Orang yang Memberi Sesuatu kepada Anaknya Kemudian Mengambilnya Kembali

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ عُمَرَ يَرْفَعَانِ الْحَدِيثَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يُعْطِيَ الْعَطِيَّةَ ثُمَّ يَرْجِعَ فِيهَا إِلَّا الْوَالِدَ فِيمَا يُعْطِي وَلَدَهُ

1938-2406. Dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar telah meriwayatkan sebuah hadits yang marfu' kepada Nabi SAW. Sabda beliau, "Tidak diperbolehkan bagi seseorang

untuk memberikan sebuah pemberian kemudian ia menuntut pemberian tersebut untuk dikembalikan, kecuali pemberian seorang bapak kepada anaknya. "

Shahih. Ar-Raudh An-Nadhir (219), Al Irwa" (6/63).

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَرْجِعْ أَحَدُكُمْ فِي هِبَتِهِ إِلَّا الْوَالِدَ مِنْ وَلَدِهِ

1939-2407. Dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian menarik kembali hibah yang telah diberikannya,

kecuali hibah yang diberikan seorang bapak kepada anaknya. " Hasan Shahih. Al Misykah (3020/edisi revisi kedua).