Seorang Pembunuh Tidak Berhak Mendapatkan Harta Warisan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْقَاتِلُ لَا يَرِثُ

2157-2696. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Pembunuh tidak berhak mendapatkan harta warisan. " Shahih: Al-Irwa'(1671).

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي مُدْلِجٍ قَتَلَ ابْنَهُ فَأَخَذَ مِنْهُ عُمَرُ مِائَةً مِنْ الْإِبِلِ ثَلَاثِينَ حِقَّةً وَثَلَاثِينَ جَذَعَةً وَأَرْبَعِينَ خَلِفَةً فَقَالَ ابْنُ أَخِي الْمَقْتُولِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ لِقَاتِلٍ مِيرَاثٌ

2158-2697. Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, "Sesungguhnya Abu Qatadah —seseorang lelaki dari Bani Mudlij— telah membunuh anaknya. Umar mengambil darinya seratus ekor unta,

yaitu tiga puluh unta hiqqah, tiga puluh unta jad'ah, dan empat puluh unta khalifah. Keponakan korban berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada hak waris bagi seorang pembunuh. " Shahih: Al Irwa (1670-1671).