Mendamaikan Orang-orang yang Bertikai
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أُمِّهِ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ عُقْبَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ بِالْكَاذِبِ مَنْ أَصْلَحَ بَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ خَيْرًا أَوْ نَمَى خَيْرًا
Ahmad bin Mani" menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, dari ibunya, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah (termasuk) pendusta orang yang mendamaikan manusia (yang berselisih), kemudian ia mengatakan (suatu perkataan yang mengandung kebaikan)
atau menyampaikan (perkataan itu untuk tujuan) kebaikan ". Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir (1196) dan Ash-Shahihah (545); Muslim Abu Isa berkata, "'Hadits ini adalah hasan shahih".
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ ح و حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ وَأَبُو أَحْمَدَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا وَالْكَذِبُ فِي الْحَرْبِ وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ و قَالَ مَحْمُودٌ فِي حَدِيثِهِ لَا يَصْلُحُ الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata... Mahmud bin Ghailan juga menceritakan kepada kami.
Bisyr bin As-Sari dan Abu Ahmad menceritakan kepada kami dan mereka berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim, dari Syahr bin Hausyab, dari Asma' binti Yazid, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Dusta itu tidak halal kecuali dalam tiga (hal): (1) seorang lelaki yang berbicara kepada isterinya untuk membuatnya ridha, (2) berdusta dalam peperangan, dan (3) berdusta untuk mendamaikan orang-orang (yang berselisih)'. "
Mahmud berkata dalam haditsnya, "Dusta itu tidak dibenarkan kecuali dalam tiga (hal) ". Shahih, kecuali sabdanya, "Untuk membuatnya ridha": Ash-Shahihah (545) Muslim. Seperti hadits Ummu Kultsum.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan. Aku tidak mengetahuinya bersumber dari hadits Asma' kecuali dari hadits Ibnu Khutsaim." Daud bin Hind meriwayatkan hadits ini dari Syahr bin Hausyab, dari Nabi SAW.
Namun Daud bin Hind tidak menyebutkan dalam hadits yang diriwayatkannya: "Dari Asma '". Hadits itu Juga diriwayatkan oleh Muhammad bin Al Ala', dari Abu Z'a'idah, dari Daud. Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Bakar.