Larangan Menghadap Kiblat Ketika Buang Air Besar atau Kecil

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ الزُّبَيْدِيَّ يَقُولُ أَنَا أَوَّلُ مَنْ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ حَدَّثَ النَّاسَ بِذَلِكَ

260-322. Dari Abdullah bin Al Harits bin Jazfin Az-Zubaidi, ia mengatakan, "Aku adalah orang yang pertama kali mendengar Rasulullah SAW bersabda,

'Salah seorang di antara kalian janganlah sekali-kali kencing dengan menghadap kiblat', dan dialah orang yang pertama kali memberitakan hadits ini kepada manusia." Shahih: Shahih Abu Daud (7).

أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَسْتَقْبِلَ الَّذِي يَذْهَبُ إِلَى الْغَائِطِ الْقِبْلَةَ وَقَالَ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا

261-323. Dari Abu Ayyub Al Anshari, ia mengatakan, "Rasulullah SAW melarang orang yang pergi ke jamban dengan menghadap kiblat(dalam buang hajat), dan beliau bersabda, 'Menghadap ke timurlah kalian atau menghadaplah ke barat'. " Shahih: Shahih Abu Daud (7), Al Irwa' (293), Ar-Raudh (903). Muttafaq alaih.

حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ أَنَّهُ شَهِدَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ أَوْ بِبَوْلٍ

262-325. Dari Abu Sa'id Al Khudri, dia bersaksi bahwa Rasulullah SAW benar-benar melarang kami untuk membuang hajat sambil menghadap kiblat. Shahih: Shahih Abu Daud (10).

أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانِي أَنْ أَشْرَبَ قَائِمًا وَأَنْ أَبُولَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ

263-18. (Tambahan). Dari Abu Sa'id Al Khudri, dia mengatakan, "Rasulullah SAW melarangku untuk minum sambil berdiri dan kencing dengan menghadap kiblat." Shahih: Shahih Abu Daud (10).