Pakaian yang Boleh Dipakai oleh Orang Berihram

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنْ الثِّيَابِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَلْبَسُ الْقُمُصَ وَلَا الْعَمَائِمَ وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ وَلَا الْبَرَانِسَ وَلَا الْخِفَافَ إِلَّا أَنْ لَا يَجِدَ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ وَلَا تَلْبَسُوا مِنْ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ أَوْ الْوَرْسُ

2387-2982. Dari Abdullah bin Umar RA, bahwa seorang lelaki bertanya kepada Nabi SAW, "Pakaian apakah yang boleh dikenakan oleh orang yang sedang berihram?" Rasulullah SAW menjawab.

"Tidak boleh memakai baju, penutup kepala, celana, mantel yang bertudung kepala dan sepatu tinggi, kecuali jika ia tidak mendapatkan sepasang sendal, maka ia boleh memakai sepatu tinggi tapi

hendaknya ia memotong keduanya lebih rendah dari dua mata kaki. Dan jangan memakai pakaian yang telah dilumuri za'faran atau wars . Shahih: Al Irwa (1012), Shahih Abu Daud (1600-1603),

Al Hajj Al Kabir. Muttafaq 'Alaih.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَلْبَسَ الْمُحْرِمُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا بِوَرْسٍ أَوْ زَعْفَرَانٍ

2388-2983. Dari Abdullah bin Umar RA, bahwa ia berkata, "Rasulullah SAW telah melarang orang yang berihram memakai pakaian yang telah dilumuri wars atau za'faran." Shahih: Al Irwa' (4/193),

Al Hajj Al Kabir. Muttafaq 'Alaih.