Keringanan Berbincang-bincang Setelah Shalat Isya'
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْمُرُ مَعَ أَبِي بَكْرٍ فِي الْأَمْرِ مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ وَأَنَا مَعَهُمَا
Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Umar bin Al Khaththab, ia berkata,
"Rasulullah SAW pernah bercakap-cakap bersama Abu Bakar dalam suatu urusan kaum muslimin dan aku bersama keduanya. " Shahih: Ahadits Shahihah (2781)
Di dalam bab ini terdapat hadits dari Abdullah bin Amr, Aus bin Hudzaifah, dan Imran Hushain. Abu Isa berkata, "Hadits Umar adalah hasan."
Al Hasan bin Ubaidillah meriwayatkan hadits ini dari Ibrahim, dari Alqamah, dari seorang laki-laki dari suku Ju'fi yang bernama Qais atau Ibnu Qais, dari Umar, dari Nabi SAW ...hadits ini ada dalam kisah yang panjang.
Ahli ilmu dari para sahabat Nabi SAW, tabiin, dan orang-orang setelah mereka berbeda pendapat mengenai bercakap-cakap setelah shalat Isya' yang akhir.
Sebagian mereka membenci hal itu dan sebagian mereka memberikan keringanan selama masih dalam koridor ilmu dan keperluan yang sangat penting.
Sebagian hadits menunjukkan adanya keringanan. Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada bercakap-cakap kecuali bagi orang yang shalat atau musafir. "