Perilaku Dajjal pada Ibnu Shoyyad (3)

Abu Sa’id ra. menceritakan bahwa para sahabat termasuk dirinya pergi mengerjakan ibadah haji. Di antara mereka ada Ibnu Shoyyad. Sewaktu beristirahat di suatu tempat, orang-orang berpencar (mencari tempat berteduh).

Sementara itu Abu Sa’id diikuti oleh Ibnu Shoyyad. Dia menurunkan barang-barangnya dari unta dan meletakkannya di dekat barang-barang Abu Sa’id. Abu Sa’id merasa sangat ngeri karena berita-berita yang dikatakan orang-orang tentang Ibnu Shoyyad.

Karena itu beliau berusaha mengusirnya agar menjauh. “Sesungguhnya panas sangat menyengat, alangkah baiknya jika engkau letakkan barang bawaanmu di bawah pohon tersebut.” Ibnu Shoyyad yang tidak menaruh curiga mengikuti usul Abu Sa’id.

Ketika melihat banyak ternak kambing di dekat daerah tersebut, Ibnu Shoyyad pergi mendekati mereka. Kemudian dia kembali dengan membawa susu semangkok besar penuh.

“Hai Abu Sa’id, minumlah ini.” “Sesungguhnya panas sangat terik, dan susu pun terasa panas,” tolak Abu Sa’id secara halus. Padahal sesungguhnya dia memang tidak mau meminum hasil jerih payahnya.

“Hai Abu Sa’id,” panggil Ibnu Shoyyad, “Sungguh aku hampir mengikatkan seutas tambang pada sebuah pohon. Lalu aku menggantungkan diriku karena ucapan orang-orang yang ditujukan kepadaku.

Hai Abu Sa’id, jika orang-orang tidak mengetahui hadits Rosul, maka tidak pula bagi orang-orang Anshor. Bukankah engkau termasuk orang yang alim mengenai hadits Rosululloh Saw?”

Abu Sa’id menyimak ucapan Ibnu Shoyyad baik-baik. “Bukankah Rosululloh Saw pernah bersabda tentang Dajjal, bahwa dia adalah kair, sedangkan aku adalah muslim.

Bukankah beliau telah bersabda bahwa dia mandul dan tidak punya anak, sedangkan anak-anakku kutinggalkan di Madinah. Bukankah Rosululloh Saw bersabda

bahwa dia tidak akan dapat memasuki Madinah dan tidak pula Mekkah,

sedangkan aku datang dari Madinah dan sekarang bermaksud menuju Mekkah.”

“Semua ucapannya itu hampir membuatku merasa simpati kepadanya,” tutur Abu Sa’id. Namun kemudian Ibnu Shoyyad berujar, “Ingatlah, demi Alloh, sesungguhnya aku benar-benar mengetahui dia

dan mengetahui tempat kelahirannya serta di manakah dia sekarang berada.” “Celakalah kamu sepanjang harimu,” jawab Abu Sa’id. (HR. Muslim dan Tirmidzi)