Mengakhirkan Shalat Isya' yang Akhir

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُؤَخِّرُوا الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفِهِ

Hannad menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Umar, dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi SAW bersabda, 'Seandainya aku tidak menyulitkan umatku,

maka aku akan memerintahkan mereka untuk mengakhirkan shalat Isya' hingga sepertiga malam atau tengah malam'. " Shahih: Ibnu Majah (691)

Didalam bab ini terdapat hadits Jabir bin Samurah, Jabir bin Abdullah, Abu Barzah, Ibnu Abbas, Abu Sa'id AI Khudri, Zaid bin Khalid, dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata, "Hadits Abu Hurairah hasan shahih."

Pendapat itu yang dipilih oleh mayoritas ulama dari sahabat Nabi SAW, tabiin, dan selain mereka. Mereka berpendapat bolehnya mengakhirkan shalat Isya' yang akhir. Ahmad dan Ishaq setuju dengan pendapat tersebut.