'Ain

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ

2841-3571. Dari 'Amir bin Rabi'ah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "'Ain itu benar adanya." Shahih Mutawatir: Ar-Raudh (1194), Ash-Shahihah (781, 1248).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَيْنُ حَقٌّ

2842-3572. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Ain itu benar adanya'." Shahih: Ibid. Muttafaq 'Alaih.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

2843-3573. Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Berlindunglah kepada Allah. Karena sesungguhnya 'ain itu benar adanya'." Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir, Ash-Shahihah (737).

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ قَالَ مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ وَلَا جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ أَدْرِكْ سَهْلًا صَرِيعًا قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ قَالَ عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيَغْسِلْ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ قَالَ سُفْيَانُ قَالَ مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الْإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ

2844-3574. Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata, "Amir bin Rabi'ah lewat di dekat Sahl bin Hunaif yang sedang mandi, maka ia berkata, 'Aku tidak pernah melihat seperti hari ini

dan tidak ada kulit yang disembunyikan. Maka tidak lama kemudian Sahl bin Hunaif pun pingsan. Kemudian dibawa kepada Nabi SAW, dan dikatakan kepada beliau, 'Sahl pingsan.'

Beliau bertanya, 'Siapa yang menyerangnya?' Mereka menjawab, 'Amir bin Rabi'ah.' Beliau bertanya, 'Atas perkara apa seseorang dari kalian menyakiti saudaranya?

Jika seseorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaknya ia mendoakannya dengan keberkahan'." Kemudian beliau meminta air

dan memerintahkan Amir untuk berwudhu. Maka Amir membasuh muka dan kedua tangannya sampai siku serta kedua mata kaki dan juga bagian di dalam bajunya.

Setelah itu Rasulullah memerintahkan untuk menyiram Sahl (dengan air wudhu Amir)." Sufyan berkata, "Ma'mar berkata, 'Dari Az-Zuhri, 'Beliau memerintahkannya agar menuangkan tempat air

dari belakang tubuh Amir'." Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir, Al Misykah (4562), Ash-Shahihah (2572).