Pembicaraan Sulaiman Dengan Burung Hud Hud

Surat An-Naml : 20

وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ

wa tafaqqodath-thoiro fa qoola maa liya laaa arol-hudhuda am kaana minal-ghooo`ibiin

ARTI

Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, "Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?

Surat An-Naml : 21

لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ

la`u'ażżibannahuu 'ażaaban syadiidan au la`ażbaḥannahuuu au laya`tiyannii bisulthoonim mubiin

ARTI

Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas."

Surat An-Naml : 22

فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ

fa makaṡa ghoiro ba'iidin fa qoola aḥathtu bimaa lam tuḥith bihii wa ji`tuka min saba`im binaba`iy yaqiin

ARTI

Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, "Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba' membawa suatu berita yang meyakinkan.

Surat An-Naml : 23

إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ

innii wajattumro`atan tamlikuhum wa uutiyat ming kulli syai`iu wa lahaa 'arsyun 'azhiim

ARTI

Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.

Surat An-Naml : 24

وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ

wajattuhaa wa qoumahaa yasjuduuna lisy-syamsi min duunillaahi wa zayyana lahumusy-syaithoonu a'maalahum fa shoddahum 'anis-sabiili fa hum laa yahtaduun

ARTI

Aku (burung Hud-hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah, dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk,

Surat An-Naml : 25

أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ

allaa yasjuduu lillaahillażii yukhrijul-khob`a fis-samaawaati wal-ardhi wa ya'lamu maa tukhfuuna wa maa tu'linuun

ARTI

mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan.

Surat An-Naml : 26

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ۩

allohu laaa ilaaha illaa huwa robbul-'arsyil-'azhiim

ARTI

Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang agung."

Surat An-Naml : 27

قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

qoola sananzhuru a shodaqta am kunta minal-kaażibiin

ARTI

Dia (Sulaiman) berkata, "Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta.

Surat An-Naml : 28

اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ

iż-hab bikitaabii haażaa fa alqih ilaihim ṡumma tawalla 'an-hum fanzhur maażaa yarji'uun

ARTI

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."

Surat An-Naml : 29

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ

qoolat yaaa ayyuhal-mala`u inniii ulqiya ilayya kitaabung kariim

ARTI

Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia."

Surat An-Naml : 30

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

innahuu min sulaimaana wa innahuu bismillaahir-roḥmaanir-roḥiim

ARTI

Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Surat An-Naml : 31

أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

allaa ta'luu 'alayya wa`tuunii muslimiin

ARTI

janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.

Surat An-Naml : 32

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ

qoolat yaaa ayyuhal-mala`u aftuunii fiii amrii, maa kuntu qoothi'atan amron ḥattaa tasy-haduun

ARTI

Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku)."

Surat An-Naml : 33

قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ

qooluu naḥnu uluu quwwatiw wa uluu ba`sin syadiidiw wal-amru ilaiki fanzhurii maażaa ta`muriin

ARTI

Mereka menjawab, "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan."

Surat An-Naml : 34

قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ

qoolat innal-muluuka iżaa dakholuu qoryatan afsaduuhaa wa ja'aluuu a'izzata ahlihaaa ażillah, wa każaalika yaf'aluun

ARTI

Dia (Balqis) berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian yang akan mereka perbuat.

Surat An-Naml : 35

وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ

wa innii mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa naazhirotum bima yarji'ul-mursaluun

ARTI

Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu."

Surat An-Naml : 36

فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ

fa lammaa jaaa`a sulaimaana qoola a tumidduunani bimaalin fa maaa aataaniyallohu khoirum mimmaaa aataakum, bal antum bihadiyyatikum tafroḥuun

ARTI

Maka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, "Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Surat An-Naml : 37

ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ

irji' ilaihim falana`tiyannahum bijunuudil laa qibala lahum bihaa wa lanukhrijannahum min-haaa ażillataw wa hum shooghiruun

ARTI

Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba') secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina."

Surat An-Naml : 38

قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

qoola yaaa ayyuhal-mala`u ayyukum ya`tiinii bi'arsyihaa qobla ay ya`tuunii muslimiin

ARTI

Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?"

Surat An-Naml : 39

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

qoola 'ifriitum minal-jinni ana aatiika bihii qobla an taquuma mim maqoomik, wa innii 'alaihi laqowiyyun amiin

ARTI

'Ifrit dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu, dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya."

Surat An-Naml : 40

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

qoolallażii 'indahuu 'ilmum minal-kitaabi ana aatiika bihii qobla ay yartadda ilaika thorfuk, fa lammaa ro`aahu mustaqirron 'indahuu qoola haażaa min fadhli robbii, liyabluwaniii a asykuru am akfur, wa man syakaro fa innamaa yasykuru linafsih, wa mang kafaro fa inna robbii ghoniyyung kariim

ARTI

Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia."

Surat An-Naml : 41

قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ

qoola nakkiruu lahaa 'arsyahaa nanzhur a tahtadiii am takuunu minallażiina laa yahtaduun

ARTI

Dia (Sulaiman) berkata, "Ubahlah untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah dia (Balqis) mengenal, atau tidak mengenalnya lagi."

Surat An-Naml : 42

فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ ۚ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ

fa lammaa jaaa`at qiila a haakażaa 'arsyuk, qoolat ka`annahuu huw, wa uutiinal-'ilma ming qoblihaa wa kunnaa muslimiin

ARTI

Maka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), "Serupa inikah singgasanamu?" Dia (Balqis) menjawab, "Seakan-akan itulah dia." (Dan dia Balqis berkata), "Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Surat An-Naml : 43

وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ

wa shoddahaa maa kaanat ta'budu min duunillaah, innahaa kaanat ming qouming kaafiriin

ARTI

Dan kebiasaannya menyembah selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), sesungguhnya dia (Balqis) dahulu termasuk orang-orang kafir.

Surat An-Naml : 44

قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

qiila lahadkhulish-shor-ḥ, fa lammaa ro`at-hu ḥasibat-hu lujjataw wa kasyafat 'an saaqoihaa, qoola innahuu shor-ḥum mumarrodum ming qowaariir, qoolat robbi innii zholamtu nafsii wa aslamtu ma'a sulaimaana lillaahi robbil-'aalamiin

ARTI

Dikatakan kepadanya (Balqis), "Masuklah ke dalam istana." Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, "Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca." Dia (Balqis) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam."