Istri yang Memberikan Jatah (Hari Gilirannya) Kepada Temannya (Sesama Istri)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا كَبِرَتْ سَوْدَةُ بِنْتُ زَمْعَةَ وَهَبَتْ يَوْمَهَا لِعَائِشَةَ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ لِعَائِشَةَ بِيَوْمِ سَوْدَةَ
1618-2003. Dari Aisyah, ia berkata, "Tatkala Saudah telah lanjut usia, ia memberikan jatah (hari gilirannya) kepada Aisyah, dan Rasulullah SAW memenuhi giliran Aisyah dengan hari gilirannya Saudah."
Shahih: Al Irwa' (2020): Muttafaq Alaih.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { وَالصُّلْحُ خَيْرٌ } فِي رَجُلٍ كَانَتْ تَحْتَهُ امْرَأَةٌ قَدْ طَالَتْ صُحْبَتُهَا وَوَلَدَتْ مِنْهُ أَوْلَادًا فَأَرَادَ أَنْ يَسْتَبْدِلَ بِهَا فَرَاضَتْهُ عَلَى أَنْ تُقِيمَ عِنْدَهُ وَلَا يَقْسِمَ لَهَا
1619-2005. Dari Aisyah, ia berkata, "Ayat ini turun "dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)" (Qs. An-Nisaa' [4]: 128) mengenai seorang lelaki yang memiliki seorang istri yang telah lama menemaninya
dan telah melahirkan beberapa orang anak, kemudian ia ingin menggantikannya, maka ia merelakan dengan catatan tetap tinggal dengannya dan tidak berbagi (memberikan jatah) kepadanya."
Hasan: Shahih Abu Daud (1952).