Memakai Tabir (Penutup) Ketika Buang Hajat

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ حَرْبٍ الْمُلَائِيُّ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ الْحَاجَةَ لَمْ يَرْفَعْ ثَوْبَهُ حَتَّى يَدْنُوَ مِنْ الْأَرْضِ

Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abdus-Salam bin Harb Al Mula'i menceritakan kepada kami dari A'masy, dari Anas, dia berkata, "Jika Nabi SAW hendak buang hajat (besar atau kecil), maka beliau tidak mengangkat pakaiannya sehingga beliau dekat dari tanah. " Shahih: Shahih Abu Daud (11),

Silsilah Ahadits Ash-Shahihah (1071). Abu Isa berkata, "Demikianlah Muhammad bin Rabi'ah meriwayatkan hadits dari Al A'masy, dari Anas." Waki' dan Abu Yahya Al Himmani meriwayatkan dari Al A'masy, dari Ibnu Umar, dia berkata, "Apabila Nabi SAW hendak buang hajat,

maka beliau tidak mengangkat pakaiannya sehingga hampir menyentuh tanah." Kedua hadits tersebut mursal. Dikatakan, "Ia (A'masy) tidak mendengar dari Anas dan tidak juga dari seorang sahabat Nabi SAW. Ia telah melihat Anas bin Malik, ia berkata, "Aku melihat dia sedang shalat.

Lalu ia menyebutkan darinya cerita tentang shalat." Al A'masy adalah Sulaiman bin Mihran Abu Muhammad Al Kahili, dan ia adalah hamba sahaya mereka.

Al A'masy berkata, "Ayahku seorang yang kaya, lalu ia diwaris oleh Masruq."