Juz 14
Surat Al-Hijr |15:9|
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
innaa naḥnu nazzalnaż-żikro wa innaa lahuu laḥaafizhuun
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur´an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.
Indeed, it is We who sent down the Qur'an and indeed, We will be its guardian.
(Sesungguhnya Kamilah) lafal nahnu mentaukidkan atau mengukuhkan makna yang terdapat di dalam isimnya inna, atau sebagai fashl (yang menurunkan Adz-Dzikr)
Alquran (dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) dari penggantian, perubahan, penambahan dan pengurangan.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 9 |
Penjelasan ada di ayat 6
Surat Al-Hijr |15:10|
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي شِيَعِ الْأَوَّلِينَ
wa laqod arsalnaa ming qoblika fii syiya'il-awwaliin
Dan sungguh, Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum engkau (Muhammad) kepada umat-umat terdahulu.
And We had certainly sent [messengers] before you, [O Muhammad], among the sects of the former peoples.
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu) beberapa rasul (kepada umat-umat) golongan-golongan (terdahulu.)
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 10 |
Tafsir ayat 10-13
Allah Swt. menghibur hati Rasul-Nya di saat beliau menghadapi tantangan dari orang-orang yang mendustakannya dari kalangan orang-orang kafir Quraisy, bahwa Dia telah mengutus rasul-rasul-Nya di kalangan umat-umat terdahulu
sebelumnya. Dan sesungguhnya tidak sekali-kali datang kepada suatu umat seorang rasul, melainkan mereka mendustakan dan mernperolok-olokkannya.Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia telah memasukkan rasa ingkar
ke dalam hati orang-orang yang berdosa, yaitu mereka yang ingkar dan menyombongkan dirinya, tidak mau mengikuti hidayah (petunjuk).Anas dan Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Demikianlah,
Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa. (Al-Hijr: 12) Makna yang dimaksud ialah kemusyrikan. Firman Allah Swt.:
{وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الأوَّلِينَ}
dan sesungguhnya telah berlalu Sunnatullah terhadap orang-orang dahulu. (Al-Hijr: 13)Artinya, telah diketahui apa yang diperbuat oleh Allah terhadap orang-orang yang mendustakan rasul-rasul-Nya,
yaitu Dia membinasakan dan menghancurkan mereka: juga bagaimana Allah menyelamatkan para nabi dan para pengikutnya di dunia dan di akhirat.
Surat Al-Hijr |15:11|
وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
wa maa ya`tiihim mir rosuulin illaa kaanuu bihii yastahzi`uun
Dan setiap kali seorang rasul datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
And no messenger would come to them except that they ridiculed him.
(Dan tidak) sekali-kali (datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya) sebagaimana kaummu memperolok-olokkanmu. Ayat ini dimaksudkan untuk menghibur hati Nabi saw.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 11 |
Penjelasan ada di ayat 10
Surat Al-Hijr |15:12|
كَذَٰلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ
każaalika naslukuhuu fii quluubil-mujrimiin
Demikianlah, Kami memasukkannya (olok-olok itu) ke dalam hati orang yang berdosa,
Thus do We insert denial into the hearts of the criminals.
(Demikianlah Kami memasukkannya) artinya seperti itulah gambarannya bila Kami memasukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa ingkar dan memperolok-olokkan (ke dalam hati orang-orang yang berdosa) yaitu orang-orang kafir Mekah.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 12 |
Penjelasan ada di ayat 10
Surat Al-Hijr |15:13|
لَا يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ
laa yu`minuuna bihii wa qod kholat sunnatul-awwaliin
mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur´an) padahal telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu.
They will not believe in it, while there has already occurred the precedent of the former peoples.
(Mereka tidak beriman kepadanya) kepada Nabi saw. (dan sesungguhnya telah berlalu sunatullah terhadap orang-orang yang dahulu) artinya kebiasaan yang dilakukan oleh Allah swt.
terhadap orang-orang yang tidak beriman, yaitu mengazab mereka disebabkan perbuatan dusta mereka terhadap nabi-nabi mereka. Orang-orang kafir Mekah pun akan mengalami hal yang serupa.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 13 |
Penjelasan ada di ayat 10
Surat Al-Hijr |15:14|
وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ
walau fataḥnaa 'alaihim baabam minas-samaaa`i fa zholluu fiihi ya'rujuun
Dan kalau Kami bukakan kepada mereka salah satu pintu langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya,
And [even] if We opened to them a gate from the heaven and they continued therein to ascend,
(Dan seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari pintu-pintu langit, lalu mereka terus-menerus padanya) pada pintu tersebut (dalam keadaan naik) selalu naik.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 14 |
Tafsir ayat 14-15
Allah Swt. menceritakan perihal kuatnya kekafiran, keingkaran, dan kesombongan orang-orang kafir terhadap perkara yang hak. Bahwa seandainya dibukakan bagi mereka sebuah pintu ke langit,
lalu mereka menaikinya, niscaya mereka tetap tidak akan mempercayainya, bahkan mereka akan mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{سُكِّرَتْ أَبْصَارُنَا}
Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. (Al-Hijr: 15)Mujahid dan Ibnu Kasir serta Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna ayat tersebut ialah 'pandangan mata kamilah yang tertutup'.
Qatadah, dari Ibnu Abbas, menyebutkan bahwa pandangan mata kamilah yang dibutakan. Menurut Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, pandangan mata kami dikaburkan dan sesungguhnya kami terkena sihir.
Al-Kalbi mengatakan, mata kamilah yang dibutakan.Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: pandangan kamilah yang dikaburkan. (Al-Hijr: 15) As-sakran artinya orang yang tidak sadar akan akal sehatnya (yakni mabuk).
Surat Al-Hijr |15:15|
لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَسْحُورُونَ
laqooluuu innamaa sukkirot abshoorunaa bal naḥnu qoumum mas-ḥuuruun
tentulah mereka berkata, "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang yang terkena sihir."
They would say, "Our eyes have only been dazzled. Rather, we are a people affected by magic."
(Tentulah mereka berkata, "Sesungguhnya benar-benar telah dikaburkan) telah ditutup (pandangan kami bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir.") seolah-olah tampak hal itu di mata kami secara ilusi.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 15 |
Penjelasan ada di ayat 14
Surat Al-Hijr |15:16|
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ
wa laqod ja'alnaa fis-samaaa`i buruujaw wa zayyannaahaa lin-naazhiriin
Dan sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandang(nya),
And We have placed within the heaven great stars and have beautified it for the observers.
(Dan sesungguhnya Kami menciptakan gugusan bintang-bintang di langit) yang berjumlah dua belas, yaitu: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn,
Aquarius dan Pisces. Bintang-bintang tersebut merupakan garis-garis peredaran daripada tujuh bintang yang beredar, yaitu Mars mempunyai garis edar pada bintang Aries dan bintang Scorpio;
Venus mempunyai garis edar pada bintang Taurus dan bintang Libra; Utarid mempunyai garis edar pada bintang Gemini dan bintang Virgo;
bulan mempunyai garis edar pada bintang Cancer; matahari mempunyai garis edar pada bintang Leo; Jupiter mempunyai garis edar pada bintang Sagitarius dan Pisces;
Saturnus mempunyai garis edar pada bintang Capricorn dan Aquarius (dan Kami telah menghiasi langit itu) dengan bintang-bintang yang gemerlapan (bagi orang-orang yang memandang.)
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 16 |
Tafsir ayat 16-20
Allah Swt. menyebutkan tentang langit yang diciptakan-Nya, yang sangat tinggi disertai dengan bintang-bintang yang menghiasinya, baik yang tetap maupun yang beredar. Hal tersebut dapat dijadikan tanda-tanda yang jelas
menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang yang merenungkannya dan menggunakan akal pikirannya dalam menganalisis keajaiban-keajaiban alam yang sangat mengagumkan itu dan membuat terpesona orang yang memandangnya.
Karena itulah Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-buruj dalam ayat ini ialah bintang-bintang.Menurut kami (penulis), makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا}
Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang. (Al-Furqan: 61), hingga akhir ayat.Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa al-buruj artinya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi matahari dan bulan.
Atiyyah Al-Aufi mengatakan bahwa al-buruj dalam ayat ini artinya gedung-gedung yang di dalamnya ada penjaganya. Dan dijadikanlah bintang-bintang meteor sebagai penjaganya dari gangguan setan-setan yang jahat,
agar setan-setan tidak dapat mencuri dengar percakapan para malaikat yang ada di langit. Maka barang siapa di antara setan-setan membangkang dan berani berbuat mencuri dengar, maka dia akan dilempar oleh bintang
yang menyala terang itu hingga membinasakannya. Akan tetapi, adakalanya setan telah menyampaikan pembicaraan yang telah didengarnya itu kepada setan yang ada di bawahnya sebelum ia dikenai oleh bintang yang menyala.
Lalu setan yang menerimanya itu menyampaikannya kepada setan lainnya yang ada di bawahnya, kemudian ia menyampaikannya kepada kekasihnya, seperti yang disebutkan dengan jelas dalam hadis sahih.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Bukhari mengatakan:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يبلُغُ بِهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: "إِذَا قَضَى اللَّهُ الْأَمْرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضعانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفوان".
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan. dari Amr, dari Ikrimah, dari Abu Hurairah yang menyampaikannya dari Nabi Saw., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
Apabila Allah memutuskan urusan di langit, malaikat mengepakkan sayapnya karena tunduk patuh kepada firman-Nya. (yang bunyinya) seakan-akan seperti suara rantai (yang dijatuhkan) di atas batu yang licin (berbunyi gemerincing).
Ali dan lain-lainnya mengatakan bahwa seakan-akan suaranya seperti suara rantai yang jatuh di atas batu yang licin dan menembusnya karena wibawa dan pengaruh firman Allah kepada mereka. Manakala para malaikat terkejut dan takut,
mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?" Maka mereka berkata kepada malaikat yang bertanya, "Sesungguhnya apa yang difirmankan oleh-Nya adalah hak belaka. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."
Maka percakapan mereka didengar oleh setan yang mencuri dengar. Setan-setan yang mencuri dengar itu —menurut yang digambarkan dan diperagakan oleh sufyan dengan tangannya seraya membuka semua jari tangannya yang kanan
dan menegakkannya serta menyusunnya yang satu di atas yang lainnya— satu sama lainnya saling mengusung. Adakalanya bintang yang membakar itu mengenai setan yang mencuri dengar percakapan para malaikat,
sebelum setan menyampaikannya kepada teman yang ada di bawahnya. Adakalanya setan sempat menyampaikan hasil curi dengarnya itu kepada teman yang dibawahnya sebelum ia terkena oleh bintang yang membakar.
Kemudian temannya itu meneruskannya sampai kepada setan yang ada di bumi.Adakalanya Sufyan mengatakan, "Hingga sampai di bumi, lalu dilemparkan ke dalam mulut penyihir atau tukang tenung (tukang ramal); setan memasukkannya
disertai dengan seratus kali dusta, maka tukang sihir itu percaya. Dan para tukang sihir dan tukang tenung itu mengatakan, 'Bukankah kita telah diberi tahu bahwa hari anu akan terjadi peristiwa anu dan anu, dan ternyata kami menjumpainya
benar sesuai dengan berita yang dicuri dengar dari langit' "Kemudian Allah Swt. menyebutkan penciptaannya terhadap bumi, dan bumi itu dipanjangkan, diluaskan serta digelarkan-Nya. Dia menjadikan padanya gunung-gunung
yang menjulang tinggi, lembah-lembah, dataran-dataran rendah, dan padang-padang sahara. Dia juga menumbuhkan tanam-tanaman dan berbagai macam buah yang beraneka ragam.Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Hijr: 19) Yakni menurut ukurannya yang telah dimaklumi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Abu Malik, Mujahid, Al-Hakam ibnu Uyaynah, Al-Hasan ibnu Muhammad,
Abu Saleh, dan Qatadah. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa makna ayat ini ialah, "Segala sesuatu menurut ukurannya yang pantas."Ibnu Zaid mengatakan, makna ayat ialah "segala sesuatu menurut kadar dan ukurannya
yang sesuai". Ibnu Zaid mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan lafaz mauzun ialah timbangan yang biasa dipakai di pasar-pasar.Firman Allah Swt.:
{وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ}
Dan Kami telah menjadikan untuk kalian di bumi keperluan-keperluan hidup. (Al-Hijr. 20)Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia telah menciptakan berbagai macam sarana dan penghidupan di muka bumi. Ma'ayisy adalah bentuk jamak dari ma'isyah. Firman Allah Swt.:
{وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ}
dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kalian sekali-kali bukanlah pemberi rezeki kepadanya. (Al-Hijr: 20)Menurut Mujahid, makhluk yang dimaksud ialah hewan-hewan liar dan hewan-hewan ternak.
Sedangkan Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah budak-budak belian, hewan liar, dan hewan ternak.Makna yang dimaksud ialah Allah telah menganugerahkan kepada mereka segala macam sarana
dan mata pencaharian serta penghidupan untuk fasilitas mereka. Allah juga telah menundukkan buat mereka hewan-hewan untuk kendaraan mereka, serta hewan ternak yang mereka makan dagingnya,
dan budak-budak lelaki dan wanita yang melayani mereka; sedangkan rezeki mereka dari Penciptanya, bukan dari orang-orang yang memiliki mereka, karena mereka hanya memanfaatkannya saja.
Surat Al-Hijr |15:17|
وَحَفِظْنَاهَا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ
wa ḥafizhnaahaa ming kulli syaithoonir rojiim
dan Kami menjaganya dari setiap (gangguan) setan yang terkutuk,
And We have protected it from every devil expelled [from the mercy of Allah]
(Dan Kami menjaganya) dengan meteor-meteor (dari tiap-tiap setan yang terkutuk) yang terlaknat.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 17 |
Penjelasan ada di ayat 16
Surat Al-Hijr |15:18|
إِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مُبِينٌ
illaa manistaroqos-sam'a fa atba'ahuu syihaabum mubiin
kecuali (setan) yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat), lalu dikejar oleh semburan api yang terang.
Except one who steals a hearing and is pursued by a clear burning flame.
(Akan tetapi) tetapi (setan yang mencuri-curi berita yang dapat didengar) yang menyadapnya (maka ia pasti dikejar oleh semburan api yang terang)
yakni bintang yang menyala terang dan dapat membakar atau menembus atau membuatnya cacat.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 18 |
Penjelasan ada di ayat 16
Surat Al-Hijr |15:19|
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ
wal-ardho madadnaahaa wa alqoinaa fiihaa rowaasiya wa ambatnaa fiihaa ming kulli syai`im mauzuun
Dan Kami telah menghamparkan Bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.
And the earth - We have spread it and cast therein firmly set mountains and caused to grow therein [something] of every well-balanced thing.
(Dan Kami telah menghamparkan bumi) telah membuatnya terbentang (dan Kami menjadikan padanya gunung-gunung) yang kokoh dan tegak supaya jangan bergerak-gerak
mengguncangkan penduduknya (dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran) yang telah ditentukan secara pasti.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 19 |
Penjelasan ada di ayat 16
Surat Al-Hijr |15:20|
وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ
wa ja'alnaa lakum fiihaa ma'aayisya wa mal lastum lahuu birooziqiin
Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.
And We have made for you therein means of living and [for] those for whom you are not providers.
(Dan Kami telah menjadikan untuk kalian di muka bumi keperluan-keperluan hidup) berupa buah-buahan dan biji-bijian (dan) Kami jadikan pula untuk kalian
(makhluk-makhluk yang kalian sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya) yaitu berupa hamba-hamba sahaya, binatang-binatang dan berbagai macam jenis ternak; hanya Allahlah yang memberi rezeki kepada mereka.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 20 |
Penjelasan ada di ayat 16
Surat Al-Hijr |15:21|
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
wa im min syai`in illaa 'indanaa khozaaa`inuhuu wa maa nunazziluhuuu illaa biqodarim ma'luum
Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya, Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.
And there is not a thing but that with Us are its depositories, and We do not send it down except according to a known measure.
(Dan tiada) tidak ada (sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya) huruf min adalah zaidah; yang dimaksud adalah kunci-kunci perbendaharaan segala sesuatu itu
(dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran-ukuran yang tertentu) sesuai dengan kepentingan-kepentingannya.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 21 |
Tafsir ayat 21-25
Allah Swt. menyebutkan bahwa Dialah yang memiliki segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu mudah bagi-Nya serta tiada harganya bagiNya. Di sisi-Nya Dia memiliki perbendaharaan segala sesuatu yang terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya.
{وَمَا نُنزلُهُ إِلا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ}
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (Al-Hijr: 21)Yakni menurut apa yang dikehendaki dan yang disukai-Nya, dan karena adanya hikmah yang sangat besar serta rahmat bagi hamba-hamba-Nya
dalam hal tersebut, bukanlah sebagai suatu keharusan; bahkan Dia menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat).Yazid ibnu Abu Ziyad telah meriwayatkan dari Abu Juhaifah, dari Abdullah, bahwa tiada suatu daerah pun
yang diberi hujan selama setahun penuh, tetapi Allah membagi-bagikannya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Maka Dia memberikan hujan secara terbagi-bagi, terkadang di sana dan terkadang di sini. Kemudian
Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanah (perbendaharaannya. (Al-Hijr: 21), hingga akhir ayat.Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Salim, dari Al-Hakam ibnu Uyaynah sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (Al-Hijr: 21) Bahwa tiada suatu tahun pun yang lebih banyak hujannya daripada tahun yang lain, tidak pula kurang; tetapi suatu kaum diberi hujan,
sedangkan kaum yang lain tidak diberi berikut semua hewan yang ada di laut.Ibnu Jarir mengatakan, 'Telah sampai suatu berita kepada kami bahwa seiring dengan turunnya hujan, turun pula para malaikat yang bilangannya jauh lebih banyak
daripada bilangan anak-anak iblis dan anak-anak Adam. Bilangan mereka sama dengan setiap tetes dari air hujan, turun di tempat mana pun tetes air hujan jatuh dan di daerah mana pun yang menumbuhkan tetumbuhan."
قَالَ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا دَاوُدُ -وَهُوَ ابْنُ بَكْرٍ التُّسْتُري -حَدَّثَنَا حبَّان بْنُ أَغْلَبَ بْنِ تَمِيمٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "خَزَائِنُ اللَّهِ الْكَلَامُ، فَإِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ: كُنْ، فَكَانَ"
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Daud Ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Hayyan ibnu Aglab ibnu Tamim, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Hisyam, dari Muhammad ibnu Sirin,
dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Perbendaharaan Allah ialah Kalam-(Nya), apabila Dia hendak menciptakan sesuatu. Dia hanya berfirman kepadanya, "Jadilah kamu!" Maka jadilah ia.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini tiada yang meriwayatkannya selain Aglab, sedangkan dia orangnya tidak kuat. Sejumlah ulama terdahulu ada yang membicarakannya, dan ternyata tiada yang meriwayatkan darinya
kecuali hanya anaknya. Firman Allah Swt.:
{وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ}
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). (Al-Hijr 22)Yakni membuahi awan, maka awan mengucurkan air (hujan)nya; dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan, maka terbukalah daun-daunnya
dan kuntum-kuntum bunganya. Lafaz riyah disebutkan dalam bentuk jamak, dengan maksud angin yang bermanfaat. Lain halnya dengan angin yang kering, maka ia diungkapkan dalam bentuk tunggal, yakni ar-rih;
lalu disifati dengan kata al-'aqim yang artinya tidak menyuburkan atau angin kering. Disebutkan pula dengan bentuk jamak karena mengandung pengertian adanya faktor interaksi di antara dua hal atau lebih.Al-A'masy mengatakan
dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Qais ibnus Sakan, dari Abdullah ibnu Mas'ud sehubungan dengan firman-Nya: Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). (Al-Hijr: 22) Angin dikirimkan, maka angin itu membawa air
dari langit; kemudian berlalu seirama dengan bergeraknya awan hingga awan itu menjatuhkan hujan sebagaimana air susu keluar dari tetek sapi perahan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibrahim An-Nakha'i, dari Qatadah.
Qatadah mengatakan, Allah mengirimkan angin kepada awan, maka angin membuahinya sehingga awan penuh dengan air. Ubaid ibnu Umair Al-Laisi mengatakan bahwa Allah mengirimkan angin yang membawa kesuburan pada suatu daerah,
maka bumi daerah itu menjadi subur. Lalu Allah mengirimkan angin yang mengarak awan, kemudian mengirimkan angin yang membawa air sehingga awan mengandung banyak air. Setelah itu Allah mengirimkan angin yang mengawinkan
tumbuh-tumbuhan, maka tumbuh-tumbuhan itu menjadi berbuah dengan suburnya. Setelah itu Qatadah membaca firman Allah Swt.: Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). (Al-Hijr: 22)
وَقَدْ رَوَى ابْنُ جَرِيرٍ، مِنْ حَدِيثِ عُبَيْس بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ أَبِي المُهَزَّم، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الرِّيحُ الْجَنُوبُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَهِيَ [الرِّيحُ اللَّوَاقِحُ، وَهِيَ الَّتِي] ذَكَرَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ، وَفِيهَا مَنَافِعُ لِلنَّاسِ"
Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui hadis Ubais ibnu Maimun, dari Abul Mihzam, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Angin selatan berasal dari surga,
angin inilah yang disebutkan oleh Allah di dalam Kitab-Nya, dan angin ini banyak mengandung manfaat bagi manusia.Sanad hadis ini berpredikat daif.
قَالَ الْإِمَامُ أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ الحُمَيدي فِي مَسْنَدِهِ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، أَخْبَرَنِي يَزِيدُ بْنُ جُعْدبة اللَّيْثِيُّ: أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مِخْراق، يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ فِي الْجَنَّةِ رِيحًا بَعْدَ الرِّيحِ بِسَبْعِ سِنِينَ، وَإِنَّ مِنْ دُونِهَا بَابًا مُغْلَقًا، وَإِنَّمَا يَأْتِيكُمُ الرِّيحُ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ، وَلَوْ فُتِحَ لَأَذْرَتْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ، وَهِيَ عِنْدَ اللَّهِ الأزَيبُ، وَهِيَ فِيكُمُ الْجَنُوبُ"
Imam Abu Bakar Abdullah ibnuz Zubair Al-Humaidi mengatakan di dalam kitab Musnad-nya, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Dinar, telah menceritakan kepadaku Ibnu Ja'diyyah Al-Laisi;
ia mendengar Abdur Rahman ibnu Mikhraq menceritakan hadis berikut dari Abu Zar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menciptakan angin di dalam surga, yang jaraknya sama
dengan perjalanan tujuh tahun, dan sesungguhnya sebelumnya terdapat sebuah pintu yang tertutup. Sesungguhnya angin yang datang kepada kalian berasal dari pintu itu. Seandainya pintu angin itu dibuka (semuanya),
tentulah akan menerbangkan segala sesuatu yang ada di antara langit dan bumi. Angin itu yang ada di sisi Allah dinamakan azib, sedangkan yang ada di antara kalian adalah angin selatan.Firman Allah Swt.:
{فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ}
lalu Kami beri minum kalian dengan air itu. (Al-Hijr: 22)Artinya, Kami menurunkan hujan itu dalam keadaan tawar sehingga dapat kalian meminumnya. Seandainya Dia menghendaki,
tentulah Dia menjadikan air itu berasa asin, seperti yang diisyaratkan-Nya dalam ayat yang lain melalui firman-Nya dalam surat Al-Waqi'ah, yaitu:
{أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ أَأَنْتُمْ أَنزلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزلُونَ لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلا تَشْكُرُونَ}
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kalian minum. Kaliankah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan air itu asin, maka mengapakah kalian tidak bersyukur? (Al-Waqi'ah: 68-70)Demikian pula dalam firman Allah Swt.:
{هُوَ الَّذِي أَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ}
Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kalian menggembalakan ternak kalian. (An-Nahl: 10) Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ}
dan sekali-kali bukanlah kalian yang menyimpannya. (Al-Hijr: 22)Menurut Sufyan As-Sauri, makna yang dimaksud ialah 'dan sekali-kali kalian tidak dapat mencegah (turun)nya'. Tetapi dapat pula diartikan bahwa
makna yang dimaksud ialah 'dan kalian bukanlah orang-orang yang memeliharanya, tetapi Kami-lah yang menurunkannya dan yang memeliharanya untuk kalian, lalu Kami menjadikannya mata air dan sumber-sumber air di bumi'.
Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan mengeringkan air itu dan melenyapkannya. Tetapi karena rahmat-Nya, hujan diturunkan dan dijadikan berasa tawar, lalu disimpan di dalam mata air-mata air, sumur-sumur,
dan sungai-sungai serta tempat-tempat penyimpanan air lainnya, agar mencukupi mereka selama satu tahun, untuk minum mereka dan hewan ternak mereka, serta untuk pengairan lahan pertanian mereka. Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ}
Dan sesungguhnya benar-benar Kamilah yang menghidupkan dan mematikan.. (Al-Hijr: 23)Allah menyebutkan tentang kekuasaan-Nya dalam memulai penciptaan dan mengulanginya, dan bahwa Dialah Yang menciptakan makhluk dari tiada,
kemudian Dia mematikan mereka, lalu Dia membangkitkan mereka semua pada hari perhimpunan. Allah menyebutkan pula bahwa Dialah yang mempusakai bumi dan semua makhluk yang ada padanya, dan hanya kepada-Nyalah mereka kembali.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan perihal ilmu-Nya Yang Mahasempurna tentang mereka, mulai dari yang pertama hingga yang paling akhir. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ }
Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian. (Al Hijr: 24)Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan orang-orang yang terdahulu ialah semua orang yang telah mati sejak dari Nabi Adam a.s.
Sedangkan yang dimaksud dengan orang-orang yang terkemudian ialah orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang akan ada nanti sampai hari kiamat. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ikrimah, Mujahid, Ad-Dahhak,
Qatadah, Muhammad ibnu Ka'b, Asy-Sya'bi, dan lain-lainnya. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami
Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari ayahnya, dari seorang lelaki, dari Marwan ibnul Hakam yang mengatakan bahwa ada sejumlah lelaki yang mengambil saf paling belakang demi seorang wanita, lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian, dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)Sehubungan dengan makna ayat ini
ada sebuah hadis garib sekali yang berkenaan dengan latar belakangnya. Ibnu Jarir mengatakan: telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Musa Al-Jarasyi, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Qais, telah menceritakan kepada kami
Amr ibnu Qais, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Malik, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa dahulu ada seorang wanita yang salat di belakang Nabi Saw. Wanita itu sangat cantik. Ibnu Abbas mengatakan,
"Demi Allah, tidak ada seorang wanita pun yang pernah aku lihat secantik wanita itu." Sebagian dari kaum muslim apabila salat maju ke saf yang terdepan agar tidak melihat wanita itu, sedangkan sebagian lainnya mengambil safnya
di belakang wanita-itu. Apabila mereka (yang ada di depan) sujud, mereka melihat wanita itu dari bawah tangan mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu
daripada kalian dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Abu Hatim di dalam kitab tafsirnya. Imam Turmuzi
dan Imam Nasai meriwayatkan hadis ini di dalam kitab tafsir masing-masing, bagian dari kitab sunnahnya; begitu pula Ibnu Majah, melalui berbagai jalur dari Nuh ibnu Qais Al-Haddani yang dinilai siqah oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Daud
serta lain-lainnya. Tetapi telah diriwayatkan dari Ibnu Mu'in bahwaNuh ibnu Qais orangnya daif. Imam Muslim dan ahli sunan mengetengahkan hadis ini, tetapi di dalam hadis ini terkandung predikat munkar yang parah. Abdur Razzaq
telah meriwayatkannya dari Ja'far ibnu Sulaiman, dari Amr ibnu Malik (yakni An-Nakri), bahwa ia pernah mendengar Abul Jauza mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang
yang terdahulu daripada kalian. (Al-Hijr: 24) Yakni dalam saf salat. dan orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)Menurut pengertian lahiriahnya, kata-kata ini berasal dari perkataan Abul Jauza, sedangkan
nama Ibnu Abbas tidak disebut-sebut di dalamnya. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hal ini mirip dengan riwayat Nuh ibnu Qais.Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari-Muhammad ibnu Abu Ma'syar, dari ayahnya,
bahwa ia pernah mendengar Aun ibnu Abdullah menceritakan tentang pendapat Muhammad ibnu Ka'b sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian,
dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24) Ketika disebutkan kepada Muhammad ibnu Ka'b bahwa makna ayat ini berkenaan dengan saf-saf dalam salat, maka Muhammad ibnu Ka'b
menyanggahnya dan mengatakan bahwa maknanya tidaklah demikian. Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian. (Al-Hijr: 24) yang telah mati atau yang telah terbunuh.
dan orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24) Yaitu orang-orang yang akan diciptakan kemudian. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah
Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-Hijr: 25) Maka Aun ibnu Abdullah mengatakan, "Semoga Allah memberimu taufik dan memberi balasan kebaikan kepadamu."
Surat Al-Hijr |15:22|
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
wa arsalnar-riyaaḥa lawaaqiḥa fa anzalnaa minas-samaaa`i maaa`an fa asqoinaakumuuh, wa maaa antum lahuu bikhooziniin
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya.
And We have sent the fertilizing winds and sent down water from the sky and given you drink from it. And you are not its retainers.
(Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengumpulkan awan) menggiring mendung sehingga terkumpul lalu penuh dengan air (lalu Kami turunkan dari langit) dari mendung itu (air)
air hujan (kemudian Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kalian yang menyimpannya) artinya, bukanlah kalian yang menyimpannya dengan upaya tangan kalian.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 22 |
Penjelasan ada di ayat 21
Surat Al-Hijr |15:23|
وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ
wa innaa lanaḥnu nuḥyii wa numiitu wa naḥnul-waariṡuun
Dan sungguh, Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.
And indeed, it is We who give life and cause death, and We are the Inheritor.
(Dan sesungguhnya benar-benar Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami pula yang mewarisi) yang tetap hidup dan mewarisi semua makhluk.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 23 |
Penjelasan ada di ayat 21
Surat Al-Hijr |15:24|
وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَأْخِرِينَ
wa laqod 'alimnal-mustaqdimiina mingkum wa laqod 'alimnal-musta`khiriin
Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu sebelum kamu dan Kami mengetahui pula orang yang terkemudian.
And We have already known the preceding [generations] among you, and We have already known the later [ones to come].
(Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian) yaitu makhluk-makhluk yang terdahulu sejak Nabi Adam
(dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian) orang-orang yang akan datang kemudian hingga hari kiamat.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 24 |
Penjelasan ada di ayat 21
Surat Al-Hijr |15:25|
وَإِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحْشُرُهُمْ ۚ إِنَّهُ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
wa inna robbaka huwa yaḥsyuruhum, innahuu ḥakiimun 'aliim
Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang akan mengumpulkan mereka. Sungguh, Dia Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.
And indeed, your Lord will gather them; indeed, He is Wise and Knowing.
(Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana) di dalam pekerjaan-Nya (lagi Maha Mengetahui.) tentang makhluk-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 25 |
Penjelasan ada di ayat 21
Surat Al-Hijr |15:26|
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
wa laqod kholaqnal-insaana min sholshoolim min ḥama`im masnuun
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
And We did certainly create man out of clay from an altered black mud.
(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yaitu Nabi Adam (dari tanah liat kering) tanah liat kering yang apabila diketuk akan terdengar daripadanya suara melenting
(yang berasal dari lumpur hitam) tanah liat yang hitam (yang diberi bentuk) diubah bentuknya.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 26 |
Tafsir ayat 26-27
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan salsal dalam ayat ini ialah tanah liat kering. Makna lahiriah ayat sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ وَخَلَقَ الْجَانَّ مَن مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍ}
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (Ar-Rahmah: 14-15)Dari Mujahid, disebutkan pula bahwa salsal artinya tanah yang berbau busuk. Tetapi tafsir ayat dengan ayat yang lain adalah lebih utama. Firman Allah Swt.:
{مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ}
dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Al-Hijr: 26)Makna yang dimaksud ialah tanah liat. Sedangkan al-masnun artinya yang licin, seperti pengertian dalam perkataan seorang penyair:
ثُمَّ خَاصَرْتُهَا إِلَى الْقُبَّةِ الخضراءتمشي فِي مَرْمَرٍ مَسْنُونٍ
Kemudian pinggangnya ditempelkan di kubah hijau sambil berjalan di atas marmer yang licin lagi mengilap.Yang dimaksud dengan masnun dalam syair ini ialah licin lagi mengilap. Karena itulah diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa ia pernah mengatakan, "Makna yang dimaksud ialah tanah yang basah." Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Ad-Dahhak, bahwa al-hama-il masnun ialah tanah yang berbau busuk. Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan
masnun dalam ayat ini ialah yang dituangkan. Firman Allah Swt.:
{وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ}
Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya. (Al-Hijr: 27) Yakni sebelum menciptakan manusia.
{مِنْ نَارِ السَّمُومِ}
dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 27)Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud ialah angin panas yang dapat membunuh (mematikan). Sebagian ulama mengatakah bahwa samum ialah angin panas di malam dan siang hari.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa kalau samum terjadi di malam hari, dan harur terjadi di siang hari.Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abu Ishaq yang mengatakan bahwa
ia masuk ke dalam rumah Umar Al-Asam menjenguknya, lalu Umar Al-Asam mengatakan, "Maukah aku ceritakan kepada kamu sebuah hadis yang pernah kudengar dari Abdullah ibnu Mas'ud. Dia mengatakan bahwa angin yang panas ini
adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian angin panas yang jin diciptakan darinya. Kemudian Ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: 'Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas' (Al-Hijr: 27)."
Dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa al-jan (jin) diciptakan dari nyala api. Menurut riwayat lain, dari nyala api yang paling baik.Dari Amr ibnu Dinar, disebutkan dari api matahari. Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
"خُلقت الملائكة من نور، وخُلقت الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وخُلق بَنُو آدَمَ مِمَّا وصِف لَكُمْ"
Para malaikat diciptakan dari nur, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang digambarkan kepada kalian.Makna yang dimaksud oleh ayat ialah menonjolkan kemuliaan Adam a.s. dan keharuman serta kesucian unsur kejadiannya.
Surat Al-Hijr |15:27|
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
wal-jaaanna kholaqnaahu ming qoblu min naaris-samuum
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
And the jinn We created before from scorching fire.
(Dan jin) maksudnya biangnya jin, yaitu iblis (Kami telah menciptakan sebelumnya) sebelum Nabi Adam diciptakan (dari api yang sangat panas) yaitu api yang sama sekali tidak berasap dan dapat menembus pori-pori.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 27 |
Penjelasan ada di ayat 26
Surat Al-Hijr |15:28|
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
wa iż qoola robbuka lil-malaaa`ikati innii khooliqum basyarom min sholshoolim min ḥama`im masnuun
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
And [mention, O Muhammad], when your Lord said to the angels, "I will create a human being out of clay from an altered black mud.
(Dan) ingatlah (ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dan lumpur hitam yang diberi bentuk).
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 28 |
Tafsir ayat 28-33
Allah Swt. menyebutkan perihal Adam di kalangan para malaikat-Nya sebelum Adam diciptakan dan dimuliakan-Nya dengan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Allah menyebutkan pula pembangkangan
yang dilakukan oleh iblis yang tidak mau bersujud kepada Adam, pada saat itu iblis berada bersama golongan para malaikat. Iblis tidak mau bersujud kepada Adam karena kafir, ingkar, sombong, dan membanggakan dirinya dengan kebatilan.
Iblis menjawab alasan penolakannya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَأٍ مَسْنُونٍ}
"Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau lelah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Al-Hijr: 33)Dalam ayat lain disebutkan:
{أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ}
Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. (Al A’raf: 12; Shad: 76)Dalam ayat lainnya lagi disebutkan:
{أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا}
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? (Al-Isra: 62), hingga akhir ayat.Dalam bab ini Ibnu Jarir telah meriwayatkan sebuah asar yang garib lagi aneh melalui hadis Syabib ibnu Bisyr, dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Allah telah menciptakan para malaikat, berfirmanlah Dia: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kalian bersungkur dengan bersujud kepadanya. (Shad: 71-72) Mereka menjawab, "Kami tidak akan menurut." Maka Allah mengirimkan api kepada mereka dan membakar habis mereka.
Kemudian Allah menciptakan malaikat lainnya, dan berfirman kepada mereka seperti firman-Nya yang pertama, tetapi mereka menjawab dengan jawaban yang sama seperti pendahulunya. Maka Allah mengirimkan kepada mereka api
yang membakar habis mereka semua. Kemudian Allah menciptakan malaikat yang lain, setelah itu Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Apabila Aku telah menciptakannya, maka bersujudlah kalian
kepadanya!" Tetapi mereka membangkang. Maka Allah mengirimkan api kepada mereka dan membakar habis mereka semuanya. Kemudian Allah menciptakan malaikat lainnya, lalu berfirman kepada mereka, "Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah, apabila Aku telah menciptakannya, maka bersujudlah kalian kepadanya!" Mereka menjawab, "Kami tunduk dan patuh kepada perintahMu," kecuali iblis, dia termasuk kaum yang kafir
seperti para pendahulunya. Akan tetapi, kebenaran asar ini dari Ibnu Abbas masih terlalu jauh dari kebenaran. Jelasnya asar ini berasal dari kisah israiliyat.
Surat Al-Hijr |15:29|
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
fa iżaa sawwaituhuu wa nafakhtu fiihi mir ruuḥii faqo'uu lahuu saajidiin
Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
And when I have proportioned him and breathed into him of My [created] soul, then fall down to him in prostration."
(Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya) telah merampungkan bentuknya (dan Aku telah meniupkan) maksudnya telah mengalirkan
(ke dalam tubuhnya roh ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup; diidhafatkannya lafal ruuh kepada-Nya sebagai penghormatan kepada Adam
(maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud) yaitu sujud penghormatan dengan cara membungkuk.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 29 |
Penjelasan ada di ayat 28
Surat Al-Hijr |15:30|
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
fa sajadal-malaaa`ikatu kulluhum ajma'uun
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,
So the angels prostrated - all of them entirely,
(Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama) di dalam ayat ini terdapat dua taukid, yaitu lafal kulluhum dan lafal ajma'uuna.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 30 |
Penjelasan ada di ayat 28
Surat Al-Hijr |15:31|
إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
illaaa ibliis, abaaa ay yakuuna ma'as-saajidiin
kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu.
Except Iblees, he refused to be with those who prostrated.
(Kecuali iblis) dia adalah biangnya jin yang dahulu hidup di antara para malaikat (ia enggan) menolak untuk (ikut bersama-sama malaikat yang sujud itu.")
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 31 |
Penjelasan ada di ayat 28
Surat Al-Hijr |15:32|
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
qoola yaaa ibliisu maa laka allaa takuuna ma'as-saajidiin
Dia (Allah) berfirman, "Wahai Iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?"
[Allah] said, O Iblees, what is [the matter] with you that you are not with those who prostrate?"
(Allah berfirman) Maha Tinggi Allah ("Hai iblis! Apa sebabnya kamu) apa yang menyebabkan kamu enggan (tidak mau) huruf laa adalah zaidah (ikut sujud bersama-sama mereka yang sujud itu")
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 32 |
Penjelasan ada di ayat 28
Surat Al-Hijr |15:33|
قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
qoola lam akul li`asjuda libasyarin kholaqtahuu min sholshoolim min ḥama`im masnuun
Ia (Iblis) berkata, "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
He said, "Never would I prostrate to a human whom You created out of clay from an altered black mud."
(Berkata iblis, "Aku sekali-kali tidak akan sujud) tidak layak bagiku untuk sujud (kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.")
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 33 |
Penjelasan ada di ayat 28
Surat Al-Hijr |15:34|
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
qoola fakhruj min-haa fa innaka rojiim
Dia (Allah) berfirman, "(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
[Allah] said, "Then get out of it, for indeed, you are expelled.
(Allah berfirman, "Keluarlah dari surga) menurut suatu pendapat dari langit (karena sesungguhnya kamu terkutuk.") terusir.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 34 |
Tafsir ayat 34-38
Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia memerintahkan kepada iblis dengan perintah paksa yang tidak dapat ditentang atau dicegah, yaitu mengusir iblis dari kedudukan yang tinggi yang ditempati sebelumnya oleh iblis,
hingga jadilah iblis makhluk yang terkutuk. Dan bahwa iblis selalu diikuti oleh laknat Allah yang terus-menerus menimpa dirinya sampai hari kiamat nanti.Dari Sa'id ibnu Jubair, disebutkan bahwa setelah Allah melaknat iblis,
maka berubahlah rupa iblis yang tadinya sama dengan para malaikat; rupanya menjadi hitam seperti noda. Maka setiap noda yang ada di dunia sampai hari kiamat berasal darinya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Disebutkan pula bahwa setelah murka Allah yang tak tertolak itu menimpanya, iblis meminta kepada Allah agar ditangguhkan sampai hari kiamat, yaitu sampai hari berbangkit; hal ini merupakan dorongan kedengkian hatinya terhadap Adam
dan anak cucunya. Lalu Allah memperkenankan permintaannya sebagai istidraj dan membiarkan dia terjerumus lebih sesat lagi. Setelah permintaan masa penangguhannya diperkenankan oleh Allah, ia berkata:
Surat Al-Hijr |15:35|
وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ
wa inna 'alaikal-la'nata ilaa yaumid-diin
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat."
And indeed, upon you is the curse until the Day of Recompense."
(Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat) sampai hari pembalasan
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 35 |
Penjelasan ada di ayat 34
Surat Al-Hijr |15:36|
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
qoola robbi fa anzhirniii ilaa yaumi yub'aṡuun
Ia (Iblis) berkata, "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan."
He said, "My Lord, then reprieve me until the Day they are resurrected."
(Berkata iblis, "Ya Rabbku! Kalau begitu maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari dibangkitkan.") nya manusia
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 36 |
Penjelasan ada di ayat 34
Surat Al-Hijr |15:37|
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
qoola fa innaka minal-munzhoriin
Allah berfirman, "(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan,
[Allah] said, "So indeed, you are of those reprieved
(Allah berfirman, "Kalau begitu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh).
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 37 |
Penjelasan ada di ayat 34
Surat Al-Hijr |15:38|
إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
ilaa yaumil-waqtil-ma'luum
sampai hari yang telah ditentukan (kiamat)."
Until the Day of the time well-known."
(sampai hari suatu waktu yang telah ditentukan.") yaitu sampai tiupan sangkakala yang pertama.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 38 |
Penjelasan ada di ayat 34
Surat Al-Hijr |15:39|
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
qoola robbi bimaaa aghwaitanii la`uzayyinanna lahum fil-ardhi wa la`ughwiyannahum ajma'iin
Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,
[Iblees] said, "My Lord, because You have put me in error, I will surely make [disobedience] attractive to them on earth, and I will mislead them all
(Iblis berkata, "Ya Rabbku! Oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat) artinya disebabkan Engkau telah menetapkan aku sesat; huruf ba pada lafal bimaa adalah
bermakna qasam, sedangkan jawabnya ialah (pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik di muka bumi ini) terhadap perbuatan-perbuatan maksiat (dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya).
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 39 |
Tafsir ayat 39-44
Allah menceritakan perihal iblis dan pembangkangan serta keangkuhannya, bahwa ia berkata kepada Tuhannya:
{بِمَا أَغْوَيْتَنِي}
oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat. (Al-Hijr: 39)Sebagian ulama mengatakan bahwa iblis bersumpah atas nama penyesatan Allah terhadap dirinya. Menurut kami, makna ayat dapat ditakwilkan bahwa 'karena Engkau telah menyesatkan aku'.
{لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ}
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi. (Al-Hijr: 39)Yang dimaksud dengan "mereka' ialah anak cucu dan keturunan Adam a.s. Dengan kata lain iblis mengatakan, "Sesungguhnya
aku akan membuat mereka senang dan memandang baik perbuatan-perbuatan maksiat, dan aku akan anjurkan mereka serta menggiring mereka dengan gencar untuk melakukan kemaksiatan."
{وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ}
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (Al-Hijr: 39)Yakni sebagaimana Engkau telah menyesatkan aku danmenakdirkanku menjadi sesat, maka aku akan berupaya keras untuk menyesatkan mereka.
{ إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ}
kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka. (Al-Hijr: 40)Ayat ini semakna dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا}
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62) Allah Swt. berfirman dengan nada mengancam:
{هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ}
Allah berfirman, "Inilah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya)." (Al-Hijr: 41)Dengan kata lain, kembali kalian semua adalah kepada-Ku, maka Aku akan membalas kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian.
Jika amal kalian baik, maka balasannya baik, jika buruk, maka balasannya buruk pula. Sama halnya dengan firman-Nya:
{إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ}
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 14)Menurut pendapat lain, jalan yang benar kembalinya kepada Allah dan berujung kepada-Nya. Demikianlah menurut Mujahid Al-Hasan dan Qatadah, sama dengan firman-Nya:
{وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ}
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An-Nahl: 9)Qais ibnu Ubadah, Muhammad ibnu Sirin, dan Qatadah mengartikan ayat ini, yaitu firman-Nya: Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). (Al-Hijr: 41) Sama dengan firman-Nya:
{وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ}
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuz) di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Az-Zukhruf: 4)Yakni bernilai tinggi. Akan tetapi, pendapat yang terkenal adalah yang pertama tadi.Firman Allah Swt.:
{إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ}
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. (Al-Hijr: 42)Yaitu orang-orang yang telah Aku takdirkan mendapat hidayah, tiada jalan bagimu kepada mereka, tidak pula kalian dapat sampai kepada mereka.
{إِلا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ}
kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Al-Hijr: 42) Istisna dalam ayat ini bersifat munqati’ yakni hanya hamba-hamba Allah yang mengikuti iblis saja, yaitu mereka yang sesat. Ibnu Jarir dalam bab ini
mengetengahkan sebuah hadis melalui Abdullah ibnul Mubarak, dari Abdulah ibnu Mauhib, bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Qasit, bahwa di masa silam para nabi mempunyai masjid-masjid di luar kota mereka tinggal.
Apabila seorang nabi menghendaki munajat kepada Tuhannya untuk menanyakan sesuatu masalah, maka ia keluar menuju masjidnya, lalu melakukan salat seperti yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya, kemudian dia memohon
kepada Allah apa yang diinginkannya. Ketika seorang nabi sedang berada di masjidnya, tiba-tiba datanglah musuh Allah —yakni iblis—, lalu iblis duduk antara dia dan arah kiblat. Nabi berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan
yang terkutuk." Maka ucapan-ta'awwuz-nya itu mengusir iblis sebanyak tiga kali. Iblis berkata, "Dengan apakah kamu dapat selamat dariku?" Nabi balik bertanya, "Tidak, tetapi ceritakanlah kepadaku, dengan apakah kamu
mengalahkan Anak Adam?" Pertanyaan ini diulanginya sebanyak dua kali, maka masing-masing pihak saling bersitegang. Nabi itu mengatakan; "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk." Musuh Allah iblis berkata,
"Tahukah kamu ta'awwuz yang baru kamu ucapkan? Itulah dia yang menyelamatkanmu." Nabi berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk." Maka bacaan itu mengusir iblis sebanyak tiga kali.
Musuh Allah —iblis— berkata, "Ceritakanlah kepadaku, karena apakah engkau dapat selamat dariku?" Nabi menjawab, "Tidak, tetapi ceritakanlah kepadaku dengan apakah kamu dapat mengalahkan Ibnu Adam (manusia)?" Sebanyak dua kali.
Maka masing-masing pihak saling bersitegang. Akhirnya nabi itu mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman: Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka,
kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Al-Hijr: 42) Musuh Allah —iblis— berkata, "Demi Allah, saya telah mendengar firman ini sebelum kamu dilahirkan." Nabi itu mengatakan bahwa
Allah telah berfirman pula: Dan jikar kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-A'raf; 200) "Dan sesungguhnya aku, tidak sekali-kali —demi Allah—
merasakan adanya godaanmu melainkan aku berlindung kepada Allah dari godaanmu." Iblis berkata, "Kamu benar, dengan itulah kamu selamat dari godaanku." Nabi bertanya, "Ceritakanlah kepadaku karena apakah kamu
dapat mengalahkan manusia?" Iblis menjawab, "Saya merasukinya di saat sedang marah dan melalui hawa nafsunya." Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ}
Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. (Al-Hijr: 43)Artinya, neraka Jahanam adalah tempat yang dijanjikan bagi semua pengikut iblis. Sama halnya dengan yang disebutkan dalam firman-Nya yang menceritakan tentang Al-Qur'an:
{وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الأحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ}
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya (Hud: 17)Kemudian Allah Swt. menceritakan bahwa neraka Jahanam itu mempunyai tujuh buah pintu:
{لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ}
Tiap-tiap pintu (telah d itetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (Al-Hijr: 44)Yakni telah ditetapkan bagi tiap-tiap pintu dari neraka Jahanam akan dimasuki oleh para pengikut iblis, mereka tidak dapat menyelamatkan diri darinya;
semoga Allah melindungi kita dari neraka Jahanam. Masing-masing pengikut iblis memasuki neraka Jahanam sesuai dengan amal perbuatannya, lalu ia tinggal di lapisan yang sesuai dengan amalnya pula.Ismail ibnu Aliyyah dan Syu'bah
telah meriwayatkan dari Abu Harun Al-Ganawi, dari Hattan ibnu Abdullah; ia pernah mengatakan bahwa ia telah mendengar Ali ibnu Abu Talib berkata dalam khotbahnya, "Sesungguhnya pintu-pintu Jahanam itu bertingkat-tingkat,
sebagiannya berada di atas sebagian yang lain." Abu Harun mengatakan demikian seraya memperagakannya. Israil telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Hubairah ibnu Abu Maryam, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa
pintu-pintu Jahanam itu ada tujuh buah, sebagiannya berada di atas sebagian yang lain. Bila pintu yang pertama penuh, maka pintu yang kedua diisi, kemudian pintu yang ketiga, hingga semuanya penuh.Ikrimah mengatakan,
yang dimaksud dengan tujuh buah pintu ialah tujuh tingkatan.Ibnu Juraij mengatakan bahwa tujuh buah pintu itu yang pertama dinamakan Jahanam, lalu Laza, lalu Hutamah, lalu Sa'ir, lalu Saqar, lalu Jahim, dan yang terakhir ialah Hawiyah.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Al-A'masy.Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Jahanam itu mempunyai tujuh pintu.
Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (Al-Hijr: 44) Hal itu —demi Allah— merupakan tingkatan-tingkatan amal perbuatan mereka. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.Juwaibir telah meriwayatkan
dari Ad-Dahhak sehubungan dengan makna firman-Nya: Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (Al-Hijr: 44) Bahwa ada pintu untuk orang-orang Yahudi,
pintu untuk orang-orang Nasrani, pintu untuk orang-orang Sabi-in, pintu untuk orang-orang Majusi, pintu untuk orang-orang musyrik (yaitu orang-orang kafir Arab), pintu untuk orang-orang munafik, dan pintu untuk ahli tauhid.
Tetapi ahli tauhid mempunyai harapan untuk dikeluarkan, sedangkan yang selain mereka tidak ada harapan sama sekali untuk selama-lamanya.
قَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْد، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَل، عَنْ جُنَيْد عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ قَالَ: "لِجَهَنَّمَ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ: بَابٌ مِنْهَا لِمَنْ سلَّ السَّيْفَ عَلَى أُمَّتِي -أَوْ قَالَ: عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ.
Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdu ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, dari Malik ibnu Mugawwil, dari Humaid ibnu Umar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Neraka Jahanam mempunyai tujuh buah pintu, sebuah pintu darinya buat orang yang menghunus senjatanya terhadap umatku —atau kepada umat Muhammad—.Kemudian Imam Turmuzi mengatakan, "Kami tidak mengenal hadis ini
selain melalui hadis Malik ibnu Mugawwil."
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا، عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ الْخَلَّالُ، حَدَّثَنَا زَيْدُ -يَعْنِي: ابْنُ يحيى -حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ أبي نضرة، عَنْ سَمُرَة بْنِ جُنْدَب، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ: {لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ} قَالَ: "إِنَّ مِنْ أَهْلِ النَّارِ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَإِنَّ مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى حُجزته، وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى تَرَاقِيهِ، مَنَازِلُ بِأَعْمَالِهِمْ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abbas ibnul Walid Al-Khallal, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Basyir.
dari Qatadah. dari AbuNadrah, dari Samu-rah ibnu Jundub, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (Al-Hijr: 44) Nabi Saw. bersabda:
Sesungguhnya di antara ahli neraka ada yang dimakan api neraka sampai batas kedua mata kakinya, dan sesungguhnya di antara mereka ada yang dimakan api neraka sampai batas pinggangnya, dan di antara mereka
ada yang dimakan api neraka sampai batas tenggorokannya. Tempat-tempat mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. Yang demikian itu adalah firman Allah Swt. yang mengatakan, "Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan)
untuk golongan yang tertentu dari mereka " (Al-Hijr: 44).
Surat Al-Hijr |15:40|
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
illaa 'ibaadaka min-humul-mukhlashiin
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."
Except, among them, Your chosen servants."
(Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka") yakni orang-orang yang beriman.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 40 |
Penjelasan ada di ayat 39
Surat Al-Hijr |15:41|
قَالَ هَٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ
qoola haażaa shiroothun 'alayya mustaqiim
Dia (Allah) berfirman, "Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku."
[Allah] said, "This is a path [of return] to Me [that is] straight.
(Berfirmanlah Allah) swt. ("Inilah jalan yang lurus; kewajiban Akulah memeliharanya")
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 41 |
Penjelasan ada di ayat 39
Surat Al-Hijr |15:42|
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
inna 'ibaadii laisa laka 'alaihim sulthoonun illaa manittaba'aka minal-ghoowiin
Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.
Indeed, My servants - no authority will you have over them, except those who follow you of the deviators.
(Sesungguhnya hamba-hamba-Ku) yang beriman (tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka) kamu tidak mempunyai kekuatan (kecuali) hanyalah
(orang-orang yang mengikut kalian; yaitu orang-orang yang sesat) yakni orang-orang kafir.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 42 |
Penjelasan ada di ayat 39
Surat Al-Hijr |15:43|
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ
wa inna jahannama lamau'iduhum ajma'iin
Dan sungguh, Jahanam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya,
And indeed, Hell is the promised place for them all.
(Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah dijanjikan kepada mereka semuanya) yaitu kepada orang-orang yang mengikutimu.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 43 |
Penjelasan ada di ayat 39
Surat Al-Hijr |15:44|
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ
lahaa sab'atu abwaab, likulli baabim min-hum juz`um maqsuum
(Jahanam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.
It has seven gates; for every gate is of them a portion designated."
(Jahanam itu mempunyai tujuh pintu) tujuh lapis (Tiap-tiap pintu) daripadanya (adalah untuk segolongan di antara mereka bagian) yakni jatah (yang tertentu).
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 44 |
Penjelasan ada di ayat 39
Surat Al-Hijr |15:45|
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
innal-muttaqiina fii jannaatiw wa 'uyuun
Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir).
Indeed, the righteous will be within gardens and springs.
(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada di dalam surga) kebun-kebun surga (dan mata air-mata air) yang mengalir di dalamnya.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 45 |
Tafsir ayat 45-50
Setelah Allah menyebutkan keadaan ahli neraka, maka hal itu diiringiNya dengan sebutan tentang ahli surga, bahwa mereka berada di dalam taman-taman yang bermata air banyak. Firman Allah Swt.:
{ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ}
Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera. (Al-Hijr: 46)Yakni dalam keadaan terbebas dari semua penyakit dan kalian selalu dalam keadaan sejahtera.
{آمِنِينَ}
lagi aman. (Al-Hijr: 46)Maksudnya, aman dari semua ketakutan dan keterkejutan; dan janganlah kalian takut akan dikeluarkan, jangan pula takut akan terputus serta fana (mati).Firman Allah Swt.:
{وَنزعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ}
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr: 47)Al-Qasim telah meriwayatkan dari Abu Umamah
yang mengatakan bahwa ahli surga masuk ke dalam surga berikut dengan apa yang terpendam di dalam hati mereka ketika di dunia, yaitu rasa benci dan dendam. Tetapi setelah mereka saling berhadapan dan bersua satu sama lainnya,
maka Allah melenyapkan rasa dendam yang ada dalam hati mereka ketika di dunia. Kemudian Abu Umamah membacakan firman-Nya: Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka. (Al-Hijr: 47)
Demikianlah menurut riwayat ini, tetapi Al-Qasim ibnu Abdur Rahman dalam riwayatnya yang dari Abu Umamah berpredikat daif.Sunaid di dalam kitab tafsirnya telah meriwayatkan telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudalah, dari Luqman,
dari Abu Umamah yang mengatakan, "Tidaklah masuk surga seorang mukmin sebelum Allah melenyapkan rasa dendam yang ada dalam hatinya. Allah mencabut rasa dendam darinya sebagaimana hewan pemangsa mencabut mangsanya."
Pendapat inilah yang sesuai dengan apa yang terdapat di dalam hadis sahih melalui riwayat Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abul Mutawakkil An-Naji; Abu Sa'id Al-Khudri pernah menceritakan hadis kepada mereka,
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"يَخْلُص الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ، فيُحبسون عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، فيُقتص لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضِهِمْ، مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا هُذِّبوا ونُقّوا، أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ"
Orang-orang mukmin diselamatkan dari neraka, lalu mereka ditahan di atas sebuah jembatan yang terletak di antara surga dan neraka. Maka sebagian dari mereka meng-qisas sebagian yang lainnya menyangkut perkara penganiayaan
yang pernah terjadi di antara mereka ketika di dunia. Setelah mereka dibersihkan dan disucikan (dari semua kesalahan), barulah mereka diizinkan untuk masuk surga.Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan,
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Muhammad ibnu Sirin yang mengatakan bahwa Al-Asytar meminta izin masuk kepada Khalifah Ali r.a. yang saat itu di hadapannya
terdapat Ibnu Talhah. Maka Ali menangguhkannya, kemudian memberinya izin untuk masuk. Setelah Al-Asytar masuk, ia berkata, "Sesungguhnya aku berpendapat bahwa tidak sekali-kali engkau menahanku untuk masuk melainkan
karena orang ini." Ali menjawab, "Benar." Al-Asytar berkata, "Sesungguhnya aku berpendapat bahwa seandainya di sisimu terdapat anak Usman, tentulah kamu menahanku untuk masuk." Ali menjawab, "Benar, sesungguhnya
aku berharap semoga aku dan Usman termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: 'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara
duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan' (Al-Hijr: 47).”Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah Ad- Darir, telah menceritakan kepada kami
Abu Malik Al-Asyja'i, telah menceritakan kepada kami Abu Habibah maula Talhah yang mengatakan bahwa Imran ibnu Talhah masuk menemui Ali r.a. setelah selesai dari Perang Jamal. Maka Ali menyambutnya dengan hangat dan berkata,
"Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga Allah menjadikan aku dan ayahmu termasuk orang-orang yang disebutkan dalam firman Allah Swt.: 'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan' (Al-Hijr: 47).”Telah menceritakan pula kepada kami Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah Ad-Darir (yang tuna netra),
telah menceritakan kepada kami Abu Malik Al-Asyja'i, dari Abu Habibah maula Talhah yang mengatakan bahwa Imran ibnu Talhah masuk menemui Ali r.a. setelah usai Perang Jamal. Ali menyambutnya dengan hangat seraya berkata,
"Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga Allah menjadikan aku dan ayahmu termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya: 'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan' (Al-Hijr: 47).” Saat itu di sudut lain dari hamparan tersebut terdapat dua orang lelaki. Lalu kedua lelaki itu berkata, "Allah lebih adil daripada hal tersebut,
engkau perangi mereka kemarin, kemudian kalian menjadi bersaudara." Ali r.a. berkata, "Suatu kaum dari tanah yang paling jauh, maka siapakah mereka itu kalaulah bukan aku dan Talhah?" Abu Mu'awiyah melanjutkan asar ini hingga selesai.
Waki' telah meriwayatkan dari Aban ibnu Abdullah Al-Bajali, dari Na'im ibnu Abu Hindun, dari Rab'i ibnu Khirasy hal yang semisal dengan asar ini. Di dalam riwayat ini disebutkan bahwa lalu ada seorang lelaki dari Bani Hamdan berdiri dan berkata,
"Allah lebih adil daripada hal itu, wahai Amirul Mu’minin." Maka Ali berteriak dengan teriakan yang keras, sehingga saya menduga bahwa gedung (tempat mereka berada) seakan-akan bergetar karena teriakannya, kemudian ia (Ali r.a.) berkata,
"Jika bukan kita, lalu siapa lagi mereka?" Sa'id ibnu Masruq telah meriwayatkan dari Abu Talhah, lalu ia mengemukakan hal yang semisal. Di dalam riwayatnya ini disebutkan bahwa Al-Haris ibnu A'war mengatakan kalimat tersebut. Maka Ali r.a.
berdiri dan menghampirinya, lalu memukul kepalanya (Al-Haris) dengan sesuatu yang ada di tangannya, seraya berkata, "Hai A'war, siapa lagikah mereka jika bukan kita?"Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari Mansur,
dari Ibrahim yang menceritakan bahwa Ibnu Jarmuz —pembunuh Az-Zubair— datang meminta izin masuk menemui Khalifah Ali r.a. Namun Ali menahannya dalam waktu yang cukup lama, kemudian memberinya izin untuk masuk.
Ibnu Jarmuz berkata kepada Ali, "Mengapa kamu menjauhi orang-orang yang tertimpa musibah?" Ali berkata, "Semoga mulutmu penuh dengan debu. Sesungguhnya aku berharap semoga aku, Talhah, dan Az-Zubair termasuk orang-orang
yang disebutkan Allah dalam firman-Nya: 'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan' (Al-Hijr: 47).”
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh As-Sauri, dari Ja'far ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari Ali.Sufyan ibnu Uyaynah telah meriwayatkan dari Israil, dari Abu Musa yang telah mendengar Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa
Ali pernah mengatakan, "Demi Allah, berkenaan dengan kita ahli Badar ayat ini diturunkan," yakni firman Allah Swt.: Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara
duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr: 47)Kasir An-Nawa telah mengatakan bahwa ia masuk menemui Abu Ja'far Muhammad ibnu Ali, lalu ia berkata kepadanya,-"Penolongku adalah penolong kamu,
perdamaianku adalah perdamaianmu, musuhku adalah musuhmu, perangku adalah perangmu. Aku bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah, apakah engkau berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar?" Abu Ja'far menjawab
dengan membacakan firman-Nya: sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk (Al-An'am: 56) "Hai Kasir, jadikanlah keduanya sebagai pemimpinmu,
dan apa saja yang menimpamu berada pada tanggung jawabku." Kemudian Abu Ja'far membacakan firman-Nya: sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr: 47)
Abu Ja'far menakwilkan bahwa mereka adalah Abu Bakar, Umar, dan Ali; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka.As-Sauri telah meriwayatkan dari seorang lelaki, dari Abu Saleh sehubungan dengan makna firman-Nya:
sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr: 47)Bahwa mereka berjumlah sepuluh orang, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Talhah, Az-Zubair, Abdur Rahman ibnu Auf,
Sa'd ibnu Abu Waqqas, Sa'id ibnu Zaid, dan Abdullah ibnu Mas'ud; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka.Firman Allah yang mengatakan, ""Mutaqabilin menurut Mujahid artinya sebagian dari mereka tidak membelakangi
sebagian yang lainnya. Sehubungan dengan masalah ini terdapat sebuah hadis marfu' yang menerangkannya.Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami
Hissan ibnu Hissan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, dari Ibrahim Al-Qaumasi, dari Sa'id ibnu Syurahbil, dari Zaid ibnu Abu Aufa yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw.
keluar menemui kami, lalu membaca firman-Nya: sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr: 47) Yakni merasa bersaudara karena Allah, sebagian dari mereka memandang sebagian yang lain.
Firman Allah Swt.:
{لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ}
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya. (Al-Hijr: 48)Artinya, tidak pernah merasa lelah dan tidak pernah sakit, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis dalam kitab Sahihain:
"إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُبَشِّرَ خَدِيجَةَ بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قصَب، لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ"
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku agar menyampaikan berita gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di dalam surga terbuat dari bambu, tiada kegaduhan di dalamnya dan tidak pula kelelahan. Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ}
dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya. (Al-Hijr:48)Semakna dengan yang diterangkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:
"يُقَالُ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَمْرَضُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَعِيشُوا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أبدا، وإن لكم أَنْ تُقِيمُوا فَلَا تَظْعَنُوا أَبَدًا"
Dikatakan kepada ahli surga, "Sesungguhnya kalian tetap sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya. Sesungguhnya kalian tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Sesungguhnya kalian
tetap muda dan tidak akan tua selama-lamanya. Dan sesungguhnya kalian tetap tinggal di dalam surga dan tidak akan pindah darinya selama-lamanya.”
{خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا}
mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya. (Al-Kahfi: 108) Firman Allah Swt.:
{نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الألِيمُ}
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (Al-Hijr: 49-50)Maksudnya, beritakanlah
—hai Muhammad— kepada hamba-hamba-Ku, bahwasanya Akulah Tuhan yang mempunyai rahmat dan yang mempunyai azab yang sangat pedih.Dalam pembahasan terdahulu telah diterangkan pembahasan yang semisal
dengan makna ayat ini, yang intinya menunjukkan bahwa ayat ini mengandung makna raja' (harapan) dan Khauf (ketakutan). Disebutkan pula mengenai penyebab turunnya ayat ini menurut riwayat Musa ibnu Ubaidah, dari Mus'ab ibnu Sabit
yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. melewati sejumlah orang dari kalangan sahabatnya yang sedang tertawa-tawa, maka beliau Saw. bersabda:
مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ يَضْحَكُونَ، فَقَالَ: "اذْكُرُوا الْجَنَّةَ، وَاذْكُرُوا النَّارَ". فَنَزَلَتْ: {نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الألِيمُ}
Ingatlah surga dan ingatlah pula neraka! Maka turunlah firman-Nya: Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku
adalah azab yang sangat pedih. (Al-Hijr: 49-50)Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Hadis ini berpredikat mursal.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ، حَدَّثَنِي الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمَكِّيِّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا مُصْعَبُ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: طَلَعَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من الْبَابِ الَّذِي يَدْخُلُ مِنْهُ بَنُو شَيْبَةَ، فَقَالَ: "أَلَا أَرَاكُمْ تَضْحَكُونَ؟ " ثُمَّ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الْحَجَرِ رَجَعَ إِلَيْنَا الْقَهْقَرَى، فَقَالَ: "إِنِّي لَمَّا خَرَجْتُ جَاءَ جِبْرِيلُ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ لِمَ تُقَنِّطُ عِبَادِي؟ {نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الألِيمُ}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnul Makki, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami
Mus'ab ibnu Sabit, telah menceritakan kepada kami Asim ibnu Abdullah, dari Ibnu Abu Rabah, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi Saw. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. muncul menemui kami
dari pintu yang biasa dipakai masuk oleh Bani Syaibah, lalu beliau Saw. bersabda, "Jangan sekali lagi aku melihat kalian dalam keadaan tertawa-tawa." Kemudian beliau berpaling, dan manakala beliau telah sampai di Hijir Ismail,
tiba-tiba beliau kembali kepada kami dengan langkah mundur, lalu bersabda: Sesungguhnya ketika aku keluar, Jibril datang dan berkata, "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah telah berfirman, 'Kami tidak akan membuat
hamba-hamba Kami berputus asa. Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azabKu adalah azab yang sangat pedih'."
Sa’id telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Hijr: 49) Menurut riwayatnya,
telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"لَوْ يَعْلَمُ الْعَبْدُ قَدْرَ عَفْوِ اللَّهِ لَمَا تَوَرَّعَ مِنْ حَرَامٍ، وَلَوْ يَعْلَمُ قَدْرَ عِقَابِهِ لَبَخَعَ نَفْسَهُ"
Seandainya seorang hamba mengetahui kadar pemaafan Allah, tentulah tidak segan-segan ia melakukan hal yang haram; dan seandainya seorang hamba mengetahui kadar azab Allah, tentulah ia menekan hawa nafsunya.
Surat Al-Hijr |15:46|
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ
udkhuluuhaa bisalaamin aaminiin
(Allah berfirman), "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman."
[Having been told], "Enter it in peace, safe [and secure]."
Dan dikatakan kepada mereka ("Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera) dengan perasaan yang aman dari setiap hal yang menakutkan. Atau masuklah
ke dalamnya dengan bersalam artinya, bersalamlah lalu masuklah (lagi aman") dari setiap hal-hal yang mengerikan.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 46 |
Penjelasan ada di ayat 45
Surat Al-Hijr |15:47|
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
wa naza'naa maa fii shuduurihim min ghillin ikhwaanan 'alaa sururim mutaqoobiliin
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
And We will remove whatever is in their breasts of resentment, [so they will be] brothers, on thrones facing each other.
(Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka) maksudnya semua perasaan dengki (sedangkan mereka merasa bersaudara)
lafal ikhwaanan ini menjadi hal tentang keadaan mereka (duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan) kalimat ayat ini pun menggambarkan tentang keadaan mereka;
artinya sebagian dari mereka tidak melihat kepada tengkuk sebagian yang lain karena tempat duduk mereka saling berhadap-hadapan.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 47 |
Penjelasan ada di ayat 45
Surat Al-Hijr |15:48|
لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ
laa yamassuhum fiihaa nashobuw wa maa hum min-haa bimukhrojiin
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.
No fatigue will touch them therein, nor from it will they [ever] be removed.
(Mereka tidak merasa lelah di dalamnya) tidak pernah merasa penat (dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya) untuk selama-lamanya.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 48 |
Penjelasan ada di ayat 45
Surat Al-Hijr |15:49|
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
nabbi` 'ibaadiii anniii anal-ghofuurur-roḥiim
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang,
[O Muhammad], inform My servants that it is I who am the Forgiving, the Merciful.
(Kabarkanlah) beritakanlah, hai Muhammad (kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka yang beriman.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 49 |
Penjelasan ada di ayat 45
Surat Al-Hijr |15:50|
وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
wa anna 'ażaabii huwal-'ażaabul-aliim
dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.
And that it is My punishment which is the painful punishment.
(Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku) terhadap orang-orang yang durhaka (adalah azab yang sangat pedih) sangat menyakitkan.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 50 |
Penjelasan ada di ayat 45
Surat Al-Hijr |15:51|
وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ
wa nabbi`hum 'an dhoifi ibroohiim
Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat).
And inform them about the guests of Abraham,
(Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim) yaitu malaikat-malaikat yang berjumlah dua belas malaikat, atau sepuluh malaikat, atau tiga malaikat yang salah satu di antara mereka adalah malaikat Jibril.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 51 |
Tafsir ayat 51-56
Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad, bahwa ceritakanlah kepada mereka kisah:
{ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ}
tamu-tamu Ibrahim. (Al-Hijr: 51)Lafaz الضَّيْفُ dapat dipakai untuk bentuk tunggal dan bentuk jamak sekaligus, perihalnya sama dengan lafaz الزَّوْرِ (dosa) dan السُّفْر (perjalanan),yaitu di saat:
{دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ}
masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, "Salam.”Berkata Ibrahim, "Sesungguhnya kami merasa takut kepada kalian.” (Al-Hijr:52)Yakni Nabi Ibrahim dan istrinya merasa takut kepada tamu-tamunya itu.
Disebutkan bahwa rasa takut timbul dalam hati Nabi Ibrahim kepada tamu-tamunya itu tatkala ia melihat tangan mereka tidak mau menyantap suguhan jamuan yang d isediakannya, yaitu anak sapi yang dipanggang.
{قَالُوا لَا تَوْجَلْ}
Mereka berkata, "Janganlah kamu merasa takut.” (Al-Hijr: 53)Al-wajal artinya al-khauf, yakni janganlah kamu takut kepada kami. Lalu mereka menyampaikan berita gembira kepada Ibrahim a.s. bahwa dia akan mendapat
seorang anak yang 'alim (pandai). Anak yang dimaksud adalah Ishaq a.s., seperti yang telah disebutkan di dalam surat Hud.Kemudian Nabi Ibrahim berkata dengari nada keheranan, mengingat usianya yang telah lanjut;
begitu pula usia istrinya, tetapi perasaan tersebut dibarengi dengan rasa ingin agar janji tersebut segera dinyatakan:
{أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُون}
Apakah kalian memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kalian kabarkan ini? (Al-Hijr: 54)
Maka mereka menjawabnya dengan nada yang tegas akan terealisasinya berita gembira yang mereka sampaikan kepadanya:
{قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ}
Mereka menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.” (Al-Hijr: 55)Sebagian ulama membacanya الْقَنِطِينَ.
Maka Ibrahim a.s. menjawab mereka, bahwa sesungguhnya dirinya tidaklah berputus asa, melainkan selalu berharap kepada Allah agar memberinya anak, sekalipun usianya telah lanjut, begitu pula istrinya.
Karena sesungguhnya Ibrahim a.s. mengetahui benar akan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya yang jauh lebih besar dari hal tersebut.
Surat Al-Hijr |15:52|
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ
iż dakholuu 'alaihi fa qooluu salaamaa, qoola innaa mingkum wajiluun
Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, "Salam." Dia (Ibrahim) berkata, "Kami benar-benar merasa takut kepadamu."
When they entered upon him and said, "Peace." [Abraham] said, "Indeed, we are fearful of you."
(Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, "Salam.") mereka mengucapkan lafal itu. (Berkata Ibrahim) ketika disuguhkan hidangan makanan
kepada mereka, akan tetapi mereka tidak memakannya ("Sesungguhnya kami merasa takut kepada kalian.") yakni merasa ngeri.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 52 |
Penjelasan ada di ayat 51
Surat Al-Hijr |15:53|
قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
qooluu laa taujal innaa nubasysyiruka bighulaamin 'aliim
(Mereka) berkata, "Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishaq)."
[The angels] said, "Fear not. Indeed, we give you good tidings of a learned boy."
(Mereka berkata, "Janganlah kamu merasa takut) merasa ngeri terhadap kami (sesungguhnya kami) adalah utusan-utusan Rabbmu
(memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang akan menjadi orang yang alim.") anak yang mempunyai ilmu yang banyak, yaitu Nabi Ishak, seperti yang telah kami sebutkan dalam surah Hud.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 53 |
Penjelasan ada di ayat 51
Surat Al-Hijr |15:54|
قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَىٰ أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ
qoola a basysyartumuunii 'alaaa am massaniyal-kibaru fa bima tubasysyiruun
Dia (Ibrahim) berkata, "Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?"
He said, "Have you given me good tidings although old age has come upon me? Then of what [wonder] do you inform?"
(Berkata Ibrahim, "Apakah kalian memberi kabar gembira kepadaku) dengan melahirkan seorang anak (padahal usiaku telah lanjut) kalimat ini menjadi hal; artinya padahal usia tua
telah kualami (maka dengan cara manakah) dengan cara apakah (terlaksananya berita gembira seperti apa yang kalian katakan itu") Istifham di sini mengandung makna takjub.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 54 |
Penjelasan ada di ayat 51
Surat Al-Hijr |15:55|
قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ
qooluu basysyarnaaka bil-ḥaqqi fa laa takum minal-qoonithiin
(Mereka) menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa."
They said, "We have given you good tidings in truth, so do not be of the despairing."
(Mereka berkata, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar) dengan sungguh-sungguh (maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.") putus harapan.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 55 |
Penjelasan ada di ayat 51
Surat Al-Hijr |15:56|
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
qoola wa may yaqnathu mir roḥmati robbihiii illadh-dhooolluun
Dia (Ibrahim) berkata, "Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat."
He said, "And who despairs of the mercy of his Lord except for those astray?"
(Ibrahim berkata, "Tiada) tidak ada (orang orang berputus asa) dapat dibaca yaqnithu dan yaqnathu (dari rahmat Rabbnya melainkan orang-orang yang sesat.") yakni orang-orang kafir.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 56 |
Penjelasan ada di ayat 51
Surat Al-Hijr |15:57|
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ
qoola fa maa khothbukum ayyuhal-mursaluun
Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?"
[Abraham] said, "Then what is your business [here], O messengers?"
(Berkata pula Ibrahim, "Apakah urusan kalian) yakni kepentingan kalian (hai para utusan").
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 57 |
Tafsir ayat 57-60
Allah Swt. berfirman menceritakan perihal Ibrahim a.s. setelah rasa takutnya lenyap dan mendapat berita gembira bahwa sesungguhnya dia balik bertanya kepada para utusan itu
tentang latar belakang dan tujuan kedatangan mereka kepadanya. Maka mereka menjawab:
{إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ}
Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa. (Al-Hijr: 58)Yang mereka maksud adalah kaum Nabi Lut. Lalu mereka memberitakan kepada Ibrahim a.s. bahwa mereka akan menyelamatkan keluarga Lut dari kalangan kaumnya,
kecuali istrinya; karena sesungguhnya istrinya termasuk orang-orang yang binasa bersama-sama kaumnya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{إِلا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَا إِنَّهَا لَمِنَ الْغَابِرِينَ}
kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya). (Al-Hijr: 60)Yakni termasuk orang yang tertinggal dan dibinasakan.
Surat Al-Hijr |15:58|
قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَىٰ قَوْمٍ مُجْرِمِينَ
qooluuu innaaa ursilnaaa ilaa qoumim mujrimiin
(Mereka) menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa,
They said, "Indeed, we have been sent to a people of criminals,
(Mereka menjawab, "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa) orang-orang kafir, yang dimaksud adalah kaum Nabi Luth, untuk membinasakan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 58 |
Penjelasan ada di ayat 57