Persenjataan

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ يَوْمَ الْفَتْحِ وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ

2281-2855. Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Sesungguhnya Nabi SAW masuk ke kota Mekkah pada saat penaklukan kota Makkah,

dan di atas kepala beliau terdapat pelindung kepala." Shahih: Mukhtasar Asy-syamil Al Muhammadiyah (91). Shahih Abu Daud (2406). HR. Bukhari-Muslim.

عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ أَخَذَ دِرْعَيْنِ كَأَنَّهُ ظَاهَرَ بَيْنَهُمَا

2282-2856. Dari As-Sa'ib bin Yazid: Insya Allah Ta'ala, pada saat perang Uhud, Nabi SAW mengambil (mengenakan) dua tameng, seolah beliau memakainya

untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya (satu di bagian bawah dan satu lagi di bagian atas). Shahih: Shahih Abu Daud (2332) dan Mukhtashar Asy-Syama'i1 Al Muhammadiyyah (90).

حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ حَبِيبٍ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى أَبِي أُمَامَةَ فَرَأَى فِي سُيُوفِنَا شَيْئًا مِنْ حِلْيَةِ فِضَّةٍ فَغَضِبَ وَقَالَ لَقَدْ فَتَحَ الْفُتُوحَ قَوْمٌ مَا كَانَ حِلْيَةُ سُيُوفِهِمْ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَكِنْ الْآنُكُ وَالْحَدِيدُ وَالْعَلَابِيُّ قَالَ أَبُو الْحَسَنِ الْقَطَّانُ الْعَلَابِيُّ الْعَصَبُ

2283-2857. Dari Sulaiman bin Habib, ia berkata, "Kami masuk untuk menemui Abu Umamah, kemudian ia melihat pada pedang kami terdapat hiasan yang terbuat dari perak.

Maka ia pun lantas marah dan berseru, 'Kaum ini telah banyak melakukan penaklukan-penaklukan, namun tidak ada hiasan pada pedang-pedang

mereka yang terbuat dari emas dan perak, melainkan terdiri dari timah yang dilelehkan, besi dan 'Alabi'." Abu Hasan Al Qathani berkata, "'Alabi adalah sejenis kain pengikat." Sanadnya Shahih.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَنَفَّلَ سَيْفَهُ ذَا الْفَقَارِ يَوْمَ بَدْرٍ

2284-2858. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memberikan pedangnya yang bernama Dzal Faqar di saat perang Badar.". Sanadnya Shahih.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ .... وَكُلُّ مَا يَلْهُو بِهِ الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَهُ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ امْرَأَتَهُ .....

2285-2861. Dari Uqbah bin Amir Al Juhani, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "...Segala mainan apapun yang dilakukan oleh seorang muslim adalah batil,

kecuali melempar anak panah, merawat kuda dan canda dengan isterinya." Shahih: Takhrij Fiqh As-Sirah (225), Dha'if Abu Daud (232) Ash-Shahihah{3\5).

عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَمَى الْعَدُوَّ بِسَهْمٍ فَبَلَغَ سَهْمُهُ الْعَدُوَّ أَصَابَ أَوْ أَخْطَأَ فَعَدْلُ رَقَبَةٍ

2286-2862. Dari Amr bin Abasah, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melepas anak panah pada seorang musuh,

lalu anak panah tersebut sampai pada musuh, baik mengenai sasaran atau salah sasaran, maka ia sama dengan memerdekakan seorang budak. "

Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (2/17), Takhrij Fiqh As-Sirah (225)

سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَى الْمِنْبَرِ { وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ } أَلَا وَإِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

2287-2863. Dari Uqbah bin Amir Al Juhani, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW membaca ayat suci Al Qur'an di atas mimbar yang berbunyi,

"Dan kalian persiapkan bagi mereka kekuatan yang dapat kalian lakukan. "Ingatlah sesungguhnya kekuatan ada pada melepas anak panah sampai tiga kali."

Shahih: Irwa' Al Ghalil (1500), Ghayah Al Maram, (380), Takhriju Fiqh As-Sirah (224).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَفَرٍ يَرْمُونَ فَقَالَ رَمْيًا بَنِي إِسْمَعِيلَ فَإِنَّ أَبَاكُمْ كَانَ رَامِيًا

2288-2865. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Nabi SAW berpesan kepada sekelompok orang yang sedang melepas anak panah, beliau bersabda, "Melepas anak panah (adalah budaya) bani Ismail,

sesungguhnya ayah kalian adalah seorang pemanah." Shahih: Ghayah Al Maram (379. HR. Bukhari).