Masih Boleh Makan Sahur Hingga Menjelang Terbit Fajar
Dalam khotbahnya, Samuroh bin Jundub ra. menyampaikan hadits Rosululloh Saw, “Janganlah kalian terhalang makan sahur oleh adzan Bilal, dan janganlah oleh cahaya putih, sehingga terbit fajar (sidik).” (HR. Muslim)
Keterangan: “Adzan Bilal” yang dimaksud adalah adzan yang pertama. Pada zaman Rosululloh Saw,
adzan Subuh dilakukan dua kali. Adzan pertama untuk membangunkan kaum muslimin bahwa waktu sholat Subuh sudah dekat.
Dan, adzan kedua sebagai pemberitahuan bahwa waktu sholat Subuh sudah masuk.
Selisih waktu antara adzan pertama dan adzan kedua ini lebih dari satu jam.
Di Indonesia adzan pertama itu ditiadakan, diganti dengan tarhiim yang berasal dari kata tarhiimun (saling mengasihi).
Maksudnya, orang yang telah bangun lebih dahulu membangunkan kaum muslimin lainnya untuk sholat Subuh berjama’ah.
Untuk tarhiim ini, kebanyakan masjid dan musholla di Indonesia mengumandangkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Cahaya putih yang dimaksud dalam hadits di atas adalah Fajar Kizib (palsu) yang tampak di angkasa sebelum Fajar Sidik.