Ceramah Usai Sholat Wajib (2)
Mundzir bin Jabir ra. mendengar cerita dari bapaknya (Jabir ra.) suatu hari ketika mereka (para sahabat) berada di dekat Rosululloh Saw datanglah serombongan orang tanpa sepatu dan berpakaian selembar kain yang diselimutkan ke badan mereka sambil menyandang pedang.
Kebanyakan dari mereka, atau bahkan seluruhnya, berasal dari suku Mudhor. Ketika melihat mereka, wajah Muhammad Rosululloh Saw berubah karena terharu menyaksikan kemiskinan mereka.
Beliau masuk ke rumah,
dan tidak berapa lama kemudian keluar. Lalu beliau perintahkan Bilal mengumandangkan adzan, sejenak kemudian iqomat.
Usai sholat berjama’ah, berliau berpidato membacakan irman Alloh SWT, “Hai manusia, tawakkallah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dari satu diri,
dan daripadanya Alloh menciptakan istrinya, kemudian dari keduanya (suami-istri itu) Alloh mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan menyebut namaNya kamu saling meminta satu sama yang lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi, sesungguhnya Alloh selalu mengawasi kamu.” (QS. 4/An-Nisaa’: 1)
“Hai orang-orang yang beriman, takwalah kamu kepada Alloh, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 59/Al Hasyr: 18) Mendengar ceramah Nabi Saw tersebut, serta merta seorang sahabat menyedekahkan uangnya, pakaiannya, segantang gandum,
dan segantang kurma, sehingga Nabi Saw bersabda, “Sekalipun sebelah buah kurma.” Maka datanglah pula seorang laki-laki dari kalangan Anshor membawa sebuah kantong yang hampir tak tergenggam oleh tangannya, bahkan tidak terangkat.
Demikianlah, akhirnya orang-orang lain mengikuti pula memberikan sedekah mereka sampai kelihatan oleh bapak Mundzir sudah terkumpul dua tumpuk makanan dan pakaian.
Juga kelihatan olehnya wajah Muhammad Rosululloh Saw jadi cemerlang bagaikan disepuh emas
(karena sedemikian bahagianya imbauan beliau agar para sahabat bersedekah untuk rombongan suku Mudhor yang miskin terealisasi).
Kemudian Rosululloh Saw bersabda, “Barangsiapa mengerjakan baik dalam Islam, maka ia memperoleh pahala ditambah pahalanya orang yang mencontoh perbuatannya itu, tanpa mengurangi pahala mereka masing-masing.
Dan siapa yang melakukan pekerjaan jahat, maka ia akan mendapat dosanya ditambah dengan dosa orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya itu, tanpa mengurangi dosa masing-masing.” (HR. Muslim)
Keterangan: Ceramah usai sholat wajib yang saat ini dikenal dengan berbagai istilah, antara lain Kultum (kuliah tujuh menit),
adalah hal yang biasa dilakukan pada zaman Rosululloh Saw. Jadi, sunnah bagi kita mengikutinya.
Meskipun kedua hadits di atas hanya mencontohkan ceramah itu dilakukan usai sholat Subuh dan Dzuhur,
tetapi tidak apa-apa kita melakukannya usai sholat Isya’ atau sebelum sholat Tarawih.
Dengan demikian, orang yang melarang kita mengadakan ceramah usai sholat wajib,
apalagi itu dalam bulan Romadhon saat kita dianjurkan melakukan banyak kegiatan yang baik,
berarti orang tersebut tidak pernah mempelajari hadits secara lengkap. Dalam hadits yang terakhir juga tersirat anjuran,
bahwa kita harus memperhatikan nasib orang-orang yang lebih miskin dari kita.
Tetapi, harus dilihat terlebih dahulu, jika orang itu miskin karena malas bekerja, tidak perlu dibantu.
Sebab, jika kita membantu orang yang malas bekerja, itu tidak mendidik. Yang harus kita bantu adalah orang yang sudah berusaha bekerja keras dan cerdas,
tetapi masih belum mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Bantuan ini tentu saja tidak hanya berupa uang atau makanan, bisa juga nasihat, dan lain sebagainya.