Anjuran Menikahi Wanita Karena Agamanya (1)
Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Jangan engkau nikahi wanita karena kecantikannya, karena ia hanya akan sibuk mengurus kecantikannya. Jangan pula engkau nikahi karena hartanya,
karena harta kekayaannya membuatnya beringas dan kejam kepadamu.Tapi nikahilah wanita karena agamanya, atau juga budak wanita yang memiliki agama.” (HR. Abid bin Hamid)
Keterangan:Hadits di atas menyuratkan dua larangan dan satu anjuran. Mengapa?
Berikut ini penulis uraikan alasan-alasannya yang sangat logis.
• Kita dilarang menikahi wanita karena kecantikannya
Banyak wanita yang hanya mengandalkan kecantikannya
untuk memperoleh jodoh. Laki-laki yang menikahi wanita
semacam itu tentunya mereka yang hanya memuja kecantikan.
jalan berdua. Selain itu, tentulah membanggakan jika menghadiri
undangan atau pesta, istrinya menjadi pusat perhatian.
Wanita yang menyadari bahwa ia mendapatkan suami
dan diperlakukan dengan baik karena kecantikannya, maka
setelah menjadi istri ia akan sibuk berusaha agar tetap
tampil cantik. Tujuannya agar sang suami tetap memperlakukannya
dengan baik dan tidak berpaling ke wanita lain.
Dengan demikian, urusan lain yang lebih penting akan
terabaikan. Misalnya, bagaimana cara mengatur rumah agar terasa nyaman.
Bagaimana merawat anak dengan baik, agar
mereka tumbuh sehat, pintar, dan berbudi baik.
• Kita dilarang menikahi wanita karena hartanya
Memang ada laki-laki yang sengaja menikahi wanita karena
hartanya. Alasan laki-laki semacam itu bermacam-macam.
Pertama, karena mereka tidak yakin dengan kemampuannya
mencari nafkah. Sehingga ia percaya dengan menikahi
wanita kaya ia akan mendapatkan modal untuk berusaha.
Kedua, karena mereka sebenarnya pemalas. Apa pun alasannya,
laki-laki yang menikahi wanita kaya pada umumnya
tidak bahagia, meskipun mereka hidup sejahtera. Sebab,
istri yang lebih kaya dari suaminya dan tanpa didasari agama
umumnya bertindak semena-mena.
• Anjuran menikahi wanita karena agamanya
Sungguh, hanya wanita beragama (yang memahami dan
menjalankan syariat Islam) yang dapat membahagiakan. Sebab
mereka mengerti hak dan kewajibannya. Mereka senantiasa
bersyukur apabila mendapat nikmat. Sebaliknya, mereka
bersabar jika mendapatkan ujian. Mereka juga senantiasa
mendekatkan diri kepada Alloh SWT, dan ini yang menjadi
penyebab terbukanya pintu rahmat bagi keluarga tersebut.