Juz 13

Surat Ibrahim |14:49|

وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ

wa tarol-mujrimiina yauma`iżim muqorroniina fil-ashfaad

Dan pada hari itu engkau akan melihat orang yang berdosa bersama-sama diikat dengan belenggu.

And you will see the criminals that Day bound together in shackles,

Tafsir
Jalalain

(Dan kamu akan melihat) hai Muhammad (orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir (pada hari itu diikat) dalam keadaan terikat beserta setan-setan mereka (dengan belenggu) tali-tali atau rantai-rantai.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Ibrahim | 14 : 49 |

Tafsir ayat 49-51

Firman Allah Swt.:


{يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ}


pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (begitu pula) langit. (Ibrahim: 48)dan semua makhluk menghadap kepada Tuhan yang, akan memberi pembalasan. Engkau Muhammad,

akan melihat pada hari itu keadaan orang-orang yang berdosa, disebabkan oleh kekafiran dan kerusakan mereka.


{مُقَرَّنِينَ}


diikat bersama-sama. (Ibrahim: 49)Yakni sebagian dari mereka diikat bersama-sama dengan sebagian yang lain menjadi satu, masing-masing dari mereka adakalanya digabungkan dengan orang-orang yang setara

dengan keadaan mereka, atau adakalanya masing-masing dari mereka disatukan dengan orang yang sejenis dengan keadaan dirinya; jelasnya masing-masing golongan diikat bersama-sama dengan golongannya. Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:


{احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ}


(kepada malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka." (Ash-Shaffat: 22)


{وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ}


dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh). (At-Takwir: 7)


{وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا}


Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Al-Furqan; 13)


{وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ وَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الأصْفَادِ}


Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. (Shad: 37-38)Al-asfad artinya belenggu-belenggu, menurut Ibnu Abbas,

Sa'id ibnu Jubair, Al-A'masy, dan Abdur Rahman ibnu Zaid, dan inilah menurut dialek yang terkenal. Seorang penyair bernama Amr ibnu Kalsum dalam bait syairnya mengatakan,


فَآبُوا بِالثِّيَابِ وَبِالسَّبَايَا وأُبْنَا بالمُلُوك مُصَفّدينا


"Mereka menolak pakaian-pakaian dan para tawanan, dan hanya memilih raja-raja dalam keadaan terbelenggu."Firman Allah Swt.:


{سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ}


Pakaian mereka adalah dari ter. (Ibrahim: 50)Maksudnya pakaian yang dikenakan oleh ahli neraka terbuat dari ter (aspal) yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kulit unta. Qatadah mengatakan bahwa

ter merupakan suatu bahan yang mudah terbakar. Lafaz qatiran dikatakan pula qatran, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair bernama Abun Najm dalam salah satu bait syairnya,


كَأَنَّ قِطْرانًا إذَا تَلاهَا ... تَرْمي بِهِ الرِّيحُ إِلَى مَجْراها


"Apabila unta itu dipoles dengan ter, ia seakan-akan bagaikan angin yang bertiup ke arah yang ditujunya (karena kepanasan)."Ibnu Abbas mengatakan bahwa qatiran adalah tembaga yang dilebur, dan adakalanya dia membaca ayat ini dengan bacaan berikut:


"سَرَابيلهم مِنْ قَطِران"


Pakaian mereka adalah dari ter. (Ibrahim: 50)Makna yang dimaksud ialah tembaga yang dilebur, kemudian panasnya telah mereda. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Al-Hasan, dan Qatadah. Firman Allah Swt.:


{وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ}


dan muka mereka ditutup oleh api neraka. (Ibrahim: 50)Ayat ini maknanya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ}


Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. (Al-Mu’minun: 104)


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَنَا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ، عن يحيى بن أبي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي سَلَّامٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَرْبَعٌ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يُتْرَكن الْفَخْرُ بِالْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالِاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ، وَالنَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا، تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، ودرْع مِنْ جَرَب".


Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Aban ibnu Yazid, dari Yahya ibnu Abu kasir, dari Zaid, dari Abu Salam, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa

Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ada empat perkara di dalam umatku termasuk perkara Jahiliah yang masih belum mereka tinggalkan, yaitu membangga-banggakan diri dengan kedudukan, mendiskreditkan nasab (keturunan),

meminta hujan melalui bintang-bintang, dan niyahah (menangis ala Jahiliah) karena ditinggal mati. Wanita yang ber-niyahah bila masih belum tobat sebelum matinya, kelak di hari kiamat dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter

dan baju kurung dari penyakit kurap.Hadis diketengahkan oleh Imam Muslim secara munfarid. Di dalam hadis Al-Qasim, dari Abu Umamah r.a., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


"النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ، تُوقَفُ فِي طَرِيقٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَسَرَابِيلُهَا مِنْ قَطِرَانٍ، وَتَغْشَى وَجْهَهَا النَّارُ"


Wanita yang ber-niyahah jika (mati dalam keadaan) belum bertobat, akan diberdirikan di tengah jalan antara surga dan neraka, pakaian­nya adalah dari ter, sedangkan mukanya ditutupi oleh api neraka.Firman Allah Swt.:


لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ


Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. (Ibrahim: 51)Yaitu kelak di hari kiamat, seperti halnya yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}


Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan. (An-Najm: 31), hingga akhir ayat.Mengenai firman Allah Swt.:


{إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ}


Sesungguhnya Allah Mahacepat hisab (perhitungan)-Nya. (Ibrahim: 51)Makna ayat ini dapat ditafsirkan seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ}


Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). (Al-Anbiya: 1)Dapat pula ditafsirkan dengan pengertian 'dalam menghisab amal perbuatan

hamba-hamba-Nya, Allah sangat cepat perhitungan-Nya, karena Dia mengetahui segala sesuatu, tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, dan sesungguhnya semua makhluk menurut kekuasaan Allah sama halnya dengan seseorang dari mereka', seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:


{مَا خَلْقُكُمْ وَلا بَعْثُكُمْ إِلا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ}


Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa. (Luqman: 28)Hal ini sama dengan inti sari dari pendapat Mujahid, bahwa makna firman-Nya:


{سَرِيعُ الْحِسَابِ}


Mahacepat hisab-Nya. (Ibrahim: 51)Yakni perhitungan-Nya. Tetapi dapat pula dikatakan bahwa masing-masing dari kedua pendapat dapat dijadikan sebagai tafsirnya.

Surat Ibrahim |14:50|

سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ

saroobiiluhum ming qothirooniw wa taghsyaa wujuuhahumun-naar

Pakaian mereka dari cairan aspal, dan wajah mereka ditutup oleh api neraka,

Their garments of liquid pitch and their faces covered by the Fire.

Tafsir
Jalalain

(Pakaian mereka) baju-baju mereka (adalah dari aspal) yang sangat mudah menyala (dan tertutuplah) ditutuplah (muka mereka oleh api neraka).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Ibrahim | 14 : 50 |

Penjelasan ada di ayat 49

Surat Ibrahim |14:51|

لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

liyajziyallohu kulla nafsim maa kasabat, innalloha sarii'ul-ḥisaab

agar Allah memberi balasan kepada setiap orang terhadap apa yang dia usahakan. Sungguh, Allah Maha Cepat perhitungan-Nya.

So that Allah will recompense every soul for what it earned. Indeed, Allah is swift in account.

Tafsir
Jalalain

(Agar pembalasan diberikan) lafal ini bertaalluq kepada lafal barazuu (oleh Allah kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan) baik berupa kebaikan atau pun keburukan.

(Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya) Dia menghisab semua makhluk selama setengah hari menurut ukuran hari dunia, demikianlah menurut penjelasan hadis.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Ibrahim | 14 : 51 |

Penjelasan ada di ayat 49

Surat Ibrahim |14:52|

هَٰذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

haażaa balaaghul lin-naasi wa liyunżaruu bihii wa liya'lamuuu annamaa huwa ilaahuw waaḥiduw wa liyażżakkaro ulul-albaab

Dan (Al-Qur´an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.

This [Qur'an] is notification for the people that they may be warned thereby and that they may know that He is but one God and that those of understanding will be reminded.

Tafsir
Jalalain

(Ini) yakni Alquran ini (adalah penjelasan yang cukup bagi manusia) artinya diturunkan untuk disampaikan kepada mereka

(dan supaya mereka diberi peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui) apa-apa yang terkandung di dalamnya berupa hujah-hujah (bahwasanya Dia)

yakni Allah (adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar mau mengambil pelajaran) asalnya adalah liyatadzakkara, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dzal sehingga jadilah bacaannya

liyadzdzakkara artinya, supaya mengambil pelajaran (orang-orang yang berakal) yang berakal sehat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Ibrahim | 14 : 52 |

Allah Swt. menyebutkan bahwa Al-Qur'an ini adalah penjelasan bagi umat manusia, semakna dengan ayat lainnya:


{لأنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ}


supaya dengannya Aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang yang sampai kepadanya Al-Qur’an. (Al-An'am: 19)Artinya, Al-Qur'an ini adalah penjelasan yang disampaikan kepada semua makhluk manusia dan jin, seperti yang disebutkan dalam permulaan surat ini melalui firman-Nya:


{الر كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ}


Alif, Dam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang. (Ibrahim: 1), hingga akhir ayat.Adapun firman Allah Swt.:


{وَلِيُنْذَرُوا بِهِ}


dan supaya mereka diberi peringatan dengan dia. (Ibrahim: 52) Maksudnya, agar mereka mengambil pelajaran dari Al-Qur'an.


{وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ}


dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. (Ibrahim: 52)Yakni agar mereka dapat menyimpulkan melalui bukti-bukti dan dalil-dalil yang terkandung di dalamnya, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia.


{وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الألْبَابِ}


dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (Ibrahim: 52)Ulul Albab artinya orang-orang yang berakal. Sampai di sini tafsir surat Ibrahim.

Surat Al-Hijr |15:1|

الر ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَقُرْآنٍ مُبِينٍ

alif laaam roo, tilka aayaatul-kitaabi wa qur`aanim mubiin

Alif Lam Ra. (Surah) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Kitab (yang sempurna) yaitu (ayat-ayat) Al-Qur´an yang memberi penjelasan.

Alif, Lam, Ra. These are the verses of the Book and a clear Qur'an.

Tafsir
Jalalain

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya. (Ini) ayat-ayat ini (adalah sebagian dari ayat-ayat kitab) Alquran; idhafat di sini mengandung makna min yang berarti sebagian

(yaitu Alquran yang memberi penjelasan) yang memenangkan perkara yang hak atas perkara yang batil. Lafal ayat ini diathafkan kepada lafal sebelumnya dengan ditambah sifat.

Surat Al-Hijr |15:2|

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ

rubamaa yawaddullażiina kafaruu lau kaanuu muslimiin

Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang muslim.

Perhaps those who disbelieve will wish that they had been Muslims.

Tafsir
Jalalain

(Sering kali) dapat dibaca rubbamaa dan rubamaa (berkeinginan) mengharapkan (orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kiamat, yaitu sewaktu diperlihatkan kepada mereka

keadaan diri mereka dan keadaan kaum Muslimin (seandainya mereka menjadi orang-orang muslim) lafal rubba menunjukkan makna littaktsir/sering, karena sesungguhnya mereka

sering kali mengharapkan hal tersebut. Akan tetapi menurut pendapat lain menunjukkan makna littaqlil, artinya sedikit, karena sesungguhnya kengerian-kengerian pemandangan di hari kiamat

membuat mereka terkejut dengan sangat, sehingga mereka tidak sadar untuk berharap seperti itu melainkan hanya dalam masa yang sedikit.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 2 |

Tafsir ayat 2-3

Firman Allah Swt.:


{رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ}


Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan. (Al-Hijr: 2), hingga akhir ayat.Ayat ini menceritakan tentang orang-orang kafir, bahwa di akhirat kelak mereka akan menyesali kekafiran mereka selama di dunia,

dan mereka hanya bisa berharap seandainya saja mereka menjadi orang-orang muslim ketika di dunia.As-Saddi di dalam kitab tafsirnya telah menukil sebuah asar berikut sanadnya yang berpredikat masyhur dari Ibnu Abbas,

Ibnu Mas'ud serta sahabat-sahabat lainnya, bahwa orang-orang kafir Quraisy —saat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka— berharap seandainya saja mereka dahulu menjadi orang-orang muslim.

Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah setiap orang kafir di saat menghadapi kematiannya menginginkan seandainya saja dia menjadi orang mukmin sebelumnya.

Menurut pendapat yang lainnya, ayat ini menceritakan perihal hari kiamat, sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-­Nya:


{وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}


Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadap­kan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembali­kan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, "

(tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). (Al-An'am: 27)Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah (Ibnu Mas'ud) sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2) Bahwa ayat ini menceritakan perihal orang-orang yang menghuni neraka Jahanam

ketika melihat teman-teman mereka dikeluarkan dari neraka.Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan

kepada kami Ibnu Abu Farwah Al-Abdi, bahwa Ibnu Abbas dan Anas ibnu Malik menakwilkan ayat ini, yaitu firman-Nya: Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia)

menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2) dengan pengertian berikut: Ayat ini menceritakan hari (ketika itu) Allah memasukkan orang-orang yang berdosa dari kalangan kaum muslim ke dalam neraka bersama orang-orang musyrik.

Kemudian orang-orang musyrik berkata kepada mereka, "Tiada manfaatnya bagi kalian penyembahan kalian (kepada Allah) ketika di dunia." Maka Allah murka kepada orang-orang musyrik, lalu berkat kemurahan dari-Nya,

Dia mengeluarkan orang-orang muslim dari neraka. Yang demikian itu disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia)

menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2)Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Hammad, dari Ibrahim dan dari Khasifi dari Mujahid, keduanya mengatakan bahwa penghuni tetap neraka berkata

kepada ahli tauhid yang berada di dalam neraka, "Tiada manfaatnya bagi kalian iman kalian." Manakala mereka mengatakan demikian, Allah berfirman, "Keluarkanlah semua orang yang di dalam kalbunya terdapat iman sebesar biji sawi!"

Perawi mengatakan bahwa yang demikian itulah apa yang disebutkan oleh firman Allah Swt.: Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2)

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ad-Dahhak, Qatadah, Abul Aliyah, dan lain-lainnya.Masalah ini disebutkan pula dalam banyak hadis marfu’ seperti penjelasan berikut. Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan:


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَبَّاسِ، هُوَ الْأَخْرَمُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْصُورٍ الطُّوسِيُّ، حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَهْبَذُ دَلَّنِي عَلَيْهِ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ حَدَّثَنَا مُعَرّف بْنُ وَاصِلٍ، عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ أَبِي نُبَاتَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَغَرِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ نَاسًا مِنْ أَهْلٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَدْخُلُونَ النَّارَ بِذُنُوبِهِمْ، فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُ اللَّاتِ وَالْعُزَّى: مَا أَغْنَى عَنْكُمْ قَوْلُكُمْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنْتُمْ مَعَنَا فِي النَّارِ؟. فَيَغْضَبُ اللَّهُ لَهُمْ، فَيُخْرِجُهُمْ، فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهْرِ الْحَيَاةِ، فَيَبْرَءُونَ مِنْ حَرْقِهِمْ كَمَا يَبْرَأُ الْقَمَرُ مِنْ خُسُوفِهِ، فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، ويسمَّون فِيهَا الْجَهَنَّمِيِّينَ" فَقَالَ رَجُلٌ: يَا أَنَسُ، أَنْتَ سمعتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ أَنَسٌ: سمعتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مِنْ كَذَبَ عَلِيَّ مُتَعَمَّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ". نَعَمْ، أَنَا سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول هَذَا.


telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Abbas (yaitu Al-Akhram), telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mansur At-Tusi, telah menceritakan kepada kami Saleh ibnu Ishaq Al-Jahbaz dan Ibnu Ulayyah Yahya ibnu Musa,

telah menceritakan kepada kami Ma'ruf ibnu Wasil, dari Ya'qub ibnu Nabatah, dari Abdur Rahman Al-Agar, dari Anas ibnu Malik r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya ada sebagian orang dari kalangan orang-orang

yang mengucapkan, "Tidak ada Tuhan selain Allah, " masuk ke dalam neraka karena dosa-dosa mereka. Maka berkatalah kepada mereka para penyembah Lata dan 'Uzza (orang-orang musyrik), "Tiada manfaatnya bagi kalian ucapan kalian,

'Tidak ada Tuhan selain Allah, ' sedangkan kalian sekarang berada di dalam neraka bersama-sama kami.” Maka Allah murka terhadap mereka, lalu Allah mengeluarkan ahli tauhid yang berdosa itu (dari neraka) dan melemparkan mereka

ke dalam sungai kehidupan, maka mereka menjadi bersih dari kehangusannya, sebagaimana bersihnya rembulan setelah gerhana. Lalu mereka dimasukkan ke dalam surga, dan mereka di dalam surga dijuluki dengan sebutan

golongan Jahannamiyyun. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada sahabat Anas, "Hai Anas, apakah benar kamu mendengar hadis ini dari Rasulullah Saw.?" Sahabat Anas menjawab bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

Barang siapa yang mendustakan aku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menduduki tempatnya di neraka.”Ya, saya mendengarnya langsung dari Rasulullah Saw. saat beliau mengatakan hadis ini."

Kemudian Imam Tabrani mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Al-Jahbaz secara munfarid.Hadis kedua: Imam Tabrani mengatakan:


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الشَّعْثَاءِ عَلِيُّ بْنُ حَسَنٍ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ نَافِعٍ الْأَشْعَرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي مُوسَى، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا اجْتَمَعَ أَهْلُ النَّارِ فِي النَّارِ، وَمَعَهُمْ مَنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ، قَالَ الْكُفَّارُ لِلْمُسْلِمِينَ: أَلَمْ تَكُونُوا مُسْلِمِينَ؟ قَالُوا: بَلَى. قَالُوا: فَمَا أَغْنَى عَنْكُمُ الْإِسْلَامُ! فَقَدْ صِرْتُمْ مَعَنَا فِي النَّارِ؟ قَالُوا: كَانَتْ لَنَا ذُنُوبٌ فَأُخِذْنَا بِهَا. فَسَمِعَ (10) اللَّهُ مَا قَالُوا، فَأَمَرَ بِمَنْ كَانَ فِي النَّارِ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ فَأُخْرِجُوا، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ مَنْ بَقِيَ مِنَ الْكُفَّارِ قَالُوا: يَا لَيْتَنَا كُنَّا مُسْلِمِينَ فَنَخْرُجَ كَمَا خَرَجُوا". قَالَ: ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، {الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَقُرْآنٍ مُبِين رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ}


telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Abusy Sya'sa Ali ibnu Hasan Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Nafi' Al-Asy'ari, dari Sa'id ibnu Abu Burdah, dari ayahnya,

dari Abu Musa r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila ahli neraka telah berkumpul di dalam neraka yang antara lain termasuk ahli kiblat yang dikehendaki oleh Allah (masuk neraka), maka orang-orang kafir

berkata kepada orang-orang muslim, "Bukankah kalian orang-orang muslim?” Orang-orang muslim menjawab, "Benar, kami orang muslim.” Mereka berkata, "Tiada manfaatnya Islam bagi kalian, sedangkan kalian menjadi orang-orang

yang dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama kami.” Orang-orang muslim menjawab, "Dahulu kami banyak melakukan dosa, maka kami dihukum karenanya.” Allah mendengar apa yang dikatakan oleh mereka, maka Dia memerintahkan

agar orang-orang yang ada di dalam neraka dari kalangan ahli kiblat dikeluarkan. Ketika orang-orang kafir yang masih tetap di dalam neraka melihat hal tersebut, maka mereka berkata, "Sekiranya kami dahulu menjadi orang-orang muslim,

tentulah kami akan dikeluarkan (dari neraka) sebagaimana mereka dikeluarkan.” Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Rasulullah Saw. membacakan firman Allah yang dimulainya dengan bacaan, "Aku berlindung kepada Allah

dari godaan setan yang terkutuk." Alif, Lam, Ra. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al-Our'an yang memberi penjelasan. Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat)

menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 1-2)Ibnu Abu Hatim meriwayatkan hadis ini melalui Khalid ibnu Nafi' dengan sanad yang sama, tetapi di dalamnya disebutkan

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" sebagai ganti dari isti’azah.Hadis yang ketiga:Imam Tabrani telah mengatakan pula:


حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ رَاهَوَيْهِ قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي أُسَامَةَ: أَحَدَّثَكُمْ أَبُو رَوْقٍ -وَاسْمُهُ عَطِيَّةُ بْنُ الْحَارِثِ-: حَدَّثَنِي صَالِحُ بْنُ أَبِي طَرِيفٍ قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَقُلْتُ لَهُ: هَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ} ؟ قَالَ: نَعَمْ، سَمِعْتُهُ يَقُولُ: "يُخرج اللَّهُ نَاسًا من المؤمنين من النار بعد ما يَأْخُذُ نِقْمَتَهُ مِنْهُمْ"، وَقَالَ: "لَمَّا أَدْخَلَهُمُ اللَّهُ النَّارَ مَعَ الْمُشْرِكِينَ قَالَ لَهُمُ الْمُشْرِكُونَ: تَزْعُمُونَ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ فِي الدُّنْيَا، فَمَا بَالُكُمْ مَعَنَا فِي النَّارِ؟ فَإِذَا سَمِعَ اللَّهُ ذَلِكَ مِنْهُمْ، أَذِنَ فِي الشَّفَاعَةِ لَهُمْ فَتَشْفَعُ الْمَلَائِكَةُ وَالنَّبِيُّونَ، وَيَشْفَعُ الْمُؤْمِنُونَ، حَتَّى يَخْرُجُوا بِإِذْنِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَى الْمُشْرِكُونَ ذَلِكَ، قَالُوا: يَا لَيْتَنَا كُنَّا مِثْلَهُمْ، فَتُدْرِكَنَا الشَّفَاعَةُ، فَنَخْرُجُ مَعَهُمْ". قَالَ: "فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ: {رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ} فَيُسَمَّوْنَ فِي الْجَنَّةِ الجُهَنَّمِيِّين مِنْ أَجْلِ سَواد فِي وُجُوهِهِمْ، فَيَقُولُونَ: يَا رَبِّ، أَذْهِبْ عَنَّا هَذَا الِاسْمَ، فَيَأْمُرُهُمْ فَيَغْتَسِلُونَ فِي نَهْرِ الْجَنَّةِ، فَيَذْهَبُ ذَلِكَ الِاسْمُ عَنْهُمْ"، فَأَقَرَّ بِهِ أَبُو أُسَامَةَ، وَقَالَ: نَعَمْ.


telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Rahawaih, yang telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Usamah, "Apakah pernah Abu Rauq yang nama aslinya

Atiyyah ibnul Haris menceritakan kepadamu bahwa telah menceritakan kepadanya Saleh ibnu Abu Syarif yang telah mengatakan bahwa dia pernah bertanya kepada Abu Sa'id Al-Khudri, 'Pernahkah engkau mendengar dari Rasulullah Saw.

tafsir firman Allah Swt. berikut', yaitu: Orang-orang yang kafir itu sering kali {nanti di akhirat) meng­inginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2) Abu Sa'id menjawab, 'Ya, saya pernah mendengar beliau

bersabda', yakni: Allah mengeluarkan sejumlah manusia dari kalangan kaum mukmin dari nereka sesudah mereka menerima kemurkaan dari-Nya. Dan beliau Saw. bersabda pula: Setelah Allah memasukkan mereka

(orang-orang mukmin yang durhaka) bersama dengan orang-orang musyrik ke dalam neraka., maka orang-orang musyrik bertanya kepada mereka, "Kamu mengira bahwa kamu adalah kekasih-kekasih Allah ketika di dunia,

lalu mengapa kamu bisa dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama dengan kami?” Maka apabila Allah mendengar ucapan tersebut dari orang-orang musyrik, lalu Allah memberi izin untuk diberikan syafaat kepada mereka

(orang-orang mukmin yang durhaka itu). Lalu para malaikat, para nabi, dan orang-orang mukmin yang bersih memberi syafaat kepada mereka, hingga mereka dikeluarkan dari neraka dengan seizin Allah. Dan apabila orang-orang musyrik

melihat hal tersebut, berkatalah mereka, "Aduhai, sekiranya kami dahulu seperti mereka, tentulah kami pun akan beroleh syafaat pula dan dikeluarkan dari neraka ini bersama-sama dengan mereka.”Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa

yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman Allah Swt.: Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Al-Hijr: 2) Maka orang-orang mukmin durhaka

yang terbelakang masuk surganya itu diberi nama kaum Jahannamiyyin karena wajah mereka masih kelihatan menghitam. Lalu mereka berkata, "Ya Tuhanku, lenyapkanlah julukan ini dari kami." Maka Allah memerintahkan

kepada mereka untuk mandi, lalu mereka mandi di sungai surga, setelah itu lenyaplah julukan itu dari mereka (karena muka mereka tidak hitam lagi). Lalu Abu Usamah mengakui pernah mendengar hadis itu, dan menjawab Ishaq ibnu Rahawaih dengan kata-kata mengiakan.Hadis keempat.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ حَدَّثَنَا مِسْكِينٌ أَبُو فَاطِمَةَ، حَدَّثَنِي الْيَمَانُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حِمْير عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: "مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى حُجْزَتِهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى عنُقه، عَلَى قَدْرِ ذُنُوبِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْكُثُ فِيهَا شَهْرًا ثُمَّ يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْكُثُ فِيهَا سَنَةً ثُمَّ يَخْرُجُ مِنْهَا، وَأَطْوَلُهُمْ فِيهَا مُكْثًا بِقَدْرِ الدُّنْيَا مُنْذُ يَوْمِ خُلِقَتْ إِلَى أَنْ تَفْنَى، فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا قَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى وَمَنْ فِي النَّارِ مِنْ أَهْلِ الْأَدْيَانِ وَالْأَوْثَانِ، لِمَنْ فِي النَّارِ مِنْ أَهْلِ التَّوْحِيدِ: آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، فَنَحْنُ وَأَنْتُمُ الْيَوْمَ فِي النَّارِ سَوَاءً، فَيَغْضَبُ اللَّهُ لَهُمْ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْهُ لِشَيْءٍ فِيمَا مَضَى، فَيُخْرِجُهُمْ إِلَى عَيْنٍ فِي الْجَنَّةِ، وَهُوَ قَوْلُهُ: {رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ}


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnul Walid Al-Bursi, telah menceritakan kepada kami Miskin Abu Fatimah, telah menceritakan kepadaku

Al-Yaman ibnu Yazid, dari Muhammad ibnu Jubair, dari Muhammad ibnu Ali, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Di antara ahli neraka ada yang dibakar oleh api neraka sampai batas lututnya,

di antara mereka ada yang dibakar api neraka sampai batas pinggangnya, di antara mereka ada yang dibakar api neraka sampai batas lehernya, masing-masing orang disesuaikan dengan kadar dosa dan amal perbuatannya.

Di antara mereka ada yang tinggal di dalam neraka selama satu bulan, kemudian dikeluarkan darinya. Di antara mereka ada yang tinggal di dalamnya selama satu tahun, kemudian dikeluarkan darinya. Dan orang yang paling lama

menghuni neraka adalah seusia dunia sejak dunia diciptakan hingga kiamat. Apabila Allah hendak mengeluarkan mereka dari neraka, berkatalah orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan para penghuni neraka dari kalangan agama lain

dan para penyembah berhala kepada penghuni neraka dari kalangan ahli tauhid, "Kalian telah beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, tetapi kami dan kalian sekarang sama saja berada di dalam neraka.”

Maka Allah murka dengan kemurkaan yang tidak pernah dialami-Nya sebelum itu karena sesuatu hal, lalu Allah menge­luarkan ahli tauhid (dan melemparkan mereka) ke dalam mata air di dalam surga. Hal ini disebutkan oleh firman Allah,

"Orang-orang yang kafir itu (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim " (Al-Hijr: 2).Firman Allah Swt.:


{ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا}


Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang. (Al-Hijr: 3)Dalam ayat ini terkandung peringatan yang keras dan ancaman yang pasti, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lainnya melalui firman Allah Swt.:


{قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ}


Katakanlah, "Bersenang-senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat kembali kalian ialah neraka.” (Ibrahim: 30)


{كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ}


(Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kalian (di dunia dalam waktu) yang pendek, sesung­guhnya kalian adalah orang-orang yang berdosa.” (Al-Mursalat: 46) .Dan dalam firman berikutnya disebutkan:


{وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ}


dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). (Al-Hijr: 3) Maksudnya, lalai dari bertobat dan tidak mau sadar.


{فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ}


maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (Al-Hijr. 3)

Surat Al-Hijr |15:3|

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

żar-hum ya`kuluu wa yatamatta'uu wa yul-hihimul-amalu fa saufa ya'lamuun

Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).

Let them eat and enjoy themselves and be diverted by [false] hope, for they are going to know.

Tafsir
Jalalain

(Biarkanlah mereka) biarkanlah orang-orang kafir itu, hai Muhammad (makan dan bersenang-senang) di dunia mereka ini (dan dilalaikan) disibukkan

(oleh angan-angan kosong) dengan dipanjangkan umur mereka dan lain-lainnya sehingga mereka lupa daratan akan iman (maka kelak mereka akan mengetahui)

akibat daripada perbuatan mereka. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk memerangi mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 3 |

Penjelasan ada di ayat 2

Surat Al-Hijr |15:4|

وَمَا أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَعْلُومٌ

wa maaa ahlaknaa ming qoryatin illaa wa lahaa kitaabum ma'luum

Dan Kami tidak membinasakan suatu negeri, melainkan sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya.

And We did not destroy any city but that for it was a known decree.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami tiada membinasakan) huruf min adalah zaidah (sesuatu negeri pun) yang dimaksud adalah para penduduknya (melainkan ada baginya ketentuan) masa (yang telah ditetapkan) yang terbatas untuk pembinasaan mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 4 |

Tafsir ayat 4-5

Allah Swt. menceritakan bahwa tidak sekali-kali Dia membinasakan penduduk suatu kota melainkan setelah tegaknya bukti atas kota itu dan telah sampai ajal mereka. Dia tidak akan menangguhkan suatu umat pun dari ajalnya

bila telah tiba saatnya, dan mereka tidak dapat pula dibinasakan terlebih dahulu dari waktu ajalnya. Hal ini mengandung peringatan bagi ahli Mekah dan sekaligus mengandung petunjuk agar mereka menanggalkan kemusyrikan, keingkaran, dan kekafirannya yang membuat mereka berhak untuk dibinasakan.

Surat Al-Hijr |15:5|

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ

maa tasbiqu min ummatin ajalahaa wa maa yasta`khiruun

Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(-nya).

No nation will precede its term, nor will they remain thereafter.

Tafsir
Jalalain

(Tiada yang dapat mendahului) huruf min adalah zaidah (suatu umat pun akan ajalnya, dan tiada pula yang dapat mengundurkannya) menangguhkan saat ajalnya dari waktu yang telah ditentukan oleh Allah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 5 |

Penjelasan ada di ayat 4

Surat Al-Hijr |15:6|

وَقَالُوا يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ

wa qooluu yaaa ayyuhallażii nuzzila 'alaihiż-żikru innaka lamajnuun

Dan mereka berkata, "Wahai orang yang kepadanya diturunkan Al-Qur´an, sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar orang gila.

And they say, "O you upon whom the message has been sent down, indeed you are mad.

Tafsir
Jalalain

(Dan mereka berkata) yaitu orang-orang kafir Mekah kepada Nabi saw. ("Hai orang yang diturunkan Adz-Dzikru kepadanya!) yakni Alquran, menurut perkiraan (Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 6 |

Tafsir ayat 6-9

Allah Swt. menceritakan tentang kekafiran dan keingkaran mereka dalam ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:


{يَا أَيُّهَا الَّذِي نزلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ}


Hai orang yang diturunkan Al-Qur’an kepadanya. (Al-Hirj: 6) Maksudnya, orang yang mengakui Al-Qur'an diturunkan kepadanya.


{إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ}


sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. (Al-Hijr. 6)Yakni dalam seruanmu yang kamu tujukan kepada kami agar kami mengikutimu dan meninggalkan apa yang kami jumpai nenek moyang kami melakukannya.


{لَوْ مَا} أَيْ: هَلَّا {تَأْتِينَا بِالْمَلائِكَةِ}


Mengapa kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami. (Al-Hijr: 7)Yaitu para malaikat yang mempersaksikan kebenaran dari apa yang kamu sampaikan itu. Perihalnya sama dengan ucapan Fir'aun yang disitir oleh firman-Nya:


{فَلَوْلا أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسَاوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ جَاءَ مَعَهُ الْمَلائِكَةُ مُقْتَرِنِينَ}


Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya? (Az-Zukhruf: 53)


{وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلا أُنزلَ عَلَيْنَا الْمَلائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدْ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا}


Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya) dengan Kami, "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka

memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa

dan mereka berkata, "Hijram Mahjura.” (Al-Furqan: 21 -22)Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:


{مَا نُنزلُ الْمَلائِكَةَ إِلا بِالْحَقِّ وَمَا كَانُوا إِذًا مُنْظَرِينَ}


Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al-Hijr: 8)Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:

Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar. (Al-Hijr: 8) untuk membawa risalah dan azab. Kemudian Allah Swt. menetapkan bahwa Dialah yang menurunkan Al-qur'an, dan Dia pulalah yang memeliharanya

dari perubahan dan penggantian. Di antara ulama tafsir ada yang merujukkan damir yang ada dalam firman-Nya, "Lahu Lahafizun," kepada Nabi Muhammad Saw., bukan kepada Al-Qur'an. Yakni sama dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ}


Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al-Maidah: 67)Tetapi makna yang pertama lebih utama karena bersesuaian dengan makna lahiriah konteks ayat.

Surat Al-Hijr |15:7|

لَوْ مَا تَأْتِينَا بِالْمَلَائِكَةِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

lau maa ta`tiinaa bil-malaaa`ikati ing kunta minash-shoodiqiin

Mengapa engkau tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika engkau termasuk orang yang benar?"

Why do you not bring us the angels, if you should be among the truthful?"

Tafsir
Jalalain

("Mengapa tidak) (kamu datangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar") di dalam ucapanmu itu yang mengatakan, bahwa kamu adalah seorang nabi, dan Alquran ini dari sisi Allah

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 7 |

Penjelasan ada di ayat 6

Surat Al-Hijr |15:8|

مَا نُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ إِلَّا بِالْحَقِّ وَمَا كَانُوا إِذًا مُنْظَرِينَ

maa nunazzilul-malaaa`ikata illaa bil-ḥaqqi wa maa kaanuuu iżam munzhoriin

Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan kebenaran (untuk membawa azab) dan mereka ketika itu tidak diberikan penangguhan.

We do not send down the angels except with truth; and the disbelievers would not then be reprieved.

Tafsir
Jalalain

Allah berfirman (Kami tidak menurunkan) dan menurut suatu qiraat dibaca tanazzalu dengan membuang salah satu huruf ta-nya (malaikat melainkan dengan benar)

untuk membawa azab (dan tiadalah mereka ketika itu) sewaktu malaikat turun dengan membawa azab (diberi tangguh) ditangguhkan azabnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 8 |

Penjelasan ada di ayat 6