْسِهَا قُلَّةً مِنْ مَاءٍ فَمَرَّتْ بِفَتًى مِنْهُمْ فَجَعَلَ إِحْدَى يَدَيْهِ بَيْنَ كَتِفَيْهَا ثُمَّ دَفَعَهَا فَخَرَّتْ عَلَى رُكْبَتَيْهَا فَانْكَسَرَتْ قُلَّتُهَا فَلَمَّا ارْتَفَعَتْ الْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَقَالَتْ سَوْفَ تَعْلَمُ يَا غُدَرُ إِذَا وَضَعَ اللَّهُ الْكُرْسِيَّ وَجَمَعَ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ وَتَكَلَّمَتْ الْأَيْدِي وَالْأَرْجُلُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ فَسَوْفَ تَعْلَمُ كَيْفَ أَمْرِي وَأَمْرُكَ عِنْدَهُ غَدًا قَالَ يَقُولُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَتْ صَدَقَتْ كَيْفَ يُقَدِّسُ اللَّهُ أُمَّةً لَا يُؤْخَذُ لِضَعِيفِهِمْ مِنْ شَدِيدِهِمْ

3255-4082. Dari Jabir RA, ia berkata, "Ketika orang-orang yang berhijrah menyeberangi lautan kembali kepada Rasulullah SAW, beliau pun bersabda, 'Maukah kalian menceritakan kepadaku tentang sesuatu

yang mengagumkan dari apa yang telah kalian lihat di Habasyah?' Sekelompok dari mereka menjawab, "Baik, wahai Rasulullah. Ketika kami sedang duduk-duduk, lewatlah seorang wanita tua

dari birawati mereka yang membawa kendi air di atas kepalanya. Kemudian wanita itu melewati seorang pemuda dari kaumnya, hingga pemuda itu meletakkan salah satu tangannya di pundak wanita tersebut,

lalu pemuda itu mendorongnya hingga jatuh dan kendinya pun pecah. Ketika wanita itu berdiri, ia melihat kepada pemuda tersebut, seraya berkata, "Suatu saat kelak kamu akan mengetahui, wahai pengkhianat!

Saat Allah meletakkan kursi-Nya dan mengumpulan orang-orang terdahulu dan orang-orang akhir zaman. Saat tangan dan kaki-kaki berbicara dari apa yang telah dilakukan. Maka saat itu kamu akan

mengetahui bagaimana masalahku dengan kamu disisi-Nya'." Jabir berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wanita itu benar, wanita itu benar. Bagaimana Allah akan memberkati suatu umat di mana

yang lemah tidak dibela oleh yang kuat'?" Hasan: Mukhtashar Al 'Uluw (46/59).

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

3256-4083. Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sebaik-baik jihad (fi sabilillah) adalah kalimat keadilan (mengungkapkan kebenaran) kepada penguasa yang lalim."

Shahih: Al Misykah (3705 dan 3706), Ar-Raudh An-Nadhir (909), Ash-Shahihah (491).

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ عَرَضَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ عِنْدَ الْجَمْرَةِ الْأُولَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ فَسَكَتَ عَنْهُ فَلَمَّا رَأَى الْجَمْرَةَ الثَّانِيَةَ سَأَلَهُ فَسَكَتَ عَنْهُ فَلَمَّا رَمَى جَمْرَةَ الْعَقَبَةِ وَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ لِيَرْكَبَ قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ قَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ ذِي سُلْطَانٍ جَائِرٍ

3257-4084. Dari Abu Umamah, ia berkala, "Seorang lelaki mencegat Rasulullah SAW ketika berada di jumrah pertama. ia berkata, 'Wahai Rasulullah. jihad apakah yang paling utama?'

Beliau diam tidak menjawabnya. Ketika ia melihat beliau di jumrah kedua, ia pun kembali bertanya, namun beliau kembali diam tidak menjawab. Ketika beliau SAW melontar jumrah 'Aqabah,

beliau meletakkan kakinya pada batang kayu yang ditancapkan di tanah untuk berdiri, lalu beliau bersabda, 'Di mana orang yang tadi bertanya?' Ia menjawab. 'Aku, wahai Rasulullah.' Beliau lantas bersabda, '

(Jihad yang paling utama adalah) kalimat kebenaran (mengungkapkan kebenaran) terhadap penguasa yang lalim'." Hasan Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir (909), Ash-Shahihah (491).

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ أَخْرَجَ مَرْوَانُ الْمِنْبَرَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَبَدَأَ بِالْخُطْبَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَقَالَ رَجُلٌ يَا مَرْوَانُ خَالَفْتَ السُّنَّةَ أَخْرَجْتَ الْمِنْبَرَ فِي هَذَا الْيَوْمِ وَلَمْ يَكُنْ يُخْرَجُ وَبَدَأْتَ بِالْخُطْبَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ وَلَمْ يَكُنْ يُبْدَأُ بِهَا فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

3258-4085. Dari Abu Sa'id Al Khudri RA. Ia berkata, "Marwan pernah mengeluarkan mimbar saat (shalat) 'Id, kemudian ia mengawalinya dengan khutbah sebelum shalat, hingga seorang lelaki berkata,

'Wahai Marwan, kamu telah menyalahi Sunnah (Nabi SAW). Kamu telah mengeluarkan mimbar, sedangkan (dalam Sunnah Nabi) mimbar tidak dikeluarkan. Dan kamu memulainya dengan khutbah sebelum shalat,

sedangkan (Sunnah Nabi) bukan diawali dengan khutbah.!' Kemudian Abu Sa'id berkata, "Adapun hal ini telah ditentukan hukumnya. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,

'Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran dan ia mampu untuk merubah dengan tangannya (kekuasaan), hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu (merubah dengan tangan),

hendaklah (ia merubahnya) dengan lisan (memberi nasihat). Kemudian jika ia tidak mampu (merubah dengan lisan), maka hendaklah (ia merubahnya) dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman'."

Shahih: Hadits ini telah disebutkan berulang-ulang.