Orang yang Bahagia dan yang Celaka

Ali ra. menceritakan bahwa suatu hari ketika para sahabat usai mengantarkan jenazah ke pemakaman Baqi’ Al-Ghorqod, Rosululloh Saw menghampiri mereka dan duduk di antara mereka.

Beliau memegang sepotong ranting, menunduk, dan menggarisgaris pasir dengan ranting itu. Lalu beliau bersabda,

“Tidak seorang pun di antara kalian melainkan tempatnya telah ditentukan oleh Alloh Ta’ala di surga atau di neraka.

Telah ditetapkan oleh Alloh, apakah dia celaka atau bahagia.” “Ya Rosululloh,” sela seorang sahabat. “Kalau begitu apakah tidak lebih baik kita diam saja menunggu suratan takdir nasib kita tanpa beramal?”

Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Orang yang ditetapkan oleh Alloh menjadi orang yang bahagia

adalah karena dia beramal dengan amalan orang yang bahagia.

Dan orang yang telah ditetapkan Alloh menjadi orang celaka karena dia beramal dengan amalan orang celaka. Oleh sebab itu, beramallah.

Semua sarana telah disiapkan. Adapun orang-orang bahagia, mereka dimudahkan untuk mengamalkan amalan-amalan orang-orang bahagia.

Dan orang-orang celaka, mereka dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang celaka.” Kemudian beliau membaca ayat:

“Adapun orang-orang yang suka memberi dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang baik (surga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

Dan adapun orang-orang bakhil (pelit), dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka akan kami siapkan baginya jalan yang sukar.” (QS. 92/Al-Lail: 5-10). (HR. Muslim)