Tentang Orang yang Mencuri Sesuatu dari Tempatnya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ نَامَ فِي الْمَسْجِدِ وَتَوَسَّدَ رِدَاءَهُ فَأُخِذَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِهِ فَجَاءَ بِسَارِقِهِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْطَعَ فَقَالَ صَفْوَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أُرِدْ هَذَا رِدَائِي عَلَيْهِ صَدَقَةٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَلَّا قَبْلَ أَنْ تَأْتِيَنِي بِهِ
2119-2644. Dari shafwan, ia berkata, "Ia sedang tidur di sebuah masjid berbantalkan selendangnya, lalu selendang tersebut diambil oleh seseorang dari bawah kepalanya.
Kemudian ia datang menemui Nabi SAW dengan membawa pencuri selendangnya. Nabi SAW memerintahkan agar tangan si pencuri dipotong, Shafwan berkata,
"Wahai Rasulullah! Aku tidak menginginkan hal ini. Biarlah selendangku sebagai sedekah untuknya." Rasulullah SAW bersabda, "Mengapa tidak kau lakukan
itu sebelum kau bawa permasalahan ini padaku!" Shahih: Al Irwa (2317).
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَجُلًا مِنْ مُزَيْنَةَ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الثِّمَارِ فَقَالَ مَا أُخِذَ فِي أَكْمَامِهِ فَاحْتُمِلَ فَثَمَنُهُ وَمِثْلُهُ مَعَهُ وَمَا كَانَ مِنْ الْجَرِينِ فَفِيهِ الْقَطْعُ إِذَا بَلَغَ ثَمَنَ الْمِجَنِّ وَإِنْ أَكَلَ وَلَمْ يَأْخُذْ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَالَ الشَّاةُ الْحَرِيسَةُ مِنْهُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ثَمَنُهَا وَمِثْلُهُ مَعَهُ وَالنَّكَالُ وَمَا كَانَ فِي الْمُرَاحِ فَفِيهِ الْقَطْعُ إِذَا كَانَ مَا يَأْخُذُ مِنْ ذَلِكَ ثَمَنَ الْمِجَنِّ
2120-2645. Dari Abdullah bin Amr, sesugguhnya seorang laki-laki dari bani Muzainah bertanya tentang pencurian buah-buahan. Rasulullah SAW bersabda,
"Buah-buahan yang diambil kelopak bunganya, maka dihitung nilai buah-buahan dan yang sejenis dijadikan satu. Sementara buah-buahan yang berada pada tempat penebahan biji,
maka si pencuri harus dipotong tangannya apabila mencapai harga sebuah perisai. Dan apabila ia hanya memakannya saja dan tidak mengambilnya, maka ia tidak terkena potong tangan. "
Lalu ia bertanya, "Bagaimana dengan kambing yang berkeliaran di malam hari sebelum berada di kandangnya, wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab,
"Dihitung nilainya dan yang sejenisnya juga demikian, sementara kambing yang disandera dan yang berada di dalam kandang, seseorang dipotong tangannya apabila kambing
yang diambil sama nilainya dengan sebuah perisai." Hasan: Al lrwa (2413), Shahih Abu Dawud (1504-1507).