Haji Tamattu' (Mendahulukan Umrah daripada Haji)

حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَهُوَ بِالْعَقِيقِ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي فَقَالَ صَلِّ فِي هَذَا الْوَادِي الْمُبَارَكِ وَقُلْ عُمْرَةٌ فِي حَجَّةٍ

2428-3031. Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda ketika berada di 'Aqiq, 'Utusan dari Tuhanku mendatangiku, seraya berkata,

'Shalatlah kamu di lembah yang diberkahi ini, dan katakan, 'Umrah dalam haji'. " Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (2/147), Shahih Abu Daud (1579), Al Hajj Al Kabir (10/1). Bukhari.

عَنْ سُرَاقَةَ بْنِ جُعْشُمٍ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا فِي هَذَا الْوَادِي فَقَالَ أَلَا إِنَّ الْعُمْرَةَ قَدْ دَخَلَتْ فِي الْحَجِّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

2429-3032. Dari Suraqah bin Ju'syum, ia berkata, "Rasulullah SAW bangkit untuk berkhutbah di lembah yang diberkahi ini, seraya bersabda, "Ingatlah bahwa haji Tamattu' (telah disyari'atkan)

hingga hari Kiamat." Shahih: Shahih Abu Daud (1577), Hajjat An-Nabi SAW(6\), Al Hajj Al Kabir. Muslim dengan ungkapan ringkas.

عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قَالَ قَالَ لِي عِمْرَانُ بْنُ الْحُصَيْنِ إِنِّي أُحَدِّثُكَ حَدِيثًا لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَنْفَعَكَ بِهِ بَعْدَ الْيَوْمِ اعْلَمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ اعْتَمَرَ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِهِ فِي الْعَشْرِ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ فَلَمْ يَنْهَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَنْزِلْ نَسْخُهُ قَالَ فِي ذَلِكَ بَعْدُ رَجُلٌ بِرَأْيِهِ مَا شَاءَ أَنْ يَقُولَ

2430-3033. Dari Mutharrif bin Abdullah bin Asy-Syikhkhir, ia berkata, "Imran bin Al Hushain berkata kepadaku, 'Akan kusampaikan sebuah hadits kepadamu, semoga akan memberimu manfaat setelah hari ini.

Ketahuilah bahwa sekelompok keluarga Rasulullah SAW telah melakukan umrah pada sepuluh Dzulhijjah, sedangkan beliau SAW tidak melarangnya dan tidak pula turun (nash) yang me-nasakh-nya.

Dan seseorang (biasanya) akan berpendapat sesuka hatinya dalam masalah ini." Shahih: Ash-Shahihah (1959). Muslim.

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ أَنَّهُ كَانَ يُفْتِي بِالْمُتْعَةِ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ رُوَيْدَكَ بَعْضَ فُتْيَاكَ فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ فِي النُّسُكِ بَعْدَكَ حَتَّى لَقِيتُهُ بَعْدُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ عُمَرُ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَهُ وَأَصْحَابُهُ وَلَكِنِّي كَرِهْتُ أَنْ يَظَلُّوا بِهِنَّ مُعْرِسِينَ تَحْتَ الْأَرَاكِ ثُمَّ يَرُوحُونَ بِالْحَجِّ تَقْطُرُ رُءُوسُهُمْ

2431-3034. Dari Abu Musa Al Asy'ari RA, bahwa ia pernah memfatwakan untuk melaksanakan haji Tamattu', lantas seorang lelaki berkata kepadanya, "Tahan dulu fatwamu itu,

karena kamu tidak tahu apa yang diperbaharui oleh Amirul Mukminin setelahmu dalam masalah pelaksanaan haji." (Abu Musa berkata), "Sampai suatu ketika aku menemui Amirul Mukminin,

maka kutanyakan kepadanya. Maka Umar berkata, 'Aku tahu bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat beliau telah mengerjakannya. Namun aku tidak suka (jika) orang-orang nanti bernaung

di bawahnya beristirahat di bawah pohon Ark (siwak), kemudian berangkat melaksanakan haji dan kepala mereka terbentur dengan keras." (Shahih)