Hakikat Harta Hanya Tiga Macam

Abu Huroiroh ra. mengatakan, Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Seorang hamba berkata, hartaku, hartaku. Padahal hartanya yang sesungguhnya hanya tiga macam:

apa yang dimakan lalu habis;

apa yang dipakai lalu lusuh (rusak), dan apa yang disedekahkannya lalu tersimpan (untuk akhirat).

Selain yang ketiga macam itu lenyap atau ditinggalkannya (warisan) bagi orang lain.” (HR. Muslim)

Keterangan: Hadits di atas menegaskan bahwa semua barang berharga milik kita mulai dari tanah yang luas,

rumah nan megah, serta simpanan uang dan emas permata sesungguhnya bukanlah harta kita.

Sekalipun semua itu jelas-jelas dalam penguasaan kita. Sebab, yang dinamakan harta kita hanyalah selama kita dapat menikmatinya,

baik selama di dunia maupun di akhirat kelak. Ironisnya, kini semakin banyak orang kaya yang terusmenerus

menimbun kekayaan demi anak-cucu yang akan mereka tinggalkan. Sehingga,

mereka melupakan dua hal yang lebih penting: Membayar kewajiban zakat kekayaannya,

karena takut harta-• nya semakin berkurang. Padahal, tidak membayar zakat adalah suatu dosa.

Mereka juga enggan bersedekah, padahal sedekah itu demi kepentingan mereka sendiri.

Yakni agar dapat menikmati pahalanya di akhirat nanti. Bahwa ilmu lebih penting dari harta.

Karena itu, meninggal-• kan ilmu yang bermanfaat jauh lebih penting daripada hanya meninggalkan limpahan harta.

Untuk itu, selagi kita kaya, jangan sampai lelah memotivasi anak-anak untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Sebab, hanya orang yang berilmu yang dapat mengelola harta dengan baik