Perintah Mendidik Anak
Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Muliakanlah anak-anakmu, dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang mulia.” (HR. Ibnu Majah)
Keterangan: Mendidik anak-anak bisa kita lakukan sedini mungkin. Paling tidak sejak ia mulai bisa diajak bicara.
Dalam mendidik pun kita harus mengutamakan akhlak, yakni budi pekerti yang baik. Mulailah menerapkan kesabaran, sopan-santun, dan menghargainya.
Dan, semua itu harus disertai dengan contoh yang nyata. Jangan sampai kita melarang mereka melakukan sesuatu,
tetapi kita sendiri malah melanggarnya. Contoh yang paling sederhana adalah kita melarang anak-anak merokok, tetapi kita sendiri malah merokok.
Kita sering kali menyuruh anak-anak rajin belajar dan rajin membaca, tetapi kita sendiri tidak pernah membaca sama sekali.
Satu lagi yang sering kali kita lupakan, kadang kita menasihati mereka. Tujuan menasihati memang bagus,
tetapi jika cara menyampaikannya kasar, tiada gunanya. Sebab anak, apalagi yang masih balita, merekam apa saja yang dilihatnya.
Perilaku kita sehari-hari pun tidak akan terlewatkan oleh daya rekamnya. Semua yang mereka saksikan dan mereka dengar itulah yang dipraktikkan dalam kesehariannya.
Itulah sebabnya, Muhammad Rosululloh Saw menyuruh kita memuliakan anak-anak agar anak-anak juga memuliakan kita.
Jadi, memuliakan mereka adalah suatu metode untuk mendidik mereka. Yang tidak kalah penting agar kita senantiasa ingat,
bahwa kemajuan zaman yang semakin pesat membuat persaingan semakin ketat. Ya, untuk dapat mempertahankan hidup,
kita harus selalu berusaha membekali anak-anak dengan berbagai macam ilmu agar mereka dapat memenangkan persaingan.
Setidaknya agar mereka dapat mempertahankan eksistensinya kelak. Namun, satu hal yang sering kita lupakan,
bahwa masih ada kehidupan setelah kematian. Karena itulah, kita lupa membekali mereka dengan ilmu agama.
Kalaupun ingat tentang adanya negeri akhirat, kita hanya menganjurkan mereka menuntut ilmu agama secara sederhana.
Syukur Alhamdulillah jika semua bisa berjalan secara gratisan. Inilah suatu ironi yang melanda hampir segenap umat Islam Indonesia.
Mereka berani membayar ratusan ribu rupiah per bulan untuk les bahasa Inggris, les aritmatika, dan lain sebagainya.
Namun, untuk membayar belasan ribu rupiah untuk sekolah diniyah, sering menunggak.
Yang ingin penulis sampaikan di sini, bahwa ilmu untuk kehidupan akhirat itu tidak kalah pentingnya dengan ilmu untuk kehidupan di dunia.
Karena itu, kita pun haruslah menghargainya. Sebab, jika anak-anak menjadi saleh, orangtua juga yang menikmati kebaikannya.