Waktu yang Paling Utama di Malam Hari

عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْلَمَ مَعَكَ قَالَ حُرٌّ وَعَبْدٌ قُلْتُ هَلْ مِنْ سَاعَةٍ أَقْرَبُ إِلَى اللَّهِ مِنْ أُخْرَى قَالَ نَعَمْ جَوْفُ اللَّيْلِ الْأَوْسَطُ

1130-1382. Dari Amr bin Abasah, dia berkata, "Aku mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya, 'Wahai Rasulullah! Siapa yang telah masuk Islam bersama Engkau?' Beliau menjawab, 'Orang yang merdeka dan budak'

Aku bertanya, 'Apakah ada waktu yang paling dekat dengan Allah dari waktu-waktu yang lain?' Beliau menjawab, ' Ya, pertengahan malum yang paling tengah'."

Shahih, Kecuali kalimat "Al Ausath " (yang paling tengah) telah terdapat tambahan pada matannya sebagaimana tertera pada no. 1265.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَيُحْيِي آخِرَهُ

1131-1383. Dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW tidur di awal malam dan beliau menghidupkan akhir malamnya." Shahih, Lihat hadits yang terdahulu pada nomor 1156. Muttafaq alaih.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ كُلَّ لَيْلَةٍ فَيَقُولُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَلِذَلِكَ كَانُوا يَسْتَحِبُّونَ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ عَلَى أَوَّلِهِ

1132-1384. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Tuhan kita Sang Pemberi berkah dan Maha Tinggi akan turun di sepertiga malam yang akhir, di setiap malam,

kemudian Dia berfirman, 'Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan. Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku akan ampuni.

Sampai menjelang datangnya fajar''." Karena itu mereka menyukai shalat di akhir malam daripada di awalnya. Shahih. Al Irwa (450). Shahih Abu Daud (1188). Adz-Dzillah (492-503), Muttafaq alaih.

عَنْ رِفَاعَةَ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُمْهِلُ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ مِنْ اللَّيْلِ نِصْفُهُ أَوْ ثُلُثَاهُ قَالَ لَا يَسْأَلَنَّ عِبَادِي غَيْرِي مَنْ يَدْعُنِي أَسْتَجِبْ لَهُ مَنْ يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي أَغْفِرْ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

1133-1385. Dari Rifa'ah Al Juhani, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya Allah menangguhkan (doa) sampai setengah atau sepertiga malam berlalu; Allah berfirman, 'Janganlah hamba-Ku meminta kepada selain Aku.

Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan; Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan berikan kepadanya; Barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku,

maka Aku akan mengampuninya, sampai terbitnya fajar." Shahih, Al Irwa' (2/198).