Larangan Mengawinkan Pohon Kurma

سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْرِنَ الرَّجُلُ بَيْنَ التَّمْرَتَيْنِ حَتَّى يَسْتَأْذِنَ أَصْحَابَهُ

2707-3394. Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang seseorang untuk mengawinkan dua pohon kurma sampai pemiliknya memberi izin." Shahih: Ash-Shahihah (2323). Muttafaq 'Alaih.

عَنْ سَعْدٍ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ وَكَانَ سَعْدٌ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ يُعْجِبُهُ حَدِيثُهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْإِقْرَانِ يَعْنِي فِي التَّمْرِ

2708-3395. Dari Sa'd {maula Abu Bakar RA -Sa'd saat itu melayani Nabi SAW, dan ia sangat kagum dengan ucapan beliau-) bahwa Nabi SAW melarang untuk mengawinkan,

maksudnya mengawinkan pohon kurma. Shahih: (Ash-Shaihah).