Waktu-Waktu yang Dilarang Menshalati dan Menguburkan Jenazah

عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ أَوْ نَقْبِرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ وَحِينَ تَضَيَّفُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ

1242-1541. Dari Uqbah bin Amir Al Juhani, dia berkata, "Ada tiga waktu yang kita dilarang oleh Rasulullah untuk menshalati dan menguburkan jenazah; ketika matahari baru terbit,

waktu di mana bayangan orang berdiri sama dengan aslinya hingga matahari condong, dan ketika matahari akan terbenam hingga terbenam." Shahih: Al Irwa' (480), Al Ahkam (130). Muslim.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدْخَلَ رَجُلًا قَبْرَهُ لَيْلًا وَأَسْرَجَ فِي قَبْرِهِ

1243-1542. Dari Ibnu Abbas: "Bahwa Rasulullah SAW pernah menguburkan jenazah laki-laki pada malam hari, dan menerangi kuburnya dengan lampu." Hasan: Al Ahkam (141).

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْفِنُوا مَوْتَاكُمْ بِاللَّيْلِ إِلَّا أَنْ تُضْطَرُّوا

1244-1543. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian menguburkan jenazah kalian pada malam hari kecuali karena terpaksa. " Shahih: Al Ahkam (58). Muslim.