Orang yang Shalat Tidak Menghadap Kiblat Sementara Dia Tidak Mengetahui (Menyadari)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَتَغَيَّمَتْ السَّمَاءُ وَأَشْكَلَتْ عَلَيْنَا الْقِبْلَةُ فَصَلَّيْنَا وَأَعْلَمْنَا فَلَمَّا طَلَعَتْ الشَّمْسُ إِذَا نَحْنُ قَدْ صَلَّيْنَا لِغَيْرِ الْقِبْلَةِ فَذَكَرْنَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْزَلَ اللَّه { فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ }

842-1029. Dari Rabi'ah, ia berkata, "Kami bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan, sementara langit mendung dan menyulitkan kami untuk mengetahui arah kiblat, maka kami shalat dan meletakkan tanda arah kiblat.

Lalu ketika matahari terbit, kami mengetahui bahwa kami telah shalat bukan dengan menghadap kiblat. Kemudian kami menceritakan itu kepada Nabi SAW, maka Allah menurunkan ayat, 'Ke mana saja kalian menghadap, maka di situ wajah Allah '. "

(Qs. Al Baqarah(2): 115) Hasan: Al Irwa' (291), Shifat Ash-Shalat.