Puasa Hari Senin dan Kamis

عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ الْغَازِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ عَنْ صِيَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

1425-1766. Dari Rabi'ah bin Al Ghaz, bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang puasa Rasulullah SAW, ia menjawab,

"Beliau selalu melakukan puasa hari Senin dan Kamis." Shahih: Al Irwa' (4/105-106), At-Ta'liq Ala Ibni Khuzaimah (2116), Mukhtashar Asy-Syama'il (258).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسَ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسَ فَقَالَ إِنَّ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسَ يَغْفِرُ اللَّهُ فِيهِمَا لِكُلِّ مُسْلِمٍ إِلَّا مُهْتَجِرَيْنِ يَقُولُ دَعْهُمَا حَتَّى يَصْطَلِحَا

1426-1767. Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW selalu puasa hari Senin dan Kamis, lalu ditanyakan: wahai Rasulullah sesungguhnya engkau selalu berpuasa Senin dan Kamis!.

Beliau menjawab, 'Sesungguhnya hari Senin dan Kamis adalah dua hari dimana Allah mengampuni setiap muslim, kecuali dua orang yang saling bertengkar,

Allah berfirman, 'Tinggalkan keduanya hingga keduanya berdamai'." Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (2/84-85). Muslim meriwayatkan pada redaksi alinea kedua.