Seorang Istri yang Berpuasa Tanpa Izin dari Suaminya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَصُومُ الْمَرْأَةُ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ يَوْمًا مِنْ غَيْرِ شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَّا بِإِذْنِهِ

1437-1788. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Seorang istri tidak boleh berpuasa —sementara suaminya ada bersamanya— di selain bulan Ramadhan,

melainkan dengan izin suaminya." Shahih: Al Irwa (2004), Al Adab (177), Shahih Abi Daud (2121). Muttafaq 'Alaih, dalam riwayat keduanya tidak menyebutkan lafadzh "Ramadhan".

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النِّسَاءَ أَنْ يَصُمْنَ إِلَّا بِإِذْنِ أَزْوَاجِهِنَّ

1438-1789. Dari Abu Sa'id, dia berkata, "Rasulullah SAW melarang para istri berpuasa kecuali dengan izin suami." Shahih: Al Irwa' (7/64-65).