Larangan Menjual Hasil Tanaman yang Belum Cukup Masa Tanam atau yang Terkena Wabah (Hama)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ السِّنِينَ

1817-2248. Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah SAW telah melarang untuk menjual hasil cocok tanam yang belum cukup umur panen." Shahih. Al Irwa' (5/212), Ahadits Al Buyu'. Muslim

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ بَاعَ ثَمَرًا فَأَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ فَلَا يَأْخُذْ مِنْ مَالِ أَخِيهِ شَيْئًا عَلَامَ يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مَالَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ

1818-2249. Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menjual buah-buahan yang terjangkit hama,

maka hendaknya ia ingat untuk tidak boleh mengambil harta saudaranya sedikitpun. Karena atas dasar apa seseorang mengambil harta milik saudaranya sesama muslim?"

Shahih. Al Irwa' (5/113). Al Buyu'. Muslim