Diperbolehkannya Berdusta dan Menipu dalam Peperangan

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ وَنَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَرْبُ خُدْعَةٌ

Ahmad bin Mani' dan Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Amru bin Dinar. Amru mendengar Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah SAW bersabda, Perang itu tipu muslihat". Shahih: Ibnu Majah (2833 dan 2834) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali, Zaid bin Tsabit, Aisyah, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Asma bin Yazid bin Sakan, Ka'ab bin Malik, dan Anas". Hadits ini adalah hasan shahih