Larangan Melajang
عَنْ سَعْدٍ قَالَ لَقَدْ رَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ التَّبَتُّلَ وَلَوْ أَذِنَ لَهُ لَاخْتَصَيْنَا
1510-1875. Dari Sa'd, ia berkata, "Rasulullah SAW mencegah Usman bin Madz'un untuk melajang, kalau saja beliau mengijinkannya, niscaya kami mengebiri diri kami." Shahih: Muttafaq Alaih.
عَنْ سَمُرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ التَّبَتُّلِ زَادَ زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ وَقَرَأَ قَتَادَةُ { وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً }
1511-1876. Dari Samurah, sesungguhnya Rasulullah SAW melarang untuk melajang. Zaid bin Akhzam menambahkan, kemudian Qatadah membaca,
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. " (Qs. Ar-Ra'd [13]: 38) Shahih dengan yang sebelumnya.