Rosululloh Saw Tak Pernah Menggerak-gerakkan Telunjuknya (6)
Wa’il bin Hajar menceritakan, “Nabi Saw menggenggam jarinya dan menunjuk dengan telunjuk. Lalu digerakkan sambil membaca doa.” (HR. Ahmad)
Keterangan: Jelaslah keenam hadits tersebut menyatakan bahwa ketika memberikan isyarat,
Rosululloh Saw hanya menegakkan telunjuk kanannya ke arah kiblat, tanpa menggerak-gerakkannya.
Hanya saja dalam teks Arab hadits yang terakhir di atas memang ada kata “Yuharriku”
yang oleh sebagian orang diartikan menggerak berulang-ulang. Karena itu, saudara-saudara kita lainnya menggerakkan telunjuknya
terus-menerus saat menunjuk dalam duduk tasyahud. Padahal Imam Baihaqi, salah seorang perawi hadits di atas menegaskan bahwa kata “Yuharriku”
ini lebih tepat diartikan isyarat dengan jari telunjuk, bukan menggerakkannya berulang-ulang agar tidak bertentangan dengan enam hadits lainnya.
Di antara empat mazhab, hanya golongan Maliki yang menggerak-gerakkan jarinya ke kanan dan ke kiri hingga sholat selesai.
Sedangkan ketiga mazhab lainnya hanya menegaskan memberi isyarat, tanpa menggerak-gerakkanya terus-menerus.
Berikut pendapat mereka: Golongan Hanai menyatakan, sewaktu membaca syahadat
• seseorang hendaklah mengangkat telunjuk kanannya saat membaca kalimat “laa” (artinya “tidak)
dan menjatuhkannya kembali ketika membaca “illallooh” (kecuali Alloh ). Golongan Syai’i
berpendapat cukup sekali saja memberi • isyarat sewaktu bersyahadat, yakni saat membaca “illallooh”.
Golongan Hambali menganjurkan orang yang sholat itu • hendaklah memberi isyarat dengan jarinya
setiap menyebut nama Alloh sebagai tanda menunjukkan kekuasaan-Nya, tanpa harus menggerak-gerakkannya.