Larangan Berwudhu dengan Air Bekas Bersuci Wanita
عَنْ الْحَكَمِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَوَضَّأَ الرَّجُلُ بِفَضْلِ وَضُوءِ الْمَرْأَةِ
304-379. Dari Hakam bin Amr, bahwa Rasulullah SAW melarang seorang lelaki berwudhu dengan bekas air wudhu seorang perempuan. Shahih: Al Misykah (471), Al Irwa (11), Ar Raudh (798), Shahih Abu Daud (15).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْجِسَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَغْتَسِلَ الرَّجُلُ بِفَضْلِ وَضُوءِ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ وَلَكِنْ يَشْرَعَانِ جَمِيعًا
305-380. Dari Abdullah bin Sarjis, dia berkata, "Rasulullah SAW melarang seorang lelaki untuk mandi dengan bekas air wudhu perempuan, atau seorang wanita untuk mandi dengan bekas air wudhu laki-laki. Tetapi, keduanya melakukan bersama-sama." Shahih: Al Misykah (473).