Makan Daging Kelinci

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَنَسٍ قَال سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ أَنْفَجْنَا أَرْنَبًا بِمَرِّ الظَّهْرَانِ فَسَعَى أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلْفَهَا فَأَدْرَكْتُهَا فَأَخَذْتُهَا فَأَتَيْتُ بِهَا أَبَا طَلْحَةَ فَذَبَحَهَا بِمَرْوَةٍ فَبَعَثَ مَعِي بِفَخِذِهَا أَوْ بِوَرِكِهَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكَلَهُ قَالَ قُلْتُ أَكَلَهُ قَالَ قَبِلَهُ

Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin Zaid bin Anas, ia berkata, "Aku (Hisyam) pernah mendengar Anas berkata,

'Kami melihat jejak kelinci di Marr Azh-Zhahraan, kemudian para sahabat Nabi menyusuri di belakangnva. Aku kemudian menemukan kelinci (itu) dan aku (pun) menangkapnya. Aku kemudian membavvanya kepada Abu Thaihah.

Ia kemudian menyembelihnva dengan batu putih, lalu mengirimkan pahanya —atau pinggulnya— bersamaku kepada Rasulullah SAW beliau kemudian memakannya'. Aku (Hisyam) bertanya, 'Beliau memakannya?' Anas menjavvab, 'Beliau menerimanya'." Shahih: Ibnu Majah (3243) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwavat lain dari Jabir, 'Ammar, dan Muhammad bin Shafvvan —yang disebut Muhammad bin Shaifi—". Hadits ini adalah hasan shahih. Mayoritas ulama mengamalkan hadits ini;

Mereka berpendapat tidak ada larangan memakan daging kelinci. Namun ada sebagian ulama yang memakruhkan makan daging kelinci. Sebab menurut mereka daging kelinci itu berdarah.