Hal yang Dapat Dilakukan Seseorang Wanita Terhadap Harta Milik Suaminya
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جَاءَتْ هِنْدٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ شَحِيحٌ لَا يُعْطِينِي مَا يَكْفِينِي وَوَلَدِي إِلَّا مَا أَخَذْتُ مِنْ مَالِهِ وَهُوَ لَا يَعْلَمُ فَقَالَ خُذِي مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوفِ
1871-2323. Dari Aisyah RA, ia berkata, "Hindun pernah datang menemui Nabi SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah lelaki yang pelit,
ia tidak memberi nafkah yang mencukupi untuk diriku dan anakku, kecuali (maka) aku ambil bagian dari hartanya tanpa sepengetahuannya.'
Rasulullah SAW bersabda, 'Ambillah (dari harta suamimu) untuk keperluanmu dan anakmu dengan baik'." Shahih. Al Irwa" (2646). Muttafaq 'alaih.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ وَقَالَ أَبِي فِي حَدِيثِهِ إِذَا أَطْعَمَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا وَلَهُ مِثْلُهُ بِمَا اكْتَسَبَ وَلَهَا بِمَا أَنْفَقَتْ وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
1872-2324. Dari Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang wanita (istri) membelanjakan (menyedekahkan) (dalam redaksi lain disebutkan dengan lafadz,
"Jika seorang wanita memberi makan..") dari rumah suaminya tanpa berlebihan, maka ia (wanita) berhak mendapatkan pahalanya
dan suami mendapatkan pahala seperti pahala istrinya karena usahanya, dan wanita (mendapat pahala) karena sedekahnya. Juga, orang yang memegang amanat (bendahara)
mendapatkan pahala seperti itu pula, tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikit pun. " Shahih. Al Irwa' (1457), Shahih Abu Daud (1479), Ash-Shahihah (730). Muttqfaq 'alaih.
سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُنْفِقُ الْمَرْأَةُ مِنْ بَيْتِهَا شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ زَوْجِهَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الطَّعَامَ قَالَ ذَلِكَ مِنْ أَفْضَلِ أَمْوَالِنَا
1873-2325. Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah seorang wanita tidak membelanjakan sesuatu dari dalam rumahnya
kecuali dengan izin suaminya. " Kemudian khalayak berkata, "Wahai Rasulullah, (apakah tidak boleh) walau sekedar makanan?" Beliau menjawab,
"Itu (makanan) adalah hal yang paling utama dari bagian harta yang kita miliki." Hasan. At-Ta'liq Ar-Raghib (2/45).