Larangan Melamar Wanita Yang Telah Dilamar oleh Saudara (Sesama Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْطُبْ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ
1525-1894. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hendaklah seorang lelaki tidak melamar wanita yang telah dilamar saudaranya'." Shahih: Ar-Raudh (1175),
Ash-Shahihah (1030), Shahih Abu Daud (1814): Muttafaq Alaih.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْطُبْ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ
1526-1895. Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hendaklah seorang lelaki tidak melamar wanita yang telah dilamar saudaranya'." Shahih: Ash-Shahihah Shahih Abu Daud (1815): Muttafaq Alaih.
سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ تَقُولُ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَلَلْتِ فَآذِنِينِي فَآذَنَتْهُ فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ وَأَبُو الْجَهْمِ بْنُ صُخَيْرٍ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ وَأَمَّا أَبُو الْجَهْمِ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ وَلَكِنْ أُسَامَةُ فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا أُسَامَةُ أُسَامَةُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ قَالَتْ فَتَزَوَّجْتُهُ فَاغْتَبَطْتُ بِهِ
1527-1896. Dari Fatimah binti Qais, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Jika kau telah halal, maka kabarilah aku." Maka aku pun mengabari beliau. Lalu dia dilamar oleh Mu'awiyah,
Abu Jahm bin Shukhair dan Utsman bin Zaid. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Adapun Mu'awiyah, ia adalah seorang yang miskin dan tidak memiliki harta, dan Abu Jahm adalah lelaki yang kerap memukul perempuan,
akan tetapi Usama (yang patut kau nikahi)." Maka Fatimah pun berkata dibarengi dengan isyarat tangannya, "Usama, Usama..." Rasulullah SAW lalu bersabda, "Ketaatan kepada Allah,
dan ketaatan kepada Rasul-Nya adalah lebih baik untukmu." Fatimah berkata, "Maka aku pun menikah dengan Usama dan aku hidup bahagia dengannya." Shahih: Muslim (4/198-199).