Wanita yang Melakukan Khulu' Mengambil Apa yang Diberikan Suami Kepadanya

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ جَمِيلَةَ بِنْتَ سَلُولَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ وَاللَّهِ مَا أَعْتِبُ عَلَى ثَابِتٍ فِي دِينٍ وَلَا خُلُقٍ وَلَكِنِّي أَكْرَهُ الْكُفْرَ فِي الْإِسْلَامِ لَا أُطِيقُهُ بُغْضًا فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَرُدِّينَ عَلَيْهِ حَدِيقَتَهُ قَالَتْ نَعَمْ فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَأْخُذَ مِنْهَا حَدِيقَتَهُ وَلَا يَزْدَادَ

1686-2086. Dari Ibnu Abbas, Bahwasanya Jamilah binti Salul mendatangi Nabi SAW dan berkata, "Demi Allah! Aku tidak menyalahkannya pada sesuatu yang telah tetap dalam

hal agama ataupun akhlak, akan tetapi aku membenci (perilaku) kekufuran dalam Islam, aku tidak dapat menahan kebencian."

Maka Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kau mau mengembalikan kebunnya?" ia menjawab, "Ya." Maka Rasulullah SAW menyuruhnya (suaminya)

agar mengambil kebunnya darinya dan tidak melebihkan. Shahih: Al Irwa' (2036), dan Shahih Abu Daud (1929): Bukhari yang serupa dengannya.