Rukhsah Bersuci dengan Bekas Air Wudhu Wanita
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَغْتَسِلَ أَوْ يَتَوَضَّأَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا قَالَ الْمَاءُ لَا يُجْنِبُ
301-376. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Sesungguhnya sebagian istri Nabi mandi di bak besar, kemudian Nabi SAW datang untuk mandi atau berwudhu. Maka istrinya berkata,
' Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku (telah mempergunakannya untuk) mandi jinabah'. Nabi SAW menjawab, 'Air tidak menjadi najis setelah dipakai mandi junub'. " Shahih: Al Irwa' (27), Shahih Abu Daud (61), Al Misykah (457).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَتْ مِنْ جَنَابَةٍ فَتَوَضَّأَ أَوْ اغْتَسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَضْلِ وَضُوئِهَا
302-377. Dari Ibnu Abbas, bahwa salah seorang istri Nabi mandi jinabah, kemudian Nabi SAW berwudhu —atau mandi— dari bekas air yang digunakan untuk bersuci tersebut. Shahih: pengulangan dari hadits sebelumnya.
عَنْ مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ بِفَضْلِ غُسْلِهَا مِنْ الْجَنَابَةِ
303-378. Dari Maimunah, istri Nabi SAW, bahwa Nabi SAW mandi jinabah dari bekas air yang digunakan untuk mandi jinabah. Shahih: Al Misykah (458)