Harta Warisan dari Hasil Diyat

أَنَّ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ الدِّيَةُ لِلْعَاقِلَةِ وَلَا تَرِثُ الْمَرْأَةُ مِنْ دِيَةِ زَوْجِهَا شَيْئًا حَتَّى كَتَبَ إِلَيْهِ الضَّحَّاكُ بْنُ سُفْيَانَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَّثَ امْرَأَةَ أَشْيَمَ الضِّبَابِيِّ مِنْ دِيَةِ زَوْجِهَا

2154-2692. Dari Umar, sesungguhnya ia berkata, "Diyat diberikan kepada keluarga terbunuh. Seorang wanita tidak berhak mendapatkan warisan sama sekali dari diyat suaminya,

sampai Dhahhak bin Sufyan menulis sesuatu kepadanya dengan mengatakan, 'Sesungguhnya Nabi SAW memberikan warisan kepada isteri dari Asyyam Adh-Dhababi dari diyat suaminya'."

Shahih: Al Irwa' (2649-analisa yang kedua), Shahih Abu Daud (2599-2600).

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى لِحَمَلِ بْنِ مَالِكٍ الْهُذَلِيِّ اللِّحْيَانِيِّ بِمِيرَاثِهِ مِنْ امْرَأَتِهِ الَّتِي قَتَلَتْهَا امْرَأَتُهُ الْأُخْرَى

2155-2693. Dari Ubadah bin Shamit, ia berkata, Sesungguhnya Nabi SAW menetapkan hukum bagi Hamal bin Malik Al Hudzali Al Lihyani dengan memberikan warisan kepadanya

dari isterinya yang telah dibunuh oleh isterinya yang lain. Shahih: Sama dengan yang sebelumnya.